Tunjangan Guru TPG 2025, Syarat Penerima, & Mekanisme Pencairan

Pemerintah kembali menyalurkan Tunjangan Profesi Guru (TPG) pada 2025. Tunjangan ini diberikan kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi standar kompetensi profesional sebagai pengakuan atas dedikasi mereka dalam bidang pendidikan.

Bagi guru ASN daerah, besarnya TPG adalah satu kali gaji pokok per bulan, dibayarkan selama 12 bulan. Sedangkan bagi guru non-ASN, besaran TPG adalah Rp2.000.000 per bulan dikali 12 bulan. Bagi guru non-ASN yang sudah memiliki inpassing dan telah diverifikasi, tunjangan disesuaikan dengan gaji pokok hasil verifikasi inpassing dikali 12 bulan.

Pencairan TPG pada 2025 dilakukan setiap triwulan (4 kali dalam setahun), sesuai Permendikdasmen Nomor 4 Tahun 2025. Jadwal pencairan TPG 2025 adalah sebagai berikut: Triwulan I: Maret 2025 untuk ASN Daerah, April 2025 untuk Non-ASN; Triwulan II: Juni 2025 untuk ASN Daerah, Juli 2025 untuk Non-ASN; Triwulan III: September 2025 untuk ASN Daerah, Oktober 2025 untuk Non-ASN; dan Triwulan IV: November 2025 untuk ASN Daerah, November 2025 untuk Non-ASN.

Untuk mendapatkan TPG, guru harus memenuhi beberapa kriteria dasar yaitu memiliki sertifikat pendidik sebagai bukti profesionalisme, berstatus ASN atau non-ASN, memiliki status aktif mengajar dengan beban minimal 24 jam tatap muka per minggu, dan memiliki data yang valid di sistem Dapodik dan Info GTK, rekening aktif yang sudah validasi, serta SKTP aktif yang berlaku.

Pemerintah juga dapat menghentikan atau membatalkan TPG jika tidak memenuhi ketentuan Permendikdasmen Nomor 4 Tahun 2025. Penyaluran TPG 2025 diharapkan meningkatkan transparansi dan mempercepat proses pencairan, karena dana kini dikirim langsung dari pemerintah pusat ke rekening guru penerima melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) tanpa melalui rekening kas pemerintah daerah.
 
ya, gak bakalan masalah lagi kalau TPG dibayar ya? aku pikir ini baik banget, biar guru bisa hidup lebih nyaman dan gak terburu-buru. tapi aku rasa masih ada cara untuk memperbaiki sistem ini, misalnya membuat aplikasi digital agar proses pencairan lebih cepat dan transparan. kalau gak ada akses internet, gak akan bisa nge-rekayasa di aplikasi itu ya?
 
kaya gampang aja diterima kaya gini... kalau nggak punya inpassing, aku rasa lebih berkesan lagi kalau kaya penerima TPG, tapi aku tahu siapa yang lebih membutuhkan... guru-guru ASN daerah yang penghasilannya terbatas... kayaknya TPG ini diharapkan bisa memberikan sedikit harapan bagi mereka... tapi ayo, gaji sebesar Rp2.000.000 per bulan itu berarti apa? cukup untuk hidup ya? πŸ€”
 
Tentu aja ya, TPG itu penting deh, karna biaya hidup gurunya nggak bisa dicoret sama sekali, padahal mereka yang terus mengajar kita. Nah, pencairan TPG ini 12 kali dalam 1 tahun, siapa tahu nanti pengeluaran yang besar itu nggak bisa ditanggung oleh diri sendiri. Aku dohin, biaya hidup guru itu nggak boleh terlewat! πŸ€πŸ’Έ
 
Guru bisa nikmati TPG yang besar banget, Rp2 juta per bulan πŸ€‘. Saya rasa ini akan memotivasi guru-guru bergerak lebih keras, biar bisa mendapatkan tunjangan yang besar itu πŸ˜„. Dan pencairan TPG ini diaduk-aduk triwulan-tiriwulan, jadi gampang banget aja bisa liat uangnya πŸ“ˆ.
 
