TNI AD Pelatihan Manajemen Makanan ke Singapura, Perlukah?

Title: Is Sending TNI AD Recruits to Singapore for Food Management Training Worth It?

The Indonesian National Defense Forces (TNI AD) has recently sent a group of its recruits to Singapore for an intensive food management training program. The move raises questions about the effectiveness and practicality of this initiative.

While Singapore is renowned for its high standard of living, including its culinary scene, it's unlikely that sending TNI AD recruits abroad for food training would significantly enhance their skills. The skills required in managing military food systems are more related to logistics, supply chain management, and handling emergency situations rather than fine dining techniques.

Moreover, the cost of this trip is likely to be substantial, with the government footing the bill for the training program. Given Indonesia's pressing domestic issues, such as poverty and food insecurity, it would be prudent for the government to prioritize local solutions over international training programs.

Additionally, there is a risk that this initiative may distract from more critical needs in the TNI AD, such as improving the overall quality of food and nutrition for its personnel. The emphasis on culinary skills may not necessarily translate to real-world applications, particularly in a conflict zone or disaster scenario.

While it's possible that some recruits may benefit from this training, it's essential to evaluate the effectiveness of this program before spending significant resources on it. A more practical approach would be to invest in local programs and training initiatives that focus on improving food management and logistics within Indonesia's own military institutions.
 
Pernah bikin aku bingung sih, mengapa giliran kita harus mambawa para prajurit ke luar negeri untuk belajar cara memasak, apalagi di sini kalau kita sudah punya lulusan STMIK dari Indonesia yang bisa dipercaya, siapa lagi yang bisa dipercayai? 😂 Selain itu, gini kalau kita butuh training serius, kayaknya giliran kita harus fokus pada masalah utama, bukan cuma-cuma memanggil para prajurit ke luar negeri untuk belajar cara memasak 🤷‍♂️
 
Makanya gini? Beli mahal training di Singapura kaya apa? Sebenarnya kayaknya tidak perlu, aja fokus dulu pada makanan yang enak di Indonesia nih. Siap aja masak nasi goreng yang sempurna, siap aji bakso yang nggak basah, dan udah selesai. TNI AD bisa fokus lebih pada keamanan kita sendiri, bukan terus-terusan pergi luar negeri. Kita punya banyak masalah di dalam negara, kayaknya ganti-ganti lagi masalah dengan buat-buat cerita yang nggak baku asih 🤔
 
😐 ini kayaknya perlu dibahas lebih teliti dulu sih, kalau kita butuh sumber daya yang besar untuk sendiri nanti apa? 🤔 kalau jadi sekedar training kuliner itu sih, mungkin ga penting kan? tapi aku pikir ada masalah lain di dalamnya, misalnya siapa yang nantinya bakal mengelola logistik dan supply chain di dalam operasi militer? kita harus fokus pada hal-hal yang lebih penting, bukan hanya tentang culinary skills aja 🍴👥
 
Pikir saya kalau biaya transportasi dan penginapan untuk pasangan AD yang pergi ke Singapura harganya lebih mahal daripun biaya yang dibanggunya. Kalau benar-benarnya mengutamakan hal ini, maka pasti ada prioritas lain yang harus dipecahkan terlebih dahulu. Sumber daya yang banyak digunakan untuk mengirim mereka ke Singapura bisa saja diarahkan pada masalah penting seperti kesehatan makanan tentara atau infrastruktur logistik di Indonesia sendiri.
 
Saya pikir ini kayak gini... memang SGP itu suka dijadikan contoh bagus buat kita, tapi apakah kita nggak bisa belajar dari diri sendiri dulu? Biar nantinya kita tidak perlu bawa-bawa ke luar negri untuk cari tahu hal-hal yang sederhana kayak ngelola makanan. Kita harus lebih fokus pada masalah-masalah di dalam negeri terlebih dahulu, seperti pangan dan kemakmuran bagi rakyat kita.
 
Maksudnya siapa yang bilang kalau Singapura bisa jadi tempat belajar makanan itu deh? Saya rasa lebih penting kalau kita fokus pada hal lain, seperti bagaimana caranya kita bisa meningkatkan kualitas gizi bagi mereka di TNI AD sekarang. Aku pikir biaya yang dihabiskan untuk pergi ke Singapura itu bisa digunakan untuk hal yang lebih penting di dalam negeri. Dan aku juga khawatir, siapa tahu nanti kalau ada kejadian darurat atau konflik, mereka pun tidak bisa makan dengan baik karena mereka terlalu banyak fokus pada "membuat kuliner". Aku rasa kita harus lebih bijak dalam menentukan prioritasnya, ya.
 
