Turis Mengaku Diusir dari Restoran di Jepang karena Pakaiannya

Dua turis Cina Jepang diusir dari restoran Baan Thai Market di Kobe karena mengenakan pakaian yang terlalu terbuka. Mereka memakai rompi olahraga dan celana longgar, yang diperlukan oleh pemilik restoran untuk membatasi akses ke tempat makan.

Dalam postingan media sosial yang dibagikan pada 28 Oktober lalu, blogger Cina tersebut mengungkapkan pengalaman di restoran itu. Menurut mereka, rompi olahraga dan celana longgar merupakan pakaian kasual yang tidak dapat diterima. Namun, di akhirnya, mereka tetap bisa makan di sana.

Namun, ada banyak koreksi dari netizen Jepang yang mengatakan pemilik restoran tersebut telah melakukan diskriminasi terhadap turis Cina. Beberapa netizen berpendapat bahwa manajer itu memiliki perilaku rasis dan tidak memahami bahwa bisnisnya bergantung pada turis.

Pengalaman di atas menunjukkan bahwa Jepang memiliki aturan yang tidak tersurat, yang harus dipatuhi oleh turis. Pemilik restoran tersebut mengatakan bahwa rompi olahraga dan celana longgar diperlukan untuk membatasi akses ke tempat makan. Namun, tidak ada jaminan bahwa aturan itu akan diikuti.

Jepang menjadi tujuan wisata yang diminati oleh wisatawan Cina karena visa yang lebih longgar, yen yang melemah, dan meningkatnya minat terhadap pengalaman unik seperti wisata kuliner. Pada tahun 2025, Jepang menyambut 31,65 juta wisatawan asing antara Januari dan September, naik 17,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Cina menduduki puncak daftar dengan sekitar 7,49 juta wisatawan, naik 42,7 persen dari tahun sebelumnya.
 
Pesan seperti ini nggak perlu. Mereka bisa ngatur sendiri restorannya ya, bukan harus membatasi akses ke tempat makan karena pakaian yang terlalu terbuka. Yang penting adalah bisnis mereka bisa berjalan dengan lancar, bukan karena turis asing harus mengikuti aturan-aturan yang nggak jelas. Saya rasa Jepang sudah cukup kompeten dalam menyambut wisatawan asing, tapi ini kayaknya terlalu fokus pada hal-hal kecil seperti pakaian yang terlalu terbuka.
 
omg, kayaknya restoran itu mau diskriminasi karena warna kulit? kalau gitu kan kena dipukulkan juga nih... tapi mungkin siapa yang memanggil itu berani untuk mengatakan bahwa itu tidak ada artinya. pakaian sih apa yang salah, rompi dan celana panjang tidak bisa dipakai di restoran itu karena peraturannya sih berat banget. kayaknya harus buka restoran yang bisa dipakai oleh semua orang, tak peduli dari mana asalnya.
 
😊 Wah, keren banget Jepang bisa menarik wisatawan Cina ini banyak sekali. Tapi, akses ke restoran bisa terbatas gampang-gampang. Sepertinya pemilik restoran itu agak kasar ya. Saya pikir sebaiknya dia harus lebih ramah dan mengerti bahwa bisnisnya bergantung pada turis dari luar negeri. 🤝
 
aku rasanya kayaknya perlu diingat bahwa setiap tempat harus memiliki aturan yang sama untuk semua orang 🙏. kalau rompi olahraga dan celana longgar tidak diterima, maka pastikan juga harus diterapkan bagi semua pelanggan, bukan hanya turis Cina aja 😊. tapi, aku paham bahwa Jepang memiliki budaya yang unik dan mungkin perlu dihormati 💕. apa yang penting adalah tidak ada diskriminasi atau preferensi tertentu terhadap suatu kelompok orang 🤝.
 
Pagi kecil, ternyata ada aturan yang tidak terbaca di restoran Baan Thai Market. Saya penasaran kenapa pakaian rompi olahraga dan celana longgar dilarang, tapi siapa yang memberikan instruksi itu? Mungkin adalah karena pemilik restoran berpikir bahwa wisatawan Cina tidak bisa merenungkan diri sendiri. Saya rasa itu salah paham, karena setiap orang memiliki hak untuk memilih apa yang ingin dipakai.

Saya juga penasaran mengapa Jepang harus ada aturan seperti ini. Janganlah kita lupa bahwa wisatawan Cina datang dengan visa yang lebih longgar dan uang yang terjangkau. Mereka bisa menjadi peluang bagi bisnis restoran untuk berkembang.
 
Gue pikir kalau Jepang udah cukup jelas kan kalo ada aturan di restoran yang nggak terpasang? Mereka bilang rompi olahraga dan celana longgar harus dipotong terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam, gak usah. Gue pernah libur ke Taiwan dan gue bisa wear jaket panjang aja tapi udah cukup nggak nyaman. Jadi gue rasa Jepang harus ada aturan yang lebih jelas dan terpasang di tempat makan itu ya 😅
 
Aku tidak biasa komentari, tapi kalau lihat kasus ini kayaknya tidak benar-benar masuk akal. Pemilik restoran itu harus punya aturan yang jelas banget, bukan tergantung pada kesepakatan bersama penghuni restoran. Aku rasa lebih baik dia jujur ke turis itu dan kasih pilihan restoran lain yang tidak ada masalah sama sekali 🤷‍♂️
 
Pemilik restoran kayak gitu aja, mau ngasih kesempatan kepada turis apa pun asalnya. Tapi, ada aturan juga di sini, yaitu di Baan Thai Market kayak ada aturan tertentu untuk pakaian yang harus dipakai. Jangan sabar-sabaran buat orang lain aja.
 
