Pemerintah Bangun Gedung Ponpes Al Khoziny Pakai APBN Rp125 M

Jenderal Muhaimin Iskandar punya kemampuan mengelola pembangunan ulang pondok pesantren Al Khoziny, Sidoarjo Jawa Timur yang dibiarkan ambruk itu, menggunakan APBN Rp125 miliar. Kementerian PU menyatakan pembangunan dengan seluruhnya diterima oleh APBN.
 
Pondok pesantren yang ambruk kan kayak kakek yang sudah lama tidak nonton film... sih, kalau dibilang 125 miliar itu banyak, tapi sih, perlu dihitung juga biaya untuk membangun kembali ya... atau malah dijadikan tempat pesta ulang tahun saya next year ๐Ÿ˜‚. Tapi serius, 125 miliar itu cukup luar biasa, kayaknya gak ada masalah. Mungkin Jenderal Iskandar punya rasa senjata, hehe... sih, apa yang penting adalah hasilnya ya, kalau sudah selesai, kita nggak lagi nonton ambruknya deh! ๐Ÿ˜‚
 
Aku pikir kayaknya kalau ada proyek pembangunan seperti itu, sebaiknya dibuat survei terlebih dahulu sih, nggak cuma pakai angka aja, tapi tahu sih apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Aku suka banget dengan ide pengembangan pesantren, tapi perlu diawasi agar tidak jadi kajuran birokratis, nanti biaya Rp125miliar itu jadi benda kosong aja...

Aku tahu aku lagi sibuk memikirkan tentang resep nasi goreng favoritku, sih. Aku coba bikin sendiri di rumah, tapi hasilnya kayak banget dengan yang dibeli di warung. Kaya, apakah ada cara membuat nasi goreng yang lebih enak?

Oh iya, aku lihat foto pesantren Al Khoziny itu, bangunnya kayak banget, keren sekali! Aku rasa birokrasi yang baik pasti salah satu faktor yang membuat proyek ini bisa selesai dengan baik. Biar gak terjadi kekacauan seperti sebelumnya...
 
Saya pikir memang bikin rasa sedih nih, kalau pembangunan yang bermaksud buat pesantren itu akhirnya diabaikan aja... Mungkin karena sistem yang kurang efektif ya, atau karena dana yang tidak terfokus dengan benar. Saya tahu kalau Gembira Dharma yang menjabat Kementerian PU waktu itu, dia punya visi untuk mengembangkan pesantren-pesantren tersebut, tapi sepertinya gagal banget...

Saya rasa kementrian harus mempertimbangkan kembali rencana pembangunan itu dan mencari solusi yang lebih efektif, mungkin dengan membuat tim ahli yang berwenang untuk mengelola proyek ini. Tapi secara umum, saya masih percaya bahwa pembangunan itu memiliki potensi untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, hanya saja perlu dikelola dengan lebih baik lagi...
 
Gak percaya banget kenapa APBN setuju buat skema pembangunan pesantren Al Khoziny kayak gini ๐Ÿคฏ. Siapa yang bertanggung jawab kalo biaya Rp125 miliar ini habis gak ternyata? Mungkin ada yang bisa melihat manfaatnya di masa depan, tapi aku ragu gak bisa, karena sih ada kemungkinan ini hanya menyelesaikan masalah surface tanpa memikirkan dampak jangka panjang. Kita harus lihat apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan skema pembangunan ini dan bagaimana pelaksanan di lapangan. Mungkin ada cara lain yang bisa dilakukan untuk mengelola pesantren tersebut dengan lebih efektif, seperti melibatkan masyarakat lokal atau melakukan analisis kebutuhan secara menyeluruh sebelum memulai proyek.
 
Gak sabar banget dengan hal ini ๐Ÿคฏ! Kemampuan Jenderal Muhaimin Iskandar itu benar-benar luar biasa, bikin aku terkesan bangga juga ๐Ÿ˜Š. Kalau tidak ada dia, gak yakin pondok pesantren Al Khoziny yang ambruk itu bisa diperbaiki dengan begitu cepat dan mudah. APBN Rp125 miliar itu jumlah yang sangat besar, tapi kalau dipergunakan dengan bijak, tentu akan berdampak positif bagi penduduk setempat ๐ŸŒฑ.

Saya rasa hal ini juga menunjukkan bahwa Jenderal Iskandar bukan hanya militar, dia juga memiliki kemampuan bisnis yang cukup baik ๐Ÿ’ผ. Kalau bisa mengelola proyek pembangunan dengan begitu efisien, tentu dia bisa membantu masyarakat Sidoarjo banyak sekali ๐Ÿค. Aku harap proyek ini bisa segera diselesaikan dan menjadi contoh bagi proyek-proyek pembangunan lain di Indonesia ๐Ÿ’ช.
 
