Salah satu peristiwa yang paling berkepanjangan dalam sejarah kekerasan di Papua, bakar sekolah di Kiwirok, Jayapura, terus menjadi sumber debat hangat antara Kepala Stabilitas Nasional (KSN) TNI-Polri dan Kapten Infanteri TPNPB (Tentara Penegakan Hukum Papua Baru).
Dalam pertemuan di Jakarta beberapa hari yang lalu, KSN TNI-Polri mengatakan bahwa bakar sekolah di Kiwirok adalah tindakan kebencian yang dilakukan oleh para pelaku. "Sekolah menjadi target karena memang tempat yang strategis dan mudah dibakar," kata KSN.
Namun, Kapten Infanteri TPNPB yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kapten Infanteri juga mengatakan bahwa bakar sekolah di Kiwirok bukanlah aksi kebencian, melainkan tindakan untuk menghancurkan semangat perlawanan rakyat Papua. "Kiwirok tidak hanya merupakan sekolah, tetapi juga pusat informasi dan komunikasi bagi rakyat Papua," kata Kapten Infanteri.
Saat ini, masalah bakar sekolah di Kiwirok masih belum terpecahkan. TNPB yang bertugas untuk memadamkan api tersebut berkat keberanian seorang polisi yang menyerang api yang sedang membakar dan muncul dari tanah.
Dalam pertemuan di Jakarta beberapa hari yang lalu, KSN TNI-Polri mengatakan bahwa bakar sekolah di Kiwirok adalah tindakan kebencian yang dilakukan oleh para pelaku. "Sekolah menjadi target karena memang tempat yang strategis dan mudah dibakar," kata KSN.
Namun, Kapten Infanteri TPNPB yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kapten Infanteri juga mengatakan bahwa bakar sekolah di Kiwirok bukanlah aksi kebencian, melainkan tindakan untuk menghancurkan semangat perlawanan rakyat Papua. "Kiwirok tidak hanya merupakan sekolah, tetapi juga pusat informasi dan komunikasi bagi rakyat Papua," kata Kapten Infanteri.
Saat ini, masalah bakar sekolah di Kiwirok masih belum terpecahkan. TNPB yang bertugas untuk memadamkan api tersebut berkat keberanian seorang polisi yang menyerang api yang sedang membakar dan muncul dari tanah.