Ugh, apa yang happen di Baan Thai Market itu? Pemilik restoran itu sering-sering terlalu ketat kan? Kalau mereka mau bisnisnya sukses, harus bisa menerima semua wisatawan, tanpa memandang asal atau pakaian. Saya rasa mereka harus belajar dari pengalaman di atas dan buat aturan yang jelas, tapi tidak terlalu ketat. Mereka juga harus memahami bahwa turis Cina hanya ingin menikmati kuliner dan tidak memiliki niat untuk membuat pemilik restoran merasa tidak nyaman.

Saya setuju dengan netizen Jepang yang mengatakan bahwa manajer itu memiliki perilaku rasis, tapi saya juga pikir ada hal lain yang harus dipertimbangkan. Mungkin pemilik restoran itu hanya ingin menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat makan, tapi harusnya bisa membuat aturan yang lebih fleksibel untuk wisatawan yang datang dari luar negeri.

Saya harap di masa depan, Jepang dapat menjadi destinasi wisata yang lebih inklusif dan ramah terhadap semua wisatawan, tanpa memandang asal atau pakaian. 🙏
 
pikir nggak bisa diakui kalau restoran itu kayaknya bikin aturan yang tidak ada tanda tangan... tapi apa sih masalahnya kalau turis Cina dan Jepang nyari pakaian yang nyaman aja? aku bayangkan aku pergi ke restoran itu, nyari celana jeans dan blazer, dan aku diusir karena bikin "kontak yang terlalu ketat" hehe kayaknya harus ada jalan tengah...
 
aku bayangin kalau kalau restoran itu buka untuk semua orang apa pun olahraga atau gaya hidup mereka, tapi ternyata ada aturan yang tidak jelas ya? aku pikir itu harus diperhatikan agar wisatawan merasa nyaman dan tidak dipaksa mengikuti aturan yang tidak terunggul. tapi sebaliknya, pemilik restoran itu membatasi akses orang-orang dengan gaya hidup yang lebih santai, bisa jadi mereka takut kehilangan pelanggan atau apa? aku rasa itu kurang bijak dan harus diubah agar wisatawan merasa dihargai sama-sama.
 
Gue rasa pakaian rompi olahraga dan celana longgar di restoran itu nggak apa artinya. Kalau mau makan di sana, kalau tidak mau makan, aja jangan masuk dulu deh. Atau kayaknya mau kasih kesempatan buat turis Cina makan sambil mengenakan pakaian yang bisa bikin restoran terlihat lucu?
 
Saya penasaran kenapa kalo mereka mau datang ke Jepang, mereka harus tetap mengenakan gaya hidup yang 'rasional' kan? Saya ingat saat saya masih kecil, wisatawan asing biasanya tidak dipertanyakan karena apa-apa. Mereka hanya dihargai sebagai tamu. Sekarang, ada banyak aturan yang harus diikuti, dan pemilik restoran harus memastikan bahwa turis tidak membuat mereka kehilangan pelanggan. Saya rasa itu bukan cara yang baik untuk menangani wisatawan asing.
 
Aku pikir pihak restoran itu sapaan sih? Kenapa ada aturan seperti itu? Tapi kok turis Cina bisa makan di sana kok? Mungkin karena mereka already explain dulu kalau rompi olahraga dan celana longgar bukan cuma-cuma yang bisa dipakai aja. Jepang memang memiliki budaya yang unik, tapi gak usah berarti turis Cina harus mengikuti semua aturan itu juga.
 
Gue rasanya penjajahan kuliner masih ada di Jepang, tapi kali ini tidak oleh bangsa asing, melainkan oleh masyarakat setempat sendiri. Kalo kita lihat, mereka (pemilik restoran) punya alasan untuk membatasi akses ke tempat makan, tapi yang jadi masalah adalah bagaimana cara mereka mengenalkannya ke turis. Jangan pilih kasihan dengan mereka yang tidak tahu aturan-aturan di Jepang, tapi gue rasa pemilik restoran harus lebih bijak dalam mengelola bisnisnya agar semua wisatawan merasa nyaman dan dihargai.
 
Gue rasa kalau restoran itu kayakanya tidak boleh memilih siapa aja yang bisa makan di sana. Jika kamu mau makan di sana, harus mau mengikuti aturan ya... tapi gue penasaran kalau aturan itu bagaimana sih? Apakah benar-benar karena pakaian aja yang tidak diterima atau ada alasan lain?

Gue juga pikir kalau Jepang ini perlu diingatin lebih baik. Kalau wisatawan Cina datang ke sini, kita harus mau menerima mereka dengan membuka hati dan pintu. Diskriminasi itu tidak pernah baik-baik saja...
 
Wah, kalau gitu restoran itu udah membatasi akses ke tempat makan karna turis Cina pake rompi olahraga dan celana longgar, tapi waktunya juga mereka pilih untuk tidak mengenakan pakaian yang sesuai, siapa yang salah kan? 🤔 Nah, gimana kalau pemilik restoran itu kayaknya memang memiliki aturan di tempat makan, tapi harusnya diberitahukan sebelumnya, jadi turis Cina nggak bisa terkejut. Dan gimana dengan klo ada netizen Jepang yang bilang ada diskriminasi, gimana kalau mereka salah ya? 🤷‍♂️ Sama-sama aja, bisnisanya gue juga pernah banget masalah sama keamanan, tapi tidak sembarangan lagi.
 
Keren banget kalau kalian bisa makan di restoran apa pun ya, tapi kalo ada aturan yang harus dipatuhi, kenapa tidak mau kita ketahuan sih? 🤷‍♂️

Banyak sekali contoh orang yang jadi korban diskriminasi, tapi kemudian apa yang jadi? 🙄
 
kembali
Top