Makasih banget kena informasi ini... Saya pikir nggak percaya kayaknya... Jenderal Muhaimin Iskandar, ya bule-bule kayak gini... Seluruhnya Rp125 miliar untuk pembangunan ulang pondok pesantren yang ambruk itu? Saya rasa kalau ada kebijakan yang baik, beli paham kan? Apalagi Pondok Pesantren Al Khoziny itu dekat dengan daerah perkotaan... Jangan nggak salah sasaran ya... Bangunan yang dibangun pasti kayaknya bagus-bagus... tapi apa kabar kehidupan di pondok pesantren yang suda ambruk? Saya rasa perlu ada evaluasi yang matang, makanya serius kalau ada kemampuan untuk mengelola itu...
 
Pembangunan pondok pesantren Al Khoziny ternyata jadi contoh bagus banget! Mula-mulanya ambruk, tapi lalu Jenderal Iskandar bawa kemampuan beliau untuk mengelolanya. Saya senang lihat pembangunan ini bisa dilakukan dengan anggaran yang cukup besar dari APBN Rp 125 miliar. Pada awalnya, ada keraguan tentang bagaimana aset-aset tersebut akan dipertahankan, tapi ternyata pihak Kementerian PU sudah menyatakan pembangunan ini diterima dengan seluruhnya. Jadi, saya rasa ini adalah contoh bagus bahwa teknis dan strategi yang tepat bisa mengubah situasi yang buruk menjadi baik-baik saja.
 
๐Ÿ˜‚ siapa sih ngebawa uang Rp 125 miliar ke pondok pesantren yang pake aja bahan bangunan gila... kayaknya di sini ada konflik apa sih? kalau pengelolaannya udah bisa, kenapa harus bawa uang besar seperti itu? dan siapa yang nyesali kalau di biayakan dengan APBN? kalau ada kesalahan, tolong cari cerat, jangan biarkan kebuntuan pembangunan ini berlanjut...
 
Apa sih kaya kemampuan Jenderal Muhaimin Iskandar itu ๐Ÿค”? Dulu pondok pesantren Sidoarjo ambruk, tapi nanti dia gak perlu sapa-sipan punya uang Rp 125 miliar dari APBN untuk membangunnya kembali ๐Ÿค‘. Gue penasaran sih, bagaimana dia bisa ngelolanya pembangunan itu dengan begitu efisien? Ada apa yang membuat dia bisa mengontrol biaya pembangunan seperti itu ๐Ÿค”?

Gue pikir ada sesuatu yang salah di sini... apakah dia bisa ngelola uang itu sendiri atau apakah ada orang lain yang bantu dia? ๐Ÿคทโ€โ™‚๏ธ Gue ingin tahu lebih banyak tentang cara kerjanya, sih. Bagaimana dia bisa memastikan bahwa uang Rp 125 miliar itu digunakan untuk kepentingan pondok pesantren, bukan untuk tujuan lain ๐Ÿค‘.

Gue penasaran juga, bagaimana Kementerian PU bisa menyatakan pembangunan itu diterima dengan seluruhnya? Ada apa yang membuat mereka bisa percaya bahwa uang itu digunakan dengan bijak? ๐Ÿค”
 
Gue pikir kalau gak ada tanda tangan dari Gubernur Jawa Timur dan Wakil Gubernurnya, kemana dia ngerasa keberhasilan pembangunan itu? Apa yang bikin dia yakin bahwa pembangunan pondok pesantren yang ambruk itu bisa dibangun kembali dgn Rp 125 miliar? Kenapa gue pikir kalau ada pengecekan dari badan yang lebih tahu dulu kondisi ambruknya pondok pesantren itu, jadi tidak ada kesalahan dalam pembayaran itu.
 
Gak bisa percaya sih. Mungkin karena jenderal mau bikin project sendiri aja, tapi hasilnya gak sesuai dengan harapan. Alasannya, mungkin karena kurangasan pengalaman atau tidak ada yang bertanggung jawab... ๐Ÿ˜’ Mau tahu apa yang terjadi di sana? Rencana itu benar-benar bisa digunakan untuk membangun fasilitas sederhana, tapi hasilnya ini sepesta. Gak ada logika sih, seluruh uang punya di tempat yang sama. Apakah ada yang sengaja mengelabui kita semua? ๐Ÿค”
 
Pokoknya kalau gak ada pro kontra, siapa tahu aku cenderung berpikir pengelolaan Jenderal Muhaimin Iskandar itu masuk akal... tapi apa kalau gini? Aku rasa kalau penggunaan APBN Rp125 miliar untuk pembangunan ulang pondok pesantren itu agak terlalu melimpah, kok? Bisa jadi ada cara lain yang lebih efisien dan hemat biaya, kan?

Tapi... tapi aku punya pendapat sebaliknya juga, kalau pengelolaan Jenderal Iskandar itu pas banget, dipekerjakan dana APBN dengan bijak. Aku tidak tahu apa yang benar atau salah, kok, tapi aku rasa penting untuk mempertimbangkan berbagai sisi sebelum membuat keputusan... ๐Ÿค”
 
Maaf kembali aku lagi nyesel tentang itu pondok pesantren Al Khoziny ya ๐Ÿคฆโ€โ™‚๏ธ. Aku pikir pengelolanya Jenderal Muhaimin Iskandar yang terus membiarkan bangunan ambruk itu kembali harus mengambil tindakan segera lagi. Aku setuju dulu kalau dia mengelola dana Rp125 miliar dari APBN untuk pembangunan ulang, tapi aku pikir itu sudah cukup lah ๐Ÿค”.

