MKMK: Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral

Arsul Sani Dalam Penegakan Sapta Karsa Hutama, Beliau Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral. Majelis Kehormatan (MKMK) menolak mengesahkan kelulusan Arsul Sani sebagai hakim konstitusi karena tak memiliki bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa beliau telah melakukan pemalsuan dokumen ijazah doktoral.

Dalam sidang MKMK, Arsul hadir dengan membawa dokumen ijazahnya dan menunjukkannya ke majelis. Namun, Majelis tidak memiliki sumber daya untuk menilai otentisitas dokumen tersebut. Mereka hanya memandang sikap terbuka dari Arsul yang menunjukkan kemewahan dalam menerima pers dan menyampaikan informasi kepada publik.

Dalam kesempatan konferensi pers, Arsul menjelaskan kronologis kuliah doktoralnya dan menunjukkan ijazahnya di hadapan jurnalis. Majelis juga mempertimbangkan keterangan Arsul bahwa ia menghadiri upacara wisuda di universitas Warsaw Management University, Polandia pada Maret 2023.

Dalam hasil sidang, MKMK menyimpulkan bahwa dokumen ijazah dari Collegium Humanum bersifat otentik. Dengan kata lain, Majelis tidak menemukan adanya pemalsuan dokumen berupa ijazah pendidikan doktoral yang dilakukan oleh Arsul.

Namun, anggota MKMK Yuliandri menjelaskan bahwa beliau menemukan fakta bahwa Arsul telah mengajukan penelitian disertasinya dan ada bukti adanya korespondensi bimbingan melalui e-mail dengan supervisornya. Majelis menyimpulkan bahwa Arsul telah melakukan proses penelitian yang patut dan layak untuk meraih gelar doktoral dari Collegium Humanum.

Dalam kesimpulan, MKMK menyatakan bahwa Arsul Sani tidak terbukti melakukan perbuatan yang diduga melanggar etik berkaitan dengan pemalsuan dokumen ijazah doktoral dalam memenuhi salah satu syarat sebagai hakim konstitusi.
 
Gue rasa ini sangat menyerupai kehidupan nyata, siapa tahu beliau yang benar-benar bersalah tapi hanya dibantu oleh keputusan panas roo dan birokrasi yang terlalu lembab... Aku pikir jadi seperti itu juga kalau harus menghadapi kesalahan kita sendiri, tapi jangan salah kita tidak punya kebaikan hati untuk membiarkan orang lain kita pergi dengan 'tidak terbukti'.
 
oke guys, marenah sih kasus Arsul Sani, tapi aku pikir ini lebih seperti keliru aja kalau diunggah ke media dan kemudian diambil kesimpulan salah πŸ€”. makasih informasi dari MKMK yang benar-benar jujur tentang fakta, tapi apa sih yang membuat Arsul Sani menjadi target? πŸ€·β€β™‚οΈ

sebenarnya aku pikir lebih penting untuk lihat hasil penelitian dan proses yang diikuti oleh Arsul Sani, bukan hanya dokumen ijazahnya. apakah kita bisa melihat apa yang dipublikasikan oleh Collegium Humanum? πŸ“š

saya ingin melihat grafik penelitian Arsul Sani di Polandia, misalnya bagaimana hasilnya dan apa yang disampaikannya kepada majelis. mungkin itu bisa memberi kita gambaran lebih jelas tentang situasi ini πŸ“Š.

dan pertanyaan lainnya, mengapa MKMK tidak menemukan bukti adanya pemalsuan dokumen? πŸ€” seharusnya mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan penelitian yang lebih dalam? πŸ“ˆ
 
Gue rasa Arsul Sani harusnya bersabar dulu, karena siapa tahu punya masalah yang sama gue juga pernah pengalaman. Gue pikir kesalahan dokter itu bisa diatasi dengan caranya sendiri, atau cari bantuan dari orang lain, tapi bukan dengan menuduh orang lain. Saya bayangkan kalau gue salah seperti itu, siapa yang mau mempercayainya? πŸ€”
 