Makanya sih? Mau di Singapore belajar ngomongin masakan kayak gini? Tapi kalau masalah logistik dan keterjangkauan makanan yang penting ada di depan mata, ya, tolong mulai dari dalam Indonesia dulu. Dikitulah kalau kita bisa meningkatkan kualitas pangan untuk kematian militer, bukan hanya belajar ngomongin masakan kayak gawai 🤔
 
🤔 Mau nggabain aja, apalagi kalau dana nang bakuannya untuk hal penting di dalam negeri aja! 🤑 Bahkan jika ada yang mau belajar makan enak di singapura, toh ayo lakukan di sini dulu aja, siapa tahu ada konsultan kuliner yang bisa membantu kita aja! 😂
 
Saya tidak faham kenapa pemerintah beli tiket pesawat untuk kelas makanan di Singapura 🤔. Di sini, masih banyak orang yang sulit mendapatkan makanan yang cukup dan seimbang. Mereka beli tempat di Singapura dengan biaya anggaran rakyat 💸. Saya ingat saat-saat kita bergerak bersama para aktivis kiri, kita fokus pada masalah nyata, seperti kemiskinan dan ketidakadilan sosial. Sekarang, pemerintah masih bisa ngobrol soal konsumsi makanan dengan baik di luar negeri? 🤦‍♂️
 
ngomongin ini kayaknya nggak jelas wajar banget. kalau mau belajar bakpia, pergi ke Malang aja, atau kayaknya ada masalah lain di TNI AD sih. biar tidak fokus pada prioritasnya yang lebih penting, kayaknya gampang banget.
 
Pengiriman pasukan angkatan laut itu ke Singapura untuk belajar manajemen makanan, aku rasa tidak terlalu perlu. Mereka sudah memiliki pengalaman cukup dalam hal ini di lapangan, tapi memang bisa bermanfaat jika mereka belajar dari yang baik. Tapi biaya yang dibelanjakan itu bisa di gunakan untuk hal-hal yang lebih penting seperti memberikan makanan yang lebih seimbang dan bergizi bagi pasukan kita. Aku tidak yakin kalau hal ini akan membawa manfaat yang signifikan dalam kehidupan nyata mereka di medan perang atau bencana alam.
 
Maksudnya kalau kita kirim pasukan TNI AD ke Singapore hanya buat latihan makanan siapa yang tahu pasti bisa nggak diaplikasikan di lapangan, kan? Misalnya ada kerusuhan atau skenario darurat, apa aja yang bisa mereka lakukan? 🤔 Kita harus lebih fokus pada solusi lokal juga, misalnya kita buat program latihan makanan sendiri untuk TNI AD, biar bisa diaplikasikan nanti.
 
Aku pikir ini kebacaan yang nggak terlalu masuk akal, sih. Mereka bilang Singapore kaya banget dengan kuliner-nya, tapi aku rasa itu tidak apa-apa bagi para pengamanan TNI AD. Aku malah tahu kalau makanan di lapangan selama konflik itu serasa cuma-cuma, loh! Jadi, mengapa harus pergi ke Singapore? Dan biaya yang dibelanjainya bisa diinvestasikan untuk program-program lain yang lebih penting di Indonesia. Aku rasa ini malah membuang uang dan distorsi sumber daya yang sebaiknya digunakan untuk meningkatkan kualitas makanan di lapangan.
 
iya gampang aja biar kenyamanan TNI AD di Singapore tapi aku pikir lebih penting fokusin pada kesehatan dan nutrisi pasukan kita di tanah air nih 🤔🇮🌎. kalau mau belajar makan apa yang enak bisa lho di Indonesia sendiri, biar pasukan kita siap sewa sambilnya siap melawan 🍴💪
 
Kalau nggak ada program pendidikan di Indonesia sendiri, kenapa harus kirimkan kiprah mereka ke luar negeri? Pulang-pulang ke Singapura untuk belajar cara membuat nasi goreng tidak akan mengubah peran mereka menjadi militer. Kita punya masalah makanan dan kemiskinan di tanah air yang lebih penting dibanding dengan program training yang mahal itu.
 
gak paham siapa yang punya ide nih... kirim TNI AD ke Singapura buat belajar makan siap sarapan kayaknya gak penting banget... mungkin di Indonesia ada yang lebih baik biar mereka belajar tentang logistik, manajemen stok, dan cara ngelola situasi darurat aja, bukan tentang cara membuat salad kayu... banyak masalah di Indonesia kayaknya, nanti gak ada uang lagi untuk program ini...
 
Pokoknya biaya ini nanti harus dibayar orang negara, kan? Sementara di Singapura mereka punya makanan yang asli deh, apa keuntungan kira-kira sih kita? Mau jalan-jalan ke Singapura aja sambil belajar makan? Nah, tolong biarkan kita fokus pada hal-hal penting di Indonesia dulu, ya. Misalnya, bagaimana caranya kita bisa mendapatkan makanan yang lebih sehat dan cukup untuk semua tentara kita, bukan sekedar belajar makan sambal kriting. Biar siap aja nanti gak nggak butuh makanan.
 
Pikir kayak sih kalau kita beli langgeng ke Singapura sambil biaya nge-bor ke dalam rekening negara? Kita punya masalah makan yang parah di negara ini, tapi gak ada yang jadi apa? Masih dipilih untuk ngobrol dengan orang-orang dari luar. Apalagi kalau itu kaya mahal dan kita udah capek dengan listri dan lain-lain. Gue pikir lebih baik kita fokus pada solusi di dalam negeri, nih!
 
Saya pikir ini masuk akal banget! 🤔 Mungkin ada yang berpikir bahwa Singapore mewakili contoh kinerja yang sempurna dalam pengelolaan pangan militer, tapi saya pikir itu hanya salah pahaman. Yang penting adalah bagaimana TNI AD bisa meningkatkan kemampuan mereka sendiri di bidang logistik, suplai, dan manajemen darurat. Menurutku, lebih baik jika mereka fokus pada solusi yang lebih lokal dan efektif untuk masalah pangan di Indonesia terlebih dahulu. 🌎💪
 
kembali
Top