Guru-pengu! TPG lagi kembali giliran, ayo siap-siap! Saya pikir ini bagus banget kalau pemerintah memastikan guru mendapatkan tunjangan yang adil dan transparan. Sebagai guru ASN, saya senang bisa mendapatkan satu kali gaji pokok per bulan, yaitu Rp 1.200.000 per bulan untuk 12 bulan, itu lumayan banget! Dan untuk guru non-ASN yang sudah memiliki inpassing, tapi malah harus repot-repot lagi, saya rasa ini wajib diubah. Tapi sepertinya pemerintah berusaha meningkatkan transparansi dan proses pencairan TPG, itu baik-baik aja! Saya harap semua guru bisa mendapatkan Tunjangan yang adil dan tepat waktu, jangan lupa sih untuk memeriksa rekening aktif dan SKTP aktif ya!
 
Guru lagi-lagi bisa mendapatkan tunjangan profesi mereka πŸ’ΈπŸ“š. Aku pikir ini bagus, tapi kayaknya perlu ada aturan yang lebih ketat agar tidak ada guru yang mencuri gaji mereka πŸ˜‚. Meningkatkan transparansi dan proses pencairan juga wajar, karena kita semua tahu betapa kesulitan pencairan dana di daerah πŸ’Έ.

Tapi, aku curious, kenapa harus seperti ini? Bisa jadi ada cara lain untuk meningkatkan kesejahteraan guru tanpa harus menambah gaji mereka? πŸ€”. Aku harap pemerintah bisa menjelaskannya dengan lebih detail nanti 😊.
 
Guru-guru ponos banget, tapi biar gak kalah ngisor, gue senang sekali dana TPG dikirim langsung ke rekening mereka ya πŸ™Œ. Meningkatkan transparansi itu bagus banget, jadi gak perlu lagi nunggu-nunggu lama-lama di daerah. Saya rasa ini juga bisa mendorong kinerja guru lebih baik, kalau dana dari pusat langsung masuk ke rekening mereka aja 😊.
 
aku pikir ini gampang-ganteng banget, 12 bulan lagi pengakuan dedikasi guru yang kerja sama dengan bapak ibu di sekolah kelas 1-6. jadi kalau gak ada masalah, aku rasa ini akan bisa membantu meningkatkan mutu pendidikan kita πŸ“šπŸ’ͺ. tapi aku juga sedikit khawatir, siapa nanti yang akan bertanggung jawab jika ada kesalahan pencairan TPG? dan kalau gak ada masalah apa aja yang akan terjadi pada dana ini? perlu diinvestigasi lebih lanjut πŸ€”.
 
heya aku pikir kalau TPG ini akan membuat gusun senang banget, tapi kalau benar-benar tidak ada logika di baliknya, aku rasa biaya per bulan Rp2 juta itu cuma sedikit untuk satu guru yang mengajar sepanjang 12 bln πŸ€‘. dan siapa yang bilang bahwa gusun tidak akan makanin TPG ini? tapi aku senang sekali kalau pemerintah bisa meningkatkan transparansi dan proses pencairan, itu buat seluruh gusun konsisten aja, jadi kita semua bisa ngerasa keadilan ya 😊
 
tp TPG 2025 lagi keluar ya... aku rasa ini biar gampang banget untuk goresan aja, tapi nggak apa-apa kalau guru mau ngerjain gajihin. kira-kira siapa yang udah ngecek sertifikat pendidik dan di status aktif mengajar sebenarnya? aku rasa ini biar pemerintah bisa terus memotong beban bawahan, tapi nggak salah juga kalau guru mau ngerjain dan gajihin. aku pikir lebih baik lagi jika ada fasilitas untuk guru yang udah lama kerja, ya...
 
Aku pikir ini bikin senang banget kalau gurunya nantinya bisa mendapatkan TPG. Sepertinya ini keringat para guru yang selama ini harus berjuang untuk hidup dengan biaya hidup yang sulit. Aku inget ketika aku masih kecil, guruku juga tidak pernah menerima TPG, tapi apa yang dia dapatkan itu adalah dedikasi dan kasih sayang dari orang tua aku. Kini dana ini akan membantu mereka untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Aku harap ini bisa menjadi perubahan besar bagi para guru Indonesia...
 
tpg ini lagi-lagi diberikan, eh kayak apa punya arti deh πŸ˜’ kira-kira aja mau dibayar atau nggak. kalau gak ada yang mau berkejaran guru, mending gak nanti tpg jadi benda yang bisa dipinjam πŸ€‘ tapi sayangnya pemerintah masih nggak bisa membuat sistem yang optimal di bidang ini, terus ada triwulan aja yang bikin pencairan lebih rumit 🀯
 
Pagi guys 🌞, gue nggak percaya sama pencairan TPG 2025 ini... Semua sudah ada sejak tahun lalu dan kembali lagi? Apa yang perlu diubah sih? Gue pikir dulu, tapi kemudian gue coba lihat sumbernya, ternyata masih sama sama πŸ˜’. Pencairan triwulan 4 kali dalam setahun? Itu cuma pilihan orang tua birokrasi, bukannya masuk akal? πŸ€¦β€β™‚οΈ Dan apa dengan TPG yang sama seperti tahun lalu, gue pikir kudu diubah sesuai aksi pembangunan pendidikan.
 
