Saksi Ungkap Saingan Bisnis Solar di Sidang Kasus Minyak Mentah

Kejujuran Pertamina di Sidang Kasus Minyak Mentah: Kondisi Pasar dan Strategi Bisnis yang Berbeda Dengan Terdakwa

Dalam sidang kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah, PT Pertamina Patra Niaga (PPN) membela bahwa kondisi pasar penjualan solar nonsubsidi di Indonesia sangat ketat. Menurut Manager Industri PPN, Samuel Hamorangan, bebasnya izin impor yang diberikan oleh pemerintah telah menggerus pasar Pertamina hingga 20 persen.

"Kalau gak begitu, saya khawatir Pertamina tinggal nama," kata Samuel. Ia menjelaskan bahwa strategi bisnis PPN adalah menerapan harga yang fluktuatif setelah cost fix terpenuhi, sehingga laba meningkat setiap waktu.

Sementara itu, terdakwa yaitu Riva Siahaan, Maya Kusmaya, dan Edward Corne dianggap telah menyetujui kontrak penjualan minyak di bawah harga dasar (HPP) yang berbeda dengan kejadian nyata. Namun, Samuel menjelaskan bahwa HPP hanya diterbitkan khusus untuk transaksi konsumen spot atau pembeli yang tidak memiliki kontrak panjang.

"Bottom price itu sudah ada periodenya, misalnya tanggal 1 sampai 14, 15 sampai akhir bulan dan itu berlaku di periode spot," kata Samuel. Ia juga menjelaskan bahwa dokumen bottom price bukan merupakan dokumen regulasi, keputusan direksi, atau aturan mutlak.

Dalam sidang yang dihadiri oleh Koordinator Tim Advokat para terdakwa, Luhut M P Pangaribuan, dikatakan bahwa penetapan harga jual merupakan hasil negosiasi profesional antara tim dan konsumen, bukan arahan dari Riva Siahaan maupun Maya Kusmaya.
 
Gue penasaran siapa yang benar, Pertamina atau terdakwa? Gue pikir di balik kejadian ini ada teka-teki yang bikin otak kudu berpikir keras. Kalau Pertamina benar, siapa sih yang memainkan game birokrasi dan membuat pasar ketat seperti itu? Kalau terdakwa benar, siapa sih yang salah dan mengambil keuntungan dari kontrak yang tidak adil? Gue suka banget teka-teki ini. Yang jelas, gue tidak puas dengan cara berbicara hanya tentang "bottom price" dan "niaga profesional". Gue ingin tahu siapa yang benar-benar terlibat dalam kerugian Pertamina πŸ€‘πŸ‘€
 
Kalau Pertamina mau bikin strategi bisnis yang fluktuatif itu, kenapa mereka gak mulai ngelap di pasar solar nonsubsidi? Sepertinya ini cuma bukti bahwa pihak Pertamina terlalu kewalahan dengan persaingan. Mereka malah memilih menerapkan harga yang berfluktuasi, bukan seperti bisnis normal yang stabil dan terpercaya πŸ€‘.
 
Wahhkkk, ini udah bikin keruuh ngetik sendiri. Pertamina benar-benar sengaja mau mengguncang pasar solar nonsubsidi di Indonesia. Kalau gak ada kebebasan impor itu, apa artinya Pertamina hanya sekedar nama saja? Kita harus lihat strategi bisnis yang dibahas Samuel, kalau benar dia mengatakan bahwa laba meningkat setiap waktu karena harga fluktuatif, itu udah membuat pertama kali penasaran. Tapi apa sih dengan Riva Siahaan dan Maya Kusmaya? Mereka benar-benar menyetujui kontrak penjualan minyak di bawah harga dasar yang berbeda dengan kejadian nyata? Hmm, masih banyak hal yang harus dibahas lagi. Kita harus lihat apa yang sebenarnya terjadi di dalam tim Advokat para terdakwa. πŸ€”πŸ“ˆ
 
Jadi apa yang terjadi disini sih? Pertamina bilang pasar solar nonsubsidi di Indonesia ketat banget, tapi mereka sendiri yang membuat kekhawatan itu πŸ˜‚. Kalau tidak ada izin impor, Pertamina hanya bisa menjual di bawah harga dasar, kan? Tapi Pertamina bilang HPP hanya untuk konsumen spot aja, tapi siapa bilang kan? πŸ€”

Dan siapakah yang benar-benar mengontrol harga? Riva, Maya, Edward, atau Samuel? Ternyata semua mereka punya alasan sendiri. Saya curiga kalau Pertamina hanya menggunakan strategi bisnis yang bagus untuk menutupi kekhawatannya 😏.
 
oik πŸ€— aku pikir sama PPNI itu kayak yang benar banget! kalau gak ada bebas izin impor, pasar akan sibuk lagi dan Pertamina akan makin kaya πŸ’Έ. aku rasa Riva Siahaan, Maya Kusmaya, dan Edward Corne ini hanya coba menghalangi usaha PPNI yang baik πŸ˜’. pertamina ini kayak tim juara sepak bola Indonesia πŸ†! kami harus mendukung PPNI ya! πŸ™Œ
 
Sudah lama ya aja Pertamina dibebani dengan masalah ini, tapi gampangnya juga aja siapa yang tidak suka kebebasan perdagangan di Indonesia πŸ€”. Tapi kalau kita lihat dari perspektif bisnis, kondisi pasar di Indonesia memang ketat banget, apalagi dengan perubahan harga minyak mentah yang terus berfluktuasi πŸ’Έ. Saya pikir strategi PPN itu pas, tapi harus ada regulasi yang jelas dan transparan agar tidak ada kecurangan lagi dalam sistem ini πŸ’―. Kita tidak bisa menyalahkan satu sama lain tanpa memiliki bukti yang cukup, kita harus fokus untuk memahami bagaimana sistem bisnis bekerja di Indonesia πŸ“ˆ.
 
