Tak Banyak Berubah, Pertumbuhan Ekonomi 2026 Stagnan di Kisaran 55,4

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun Keesokan Pagi masih Dicirikan sebagai Stagnan di Kawasan 5% dan 5,4%

Berdasarkan proyeksi dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun keesokan pagi, yaitu 2026, tidak banyak berubah dari level 5%. Menurut Kepala Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, perkuatan daya beli masyarakat, produktivitas serta stabilitas investasi diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.

Shinta menyebut bahwa kuartal I 2026 berpotensi menjadi periode terkuat akibat pengaruh musiman seperti Tahun Baru, Imlek, Ramadan dan Idulfitri. Namun, ia juga mengingatkan bahwa hilangnya faktor musiman tersebut pada kuartal II dan III berpotensi memunculkan stagnasi.

Selain itu, tekanan eksternal masih tetap tinggi akibat tensi geopolitik, fragmentasi perdagangan global serta potensi guncangan kebijakan seperti penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat. Shinta juga menyoroti dinamika Laut Cina Selatan, regulasi deforestasi Uni Eropa serta kebijakan Inflation Reduction Act AS yang berpotensi memengaruhi arus perdagangan.

Dalam kondisi tersebut, Apindo melihat pergeseran kebijakan global dapat mempengaruhi perdagangan Indonesia, terutama komoditas strategis dan sektor manufaktur yang terhubung dengan rantai pasok global. Ia menegaskan bahwa tanpa dorongan struktural baru, konsumsi domestik, investasi serta ekspor berbasis hilirisasi harus menjadi motor utama ekonomi 2026.

Pertumbuhan Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 Diperkirakan Berada di Kawasan 2,7% - 2,9%

Dalam hal defisit APBN 2026, menurut proyeksi Apindo, diperkirakan berada pada level 2,7% – 2,9% dari Produk Domestic Bruto (PDB).
 
aku pikir gini, pertumbuhan ekonomi kita masih nggak bisa diandalkan, cuma 5% aja. tapi aku percaya kalau dengan mendorong konsumsi domestik dan investasi, kita bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita. aku juga rasa perlu ada dorongan struktural baru agar industri manufaktur dan komoditas strategis kita bisa berkembang. tapi aku juga sadar bahwa ada tekanan eksternal yang membuat kita sulit untuk naik. kita harus berhati-hati dengan hal itu dan cari solusi yang tepat. tapi aku tetap percaya pada kemampuan kita, kita bisa melakukannya! 🤞
 
aku pikir ini kayak permainan bakar yang makin panas banget. 5% pertumbuhan ekonomi itu kalah besar banget. kalau gak ada dorongan baru, aku khawatir konsumsi domestik dan ekspor kita akan tertinggal. tapi apa yang bisa kita lakukan? jadi tunggu saja musim Tahun Baru, Imlek, dan Idulfitri kehilangan efeknya aja, tapi aku rasa itu cuma sembunyi masalah di balik. apa yang perlu kita lakukan sih buat memperkuat ekonomi kita?
 
Makasih diberikan angka-angka yang jelas tentang pertumbuhan ekonomi kita nanti. Saya pikir 5% itu masih sedikit untuk target kita, kan? Kita harus lebih fokus pada meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat agar bisa meningkatkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

Dan siapa tahu, jika kita bisa meningkatkan komoditas strategis dan sektor manufaktur, maka kita bisa meningkatkan ekspor kita dan mengurangi defisit APBN. Tapi, saya masih khawatir dengan tekanan eksternal dari luar negeri, seperti tensi geopolitik dan tarif resiprokal Amerika Serikat. Kita harus lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan yang akan mempengaruhi perdagangan kita.

Saya juga ingin melihat bagaimana pemerintah kita akan menghadapi masalah deforestasi dan regulasi Uni Eropa yang akan mempengaruhi arus perdagangan kita. Kita harus lebih siap dan berencana untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. 🤔📈
 
Ekonomi Indonesia kayaknya masih macet banget 🙃. 5% itu kayak giliran ya kalau kita pikirin pertumbuhan ekonomi di tahun keesokan pagi ini. Pertanyaannya, bagaimana caranya kita bisa meningkatkan daya beli masyarakat dan produktivitas ya? Mereka katakan harus stabil investasi, tapi gimana nih kalau kualitas hidup orang rata tidak meningkat? 🤔. Sementara itu, musiman seperti Tahun Baru, Imlek, Ramadan, dan Idulfitri berpotensi memicu ekonomi pada kuartal pertama 2026, tapi kalau hilang musiman tersebut di bagian II dan III, kayaknya akan stagnan banget. Tekanan eksternal dari Amerika Serikat dan Uni Eropa juga harus ditutupi dengan baik. Yang penting adalah tidak terjadi kebijakan yang tidak stabil, ya! 😅
 
🤗 Wah, ekonomi Indonesia masih stagnan kan? 🤑 Itu sedikit membuatku khawatir, tapi nggak terlalu parah ya. Kamu tahu, pertumbuhan ekonomi bukan hanya tentang inflasi atau defisit APBN, tapi juga tentang bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas hidup rakyat. 🙏 Shinta Widjaja Kamdani benar-benar berhenti di tempat yang tepat dengan fokus pada daya beli, produktivitas, dan stabilitas investasi. Itu seperti membawa obat sakit ke hati kita 😊. Sayangnya, masih banyak faktor eksternal yang mempengaruhi, tapi aku yakin kita bisa melalui ini. Kita harus selalu berpikir positif dan buat rencana untuk meningkatkan ekonomi kita sendiri 📈💪
 
aku pikir kalau ekonomi kita masih stagnan itu karena kita belum bisa mengimbangi kebutuhan dan kemajuan teknologi yang cepat banget dengan pembangunan infrastruktur dan industri yang sudah ada di negri kita. jadi, shinta widjaja kamdani benar-benar tepat kalau dia bilang bahwa daya beli masyarakat, produktivitas serta stabilitas investasi itu penting sekali untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita pada tahun depan 🙌💪
 
kembali
Top