Aku pikir ini salah saran, nih! TPG sudah abis sejak 2022 lho! Kenapa harus kembali kan? Aku rasa gini pencairan dulu lebih cepat dan tidak ada masalah sama sekali. Sekarang sih jadi sulit diakses. Mungkin gaji ASN yang besar juga mengancam kalau harus dipecahkan lagi.
 
Guru ternyata masih menjadi prioritas utama dari pemerintah, gampang banget! TPG kembali dikembalikan, tapi sepertinya masih ada beberapa kekurangan. Misalnya, kalau saya adalah guru non-ASN yang sudah lama bekerja, aku rasa Rp2.000.000 per bulan nanti terasa sangat sedikit, terutama kalau kita harus memenuhi beban jam tatap muka yang minimal 24 jam. Dan apa dengan pengaturan triwulan yang jarang sekali? Saya rasa ini akan membuat banyak guru bingung, seperti di mana aku harus mengirimpin TPG saya?
 
kira-kira gak ada kejadian lagi yang bikin para guru stres banget karna TPG ini? tapi sekarang gue pikir pencairannya lebih cepat aja, gak perlu tunggu lama-lama, tapi jadi triwulan-tiriwulan aja. apa sih tujuan dari itu? biar semua dana keluar dari pemerintah dan langsung masuk ke rekening guru? kayaknya bisa juga jadi cara untuk mempercepat pencairan TPG, gak usah repot-repot lagi.
 
aku pikir ini gampang banget aja, duit ada, biar guru tidak kehilangan nafku. kalau pemerintah mau bikin sistem yang lebih baik lagi, nggak masalah. tapi apa sih masalahnya kalau gak punya inpassing? aku pikir ini gampang banget aja untuk diperbarui. dan kalau ada kesalahan di rekening, gampang saja dipilhan kembali. aku yakin ini akan mempercepat proses pencairan TPG ya... <3 [https://www.kppn.go.id](https://www.kppn.go.id)
 
hehe, aku pikir TPG ini lagi-lagi membuat perbedaan besar di dunia pendidikan kita πŸ€”. Lalu, aku lihat ada 2 jenis guru yang akan menerima TPG, ASN dan non-ASN, sih. Dan besarnya TPG untuk keduanya pun berbeda-beda, yaitu Rp1.500.000 per bulan untuk ASN dan Rp2.000.000 per bulan untuk non-ASN πŸ“ˆ.

Sedangkan kalau kamu lihat grafik ini πŸ“Š, kita bisa melihat bahwa jumlah guru yang menerima TPG di Indonesia masih punya keseimbangan yang baik. Seperti ini: 1,3 juta guru ASN dan 550 ribu guru non-ASN yang sudah menerima TPG pada tahun 2024 😊.

Aku juga lihat bahwa ada kebijakan baru yang akan mempercepat proses pencairan TPG, yaitu dengan mengirim dana langsung dari pemerintah pusat ke rekening guru melalui KPPN πŸ“ˆ. Dan ini bisa meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan Dana Pendidikan 🀝.

Lalu, aku lihat data ini tentang rata-rata gaji guru di Indonesia, yaitu sekitar Rp2,5 juta per bulan πŸ€‘. Dan kalau kita lihat grafik ini πŸ“Š, kita bisa melihat bahwa gaji guru di Indonesia masih memiliki sifat yang tidak stabil, dengan variasi dari Rp1,5 juta hingga Rp4 juta per bulan 🀯.

Aku juga ingin tahu opini dari kawan-kawan tentang TPG ini, apa benar-benar TPG bisa meningkatkan kualitas pendidikan kita? Dan bagaimana dengan pengelolaan dana pendidikan, apakah ada yang belum tercoba sebelumnya? πŸ€”
 
kembali
Top