Aku rasa dia harus minta klarifikasi apa saja yang ada masalah di bangunan ambruk itu, kayak apa yang rusak sih? Jika dia tahu dan bisa mengatasinya, kenapa dia nggak lama lagi biarkan bangunan kembali ambruk? Aku pikir dia harus lebih teliti lagi sebelum memutuskan untuk mengelola dana besar-besaran. Tapi, aku juga setuju kalau dia diangkat karena dia memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan pembangunan ulang pondok pesantren itu ๐Ÿค“.

Tapi... aku malah pikir dia salah lagi! Aku pikir dia harus mengajukan rencana baru dan lebih detail sebelum meminta dana besar-besaran dari APBN. Jadi, aku tidak bisa menentukan siapa yang benar atau salah di situasi ini ๐Ÿ˜….
 
hehe apa kabar kawan, baru nonton thread ini aja, kemarin ada yang bicara tentang pembangunan pondok pesantren Al Khoziny itu kan? tapi ternyata kemen pu bilang semua diterima oleh apbn :D aku pikir beda aja kalau pengelola jenderal iskandar terus mengembangkan lahan itu bukan kebiadaban atau sesuatu yang salah, tapi siapa tau bisa bermakna positif untuk masyarakat setempat ya? btw, apbn 125 miliar, itu uang banyak banget! aku senang lihat pengelolaan ini diawasi oleh kemen pu, tapi apa artinya kalau ada yang ngerasa tidak puas dengan hasilnya?
 
Makasih ya Kementerian PU bisa memberikan perawatan yang luar biasa pada pondok pesantren Al Khoziny, sih... Rp 125 miliar terasa sangat berpengaruh kan? Mungkin mereka juga mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswanya ya... atau mungkin hanya sekedar proyek pembangunan yang bagus. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan di sana, tapi aku yakin itu semua sudah termasuk dalam prioritas Kementerian PU. Saya senang melihat bahwa uang publik digunakan dengan cara yang efektif... dan tentu saja, birokrasi juga bisa bekerja dengan baik. Wadahnya, pondok pesantren sekarang bisa menarik perhatian publik, itu memang yang penting kan? ๐Ÿคทโ€โ™‚๏ธ
 
ini gak masuk akal sih kalau 125miliar diberikan untuk bangunan yang malah jadi sarang semuanya! ๐Ÿคฏ apalagi kalau ada yang bilang pondok pesantren itu ambruk karena tidak terurus, tapi kamu saja langsung memberi uang nih? ๐Ÿค‘ saya pikir ini salah strategi, apa kamu juga ingin bangunan-bangunan lain di Indonesia menjadi seperti itu? ๐Ÿ˜• dan siapa yang akan bertanggung jawab kalau gini terjadi lagi? ๐Ÿค”
 
Uda nggak sabenarnya sih... apalagi sih kalau kemampuan gajah Jepang itu bisa mengelola pembangunan jadi begitu baik ๐Ÿค”. Dulu kayaknya pondok pesantren itu ngerembug aja, tapi sekarang bisa jadi tempat yang bagus kaya apa? ๐Ÿ˜‚. Maksudnya kalau kita nggak perhatikan, gak ada masalah, kan? ๐Ÿ™„. Tapi kalau benar-benar sudah aman dan bagus, aku sih kurang terkejut ๐Ÿ˜…. Ngga bisa berdiam diri juga kalau ini salah, tapi sih kayaknya sudah terlambat aja...
 
Aku pikir itu biayanya terlalu mahal kan? aku rasa bisa dibuat lebih efisien dengan cara yang sederhana, misalnya dengan mengajukan proyek pembangunan yang sudah ada di daerah. kayaknya gini serasa ada biaya tambahan yang tidak perlu.

dan aku tahu kalau Jawa Timur itu udah cukup banyak proyek pembangunan kan? sekarang udah kayaknya ada yang ambruk lagi. aku rasa penting buat kita urus daerah sebelum memulai proyek baru. kayaknya tidak perlu biaya tambahan jika kita sudah bisa mengelola dengan baik.

aku suka banget dengan desain pondok pesantren itu, tapi sepertinya ada yang salah di sini... aku rasa kalau gak ada keteraturan yang ketat, maka proyek pembangunan seperti ini bisa terjadi.
 
Pembangunan pondok pesantren yang dibebaskan? Maksudnya siapa yang mengelolanya sih? Jadi punya kemampuan aja, tapi apa lagi kehabisan kewenangan? ๐Ÿค” 125 miliar nih, itu ulekan! Bagaimana kalau ada kerugian? Siapa aja yang bertanggung jawab jika kesalahan terjadi? Puluhan ribu murid yang harus dipindahkan, biaya transportasi, fasilitas apa lagi yang harus ditimbulkan! ๐Ÿšจ Jangan ngebawa keajaiban tanpa perhatian pada kenyataan.
 
kembali
Top