Wamenkes Ungkap Hasil Investigasi Kasus Bumil Meninggal di Papua

Kasus Ibu Hamil Meninggal di Papua, Apa yang Sempat Dipilih?

Menurut Wamenkes, Kemarin di Jayapura ada ibu hamil bernama Irene Sokoy yang datang ke rumah sakit pertama dan menemukan tidak ada dokter. Dia kemudian dipindahkan ke tempat kedua dan ketiga karena kondisinya tidak memungkinkan melahirkan secara normal.

Irene ternyata memiliki anak yang berusia tiga tahun, dan kondisinya memang sudah sangat parah. Menurut Wamenkes, dari hasil investigasi awal mereka menemukan bahwa dokter pertama yang dituju Irene hanya memiliki satu dokter sedang cuti di saat itu.

"Ada pelayanan yang ada di tempat tersebut tidak ada. Setelah itu, Irene dipindahkan ke tempat kedua dan ketiga," katanya kepada wartawan.

Rumah sakit kedua juga ternyata memiliki kelas operasi yang penuh. Wamenkes mengaku bahwa proses investigasi harus dilakukan dengan hati-hati untuk tidak menyalahkan tenaga kesehatan yang bertugas.

Sementara itu, Wamenkes menyebutkan bahwa Irene memang sudah disarankan melakukan operasi sebelumnya karena berat bayinya lebih besar daripada pinggulnya.
 
Gue penasaran apa yang bisa dilakukan pihak kesehatan supaya gini terjadi lagi di Papua. Bayangkan ibu hamil 3 tahun lama, kondisinya sudah sangat parah, dan masih harus cari tempat kedua dan ketiga karena tidak ada dokter siap! Sapa nanti yang bertanggung jawab kalau ini terjadi? Kita harus perhatikan lebih dulu keamanan pasien yang sedang hamil, ya...
 
Gue pikir kasus ini pasti gini, dokter pertama yang dituju Irene harus bertanggung jawab atas kesalahannya. Jika tidak ada dokter saat itu, bagaimana bisa Irene menemukan tempat kedua dan ketiga? Gue rasa ada perlu dilakukan investigasi lebih lanjut tentang apa yang terjadi saat itu, bukan hanya menyalahkan tenaga kesehatan yang bertugas. Dan gue juga pikir pemerintah harus melibatkan organisasi-organisasi kesehatan internasional agar bisa bantu Indonesia dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Papua. Kalau tidak, kasus ini akan terulang lagi dan pasti ada korban yang lebih banyak πŸ€•
 
Makasih dulu kaya... kasus ini terlalu buat nyesal. Apa yang bikin begitu banyak kesalahannya? Pertama, dokter yang pertama kali datang ke Irene sama-sama tidak siap. Kemudian, apakah rumah sakit kedua dan ketiga itu juga siap sekali? Tapi, apa kira-kira kondisi ibu hamil itu sendiri? Seharusnya ada prioritas dalam membantu ibu hamil yang sedang hamil dan paruh.

Saya pikir, apa yang terpenting adalah tidak ada dokter di tempat pertama. Kenapa tidak ada lagi pilihan? Apakah mereka benar-benar tidak siap untuk membantunya? Ini bukan masalah dokter, tapi masalah sistem yang salah... πŸ˜’
 
πŸ˜• Ini tapi sama kayak cerita rakyat, kalau ibu hamil tidak bisa mendapatkan pelayanan yang tepat di rumah sakit... gimana nih caranya biar pasien terus bersemangat kelahiran bayinya? πŸ€” Maksudnya, ada dokter yang cuti dan lain-lain, tapi apa ada tindakan yang lebih dari itu? πŸ€·β€β™€οΈ Bayangkan kalau ibu hamil itu sudah siap-siap untuk melahirkan, tapi tidak ada dokter yang bisa membantunya... ini gak bisa dipungut biaya, kan? πŸ˜“

Saya rasa ini perlu ada langkah tambahan agar pasien seperti Irene bisa mendapatkan pelayanan yang baik dan benar. Mungkin ada kesempatan untuk memperbaiki sistem di rumah sakit tersebut atau bahkan ada tindakan hukum yang bisa diambil terhadap dokter yang tidak beroperasi πŸš”. Saya harap ada penyelesaian yang cepat dan baik bagi ibu hamil Irene dan keluarganya πŸ’•
 
Wahhh gini aja ya?! Kenapa dokter itu ga ada di tempat pertama? Saya rasa ini bukannya kesalatan dokter yang bersangkutan, tapi sistem kesehatan Papua yang tidak lengkap kayak apa-apa! Saya pikir kalau ibu hamil punya masalah kesehatannya, dia harus bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan cepat. Tapi siapa tahu kemarin ada dokter cuti di tempat itu, tapi ini bukan cuma soal kesalahan dokter, tapi juga tentang kekurangan fasilitas dan perawatan yang ada di Papua. Saya rasa pemerintah harusnya segera memperhatikan hal ini agar tidak terulang lagi hal seperti ini!
 