Arsul Sani ini kayaknya benar-benar profesional, tapi siapa tahu ada yang terus mengejar dia nanti πŸ˜…. Maksudnya kalau pun ada kesalahan di masa lalu, dia sudah berusaha untuk memperbaikinya dan bahkan sudah memberikan bukti nyata tentang penelitiannya. Yang penting adalah dia tidak terbukti melakukan kejahatan yang diduga. Saya rasa ini juga bisa jadi pelajaran bagi orang lain yang suka membuat skandal πŸ€”πŸ’‘.
 
kaya gitu sih, Arsul Sani malah bisa hidup nyaman bareng kelulusannya, kayak ada bukti-bukti yang cukup kaya sih tapi MKMK masih ragu-ragu πŸ˜‚. tapi aku rasa kalauArsul udah menjelaskan dengan jelas tentang lulusannya, kamu aja mau percaya atau tidak? πŸ€” kayaknya justru Arsul yang jujur banget, sihπŸ™.
 
[GIF: Seorang orang Indonesia sedang berlari dengan senyum, lalu menghentak kaki ke sebuah laptop yang terbuka dengan dokumen ijazah doktoral]

[Emoji: πŸ€”] Aku pikir kalau asusila Arsul Sani ini apa sih? Beliau nggak punya bukti nyata bahwa dia sudah lulus doktoral, tapi dia aja nggak mau nyesel kan? πŸ˜‚[GIF: Seorang orang sedang tersenyum dengan senyum manis]

[Emoji: πŸ€·β€β™‚οΈ] Aku rasa MKMK ni punya cara sendiri untuk menilai kalian kalau ingin menjadi hakim konstitusi. Beliau nggak terbukti melakukan apa-apa, tapi dia tetap bisa jadi hakim kan? πŸ™ƒ[GIF: Seorang orang Indonesia sedang berdiri di hadapan pengadilan dengan senyum percaya diri]
 
Gue penasaran juga apa itu sikap terbuka, tapi kalau bikin informasi public kan harus ada bukti juga ya... tapi yang penting adalah Arsul Sani tidak terbukti melakukan pemalsuan dokumen ijazah doktoral, jadi kita harus percaya dia. Kita harus belajar untuk tidak membedakan antara orang yang memiliki penampilan yang bagus dan yang benar-benar baik hati.
 
Gue penasaran gak siapa yakin sih kalau Arsul Sani bisa buat doktoral di luar negeri, tapi apa benar kalau dia udah punya bakat ngajukan penelitian yang patut bareng supervisornya πŸ€”. Tapi, sepertinya Majelis Kehormatan (MKMK) gak terlalu yakin kalau dokumen ijazah Collegium Humanum otentik atau apa, kayaknya harus ada cara lain buat memastikan keaslian dokumen itu πŸ“.
 
Wahhh, kabar gembira banget! Arsul Sani tidak terbukti melakukan penipuan doktoral πŸ˜‚. Aku senang banget karena ini artinya beliau bisa menjadi hakim konstitusi! Moga-moganya aku bisa temen dengannya di istana 🀩. Tapi aku pikir ini juga perlu dilakukan, ya, agar ada orang yang benar-benar layak menjadi hakim konstitusi πŸ™. Aku senang banget karena ada proses yang jujur dan transparan, mungkin kalau tidak seperti itu, beliau pasti akan terus berbohong 😳. Sekarang aku semakin percaya bahwa Arsul Sani adalah orang yang benar-benar layak menjadi hakim konstitusi! πŸ‘
 
Arsul Sani gini juga nyaman banget nih... beliau punya dokumen ijazahnya aja, tapi Majelis kurang bisa ngujilah kebenarnya dokumennya πŸ€”. Ada bukti yang cukup tentang Arsul melakukan penelitian dan semua ini susah untuk dibuktikan dengan satu-satunya sumber daya Majelis πŸ€‘. Tapi aneh juga, kalau dokumen ijazahnya benar-benar otentik, kenapa Arsul harus membawanya ke hadapan Majelis? πŸ€·β€β™‚οΈ Semua ini terasa macet dan tidak adil 😐
 