Gue jadi penasaran kenapa ada dokter yang cuti di saat itu? Gue pikir ada yang harus bertanggung jawab, tapi gue rasa gak ada bukti ya... Nah, gue hanya ingin tahu, apa ada yang bisa dilakukan di masa depan untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi? Mungkin perlu ada rencana cadangan dokter atau sesuatu? Gue harap ini bisa menjadi pelajaran bagi mereka... πŸ€”
 
Gampang gitu ya, kalau gini happen, harus ada sistem yang jelas banget sih! Kalau dokter pertama hanya memiliki satu dokter sedang cuti, itu sangat tidak profesional, sih! Dan kemudian Irene dipindahkan ke tempat kedua dan ketiga karena kondisinya tidak memungkinkan melahirkan secara normal... ini bikin aku bingung banget! πŸ€” Gue rasa ada kesalahan yang terjadi di dalam sistem perawatan umum, harus ada peluang untuk perbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan pasien, ya! πŸ’»
 
Gue pikir hal ini sangat jujur, tapi gue juga pikir ada kesalahan dalam sistem pelayanan kesehatan di Papua. Jika dokter sedang cuti, itu artinya ada kesempatan untuk mempersiapkan dokter lain sebelum pasien datang. Gue pikir pemerintah harus meninjau ulang sistem ini agar pasien tidak mengalami hal yang sama dengan Irene.

Gue juga penasaran kenapa Irene tidak bisa melahirkan secara normal di rumah sakit pertama, tapi kemudian dipindahkan ke tempat kedua dan ketiga. Apakah ada kesalahannya dengan dokter atau apa? Gue harap investigasi ini dapat memberikan jawaban yang jelas tentang apa yang terjadi saat Irene sedang melahirkan. πŸ€”πŸ’‰
 
Kalau ini kan salah pula, apa yang ada di rumah sakit ternyata tidak ada dokter, kan kayakanya si dokter sedang cuti dan biar gak ngeluh. Nah, Irene punya anak 3 tahun, tapi kondisinya parah banget, kayaknya si dokter sudah bisa mengatur keadaannya sebelum ada anak, tapi sepertinya si dokter tidak mau ngurus ya.
 
Gue telah lihat kasus Irene Sokoy 😱, ibu hamil yang menemukan tidak ada dokter di rumah sakit pertamaπŸ˜•. Gue rasanya sangat khawatir, karena kondisinya sudah parah dan bayinya besar banget 🀯. Wamenkes katakan bahwa proses investigasi harus dilakukan dengan hati-hati, tapi gue nggak paham kenapa harus begitu πŸ˜”. Gue pikir yang penting adalah kesehatan Irene dan anaknya, bukan siapa-siapa yang bertugas 🀝. Semoga Irene bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan anaknya bisa tumbuh dengan baik πŸ‘ΆπŸ’•.
 
ini kasus yang sangat sadis! siapa yang bisa berani tidak punya dokter di rumah sakit? dan Irene yang baru saja hamil ternyata harus menemukan diri dia sendiri di tempat kedua dan ketiga karena tidak ada dokter... ini benar-benar tidak adil! πŸ€•πŸš‘ seharusnya mereka memiliki dokter yang siap 24 jam untuk membantu pasien, apa lagi Irene yang sudah hamil? dan tentu saja, kalau kita lihat kelas operasi rumah sakit itu, kita bisa melihat juga bahwa ada kesalahan-kesalahan lain... tapi yang penting adalah Irene yang sangat parah ini membutuhkan perawatan secepat mungkin! πŸš‘πŸ’•
 
Papua ini masih jauh dari sistem kesehatan yang terjangkau. Saya pikir apa yang terjadi ke dokter yang itu kayaknya harus dipelajari lebih lanjut, tapi gampang nanti kita akan salah sapa juga yang bertanggung jawab. Kita harus bisa mengajukan pertanyaan kepada siapa lagi kalau bukan di rumah sakit sendiri? Tapi, saya rasa kalian Wamenkes harus bisa memberikan solusi yang lebih dari sekedar menyalahkan orang lain, kayaknya harus ada tindakan tegas terhadap dokter yang tidak siap. πŸ€”
 
Gue pikir kalau di Papua ini udah kriminal banget! 🀯 Dokter pertama yang dituju Irene hanya memiliki satu dokter sedang cuti di saat itu? Apa artinya? Kalau begitu, siapa yang bertanggung jawab? Wamenkes ini bilang ada pelayanan yang ada di tempat tersebut tidak ada, tapi gue tahu kalau di Papua ini banyak sekali biaya operasi yang mahal. Mungkin karena dokter-dokternya menerima uang dari perusahaan-perusahaan asing, jadi kalau ada masalah, mereka langsung terkena tanggan.
 
Aku pikir ini kalau nggak ada aturan dan sistem yang tepat di rumah sakit, bagaimana caranya mereka bisa terus-menerus memindahkan pasien ke tempat lain karena kondisinya belum stabil? Aku senang bahwa Wamenkes already sedang melakukan investigasi, tapi aku harap ini tidak ngebawa kesan bahwa ada kerugian dari pelayanan yang disediakan. Dan sayangnya, pasien Irene ternyata harus mengalami hal buruk seperti ini... πŸ€•πŸ’”
 
Apa lagi kasus ini... kalau gini sapa sih yang bertanggung jawab? Dokter-sih itu cuti apa kira-kira? Masyarakat harus bisa percaya dengan sistem perawatan yang ada di Indonesia, tapi sekarang semuanya berantakan... πŸ€¦β€β™‚οΈπŸ‘Ž
 
kembali
Top