Arsul Sani akhirnya bebas πŸ˜… dari tuduhan palsukan ijazah doktoral. Kenapa masih banyak orang yang berpikir bahwa beliau palsu? Biasanya sih ada bukti yang cukup untuk menentukan apakah seseorang palsu atau tidak, tapi di kasus ini, Arsul malah membawa semua dokumen ijazahnya ke sidang MKMK. Saya pikir masih banyak hal yang tidak jelas dari sidang ini... misalnya sih bagaimana Majelis bisa menilai otentisitas dokumen tersebut? πŸ€”
 
Arsul Sani kok bisa jadi benar-benar lulus doktoral ya? Makasih MKMK yang sabar-sabaran memeriksa dokumennya πŸ™. Nanti aja Arsul bisa menjadi hakim konstitusi yang baik dan bijak, dan aku senang bisa menonton prosesnya di TV πŸ“Ί.
 
Maksudnya, kalo gak ada bukti nyata kalau Arsul Sani bilang ibu-ibu doktoral-nya palsu, tapi dia sendiri aja yang tega-tega kalau beliau sudah lulus. Anyeatnya, kalau dia nanti jadi hakim, apa kabar kalo ada kasus tentang doktoral-nya? Maksudnya, gak ada bukti yang cukup untuk menilai keaslian doktoral Arsul. Kalo dijawab dengan chart, kemungkinan besar 75% dari doktoral Arsul Sani memang asli, tapi 25% lagi belum diawasi oleh Majelis. πŸ“ŠπŸ‘€
 
gak ngerti siapa gini, apalagi kalau si Arsul Sani, kayaknya dia justru serius aja dengar kisahnya... tapi siapa tahu, yang penting adalah dia tidak terbukti melakukan sesuatu yang salah kan?

kira-kira di mana si Collegium Humanum itu? kayaknya ada di luar negeri atau apa? dan si Arkum (ops si Arsul Sani) udah pergi ke Polandia juga? kayaknya dia kayaknya punya banyak pengalaman...
 
ini kabar gembira! Arsul Sani diterima jadi hakim konstitusi πŸ™Œ tapi kenapa lagi harus ada penelitian yang panjang dan ribet? kan seharusnya cukup dengan dokumen ijazah aja, apa kebutuhan bukti-bukti lainnya? di Indonesia keren kalau orang bisa langsung terima jadi pejabat tanpa perlu banyak proses lagi πŸ˜’. tapi sepertinya hal ini juga bagus, karena sekarang ada bukti yang cukup untuk memastikan bahwa Arsul benar-benar punya ijazah doktoralnya πŸ€”.
 
Arsul Sani ini kayaknya gak perlu khawatir, kalau tidak ada bukti pasti tidak ada masalah. tapi ayo coba tahu dulu siapa Collegium Humanum itu, dan bagaimana caranya Arsul bisa lulus di sana? aku pikir ini penting untuk diinvestigasi lebih lanjut, karena kalau dokumen ijazahnya otentik bukan berarti dia gak pernah melakukan apa-apa yang salah. aku rasa MKMK ini kayaknya terlalu cepat dalam memutuskan masalahnya. apa ada yang lain yang bisa di lihat? πŸ€”
 
Arsul Sani ini kayaknya benar-benar gak punya alasan buat berasumsi dia melanggar etika πŸ€”. Ia ngaku punya ijazah doktoral tapi Majelis Kehormatan malah beliau yang harus membuktikan kenyataannya πŸ“. Tapi, sepertinya Arsul ini gak salah paham tentang apa yang diharapkan dari Majelis. Ia ngaku punya bukti-bukti tapi gak jelas mengapa Majelis malah berasumsi dia melanggar etika πŸ€·β€β™‚οΈ. Saya rasa ini gampang banget untuk Arsul, dia harus lebih jujur dan transparan dalam pengelolaannya πŸ“Š.
 
kembali
Top