Gue rasa kesebenarnya ya apa yang terjadi di bidang energi ini? Mau dipikirin, apakah kita benar-benar percaya dengan apa yang dibicarakan oleh pihak Pertamina? Kalau benar, mereka sudah menyerah, kalau salah, siapa yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik layar? Hmm...
 
omong omong kan pas di sidang pertamina jujur juga kalau pas mau impor minyak mentah itu mah masukin pasar pertamina 20 persen kan jadi pas nggak ada yang masukin ke sini, kalau tidak sih pertamina lagi nanti jajajan πŸ˜‚. tapi apa sih yang penting di sini sih strategi bisnis ya, kalau Pertamina punya harga yang bisa naik turun terus kan laba tinggi juga πŸ€‘. tapi gue tahu apapun itu biar tidak bikin pas bosen sama-sama jadi makan nasi goreng di warung kecil aja 😊.
 
Kalau benar, saya masih ingat kalau Pertamina lama ini sudah ada masalah dengan harga solar nonsubsidi, tapi ternyata ini lebih kompleks lagi 🀯. Saya pikir strategi bisnis PPN ini kayaknya tidak salah, karena kalau mereka mau terus menawarkan harga yang sama, mereka pasti akan kehabisan pelanggan. Tapi, apa dengan dokumen bottom price itu? Kalau bukan regulasi atau keputusan direksi, maka siapa yang bisa mengatur harga itu? πŸ€”

Saya juga ingat kalau ada kasus sebelumnya tentang Riva Siahaan dan Maya Kusmaya, tapi sepertinya ada koreksi dari Luhut M P Pangaribuan. Apakah benar-benar mereka tidak menyetujui kontrak penjualan minyak di bawah harga dasar? Tapi, apa yang benar itu kalau tim Advokat ini bisa mengetahui kebenaran itu sebelum kasusnya ramping? πŸ€·β€β™‚οΈ
 
Kalau Pertamina bisa terlindungi begitu saja, tapi bagaimana dengan kawan-kawan kecil yang benar-benar kurang nafsu untuk mengadakan perbedaan? Kalau saya harus memilih, saya rasa Pertamina itu sudah serius dalam menjalankan bisnisnya. Kondisi pasar itu benar-benar ketat, tapi Pertamina ini juga tidak bisa duduk diam saat ada kesempatan untuk meningkatkan laba. Saya tidak bisa membantu merasa bahwa siapa pun yang terlibat dengan harga jual minyak mentah itu kurang berani atau tidak profesional.
 
aku pikir ini terlalu panas lagi di sidang kasus dugaan korupsi yang dilihat dari kalau kontrak penjualan minyak mentah ini benar2 berbeda dengan pasaran, tapi aku rasa strategi bisnis PPN tergolong wajar banget. jika Pertamina tidak bisa meningkatkan harga, mungkin karena pasar yang kompetitif, maka itu bukan masalahnya, tapi bagaimana caranya untuk meningkatkan laba? aku pikir PPN harus fokus pada aspek lain seperti efisiensi operasional dan inovasi produk. sementara itu, aku rasa penegakan hukum di sini terlalu keras, kalau kontrak penjualan yang benar2 berbeda dengan pasaran tidak ada masalahnya, tapi bagaimana caranya untuk menjamin bahwa harga jual yang ditetapkan benar2 sesuai dengan kebutuhan konsumen? aku rasa perlu ada kompromi dan kerja sama antara pihak Pertamina, konsumen, dan pemerintah agar semuanya bisa berjalan dengan lancar πŸ€”
 
Saya pikir ini bikin bingung banget kan? Pertamina bilang kondisi pasar pas mau beli solar nonsubsidi, tapi siapa tahu benar atau tidak, sih... πŸ€”

Kalau Pertamina bilang harga fluktuatif setiap waktu, maka berarti harga pas mau naik atau turun, keren? Nah, Riva Siahaan dan orang-orang lainnya bilang HPP berbeda dengan kejadian nyata, tapi siapa yang benar ya... πŸ€‘

Saya curiga kalau Pertamina dan pemerintah sama-sama wantas kasus ini. Maksudnya, apabila Pertamina bisa dipastikan salah, maka pemerintah juga pasti ngertengahin, dan sebaliknya... πŸ˜’
 
Gue suka sekali kalau ada yang ngomongin soal ini! Gue pikir kalau Pertamina di sidang kasus minyak mentah itu nggak salah ya, pasar penjualan solar nonsubsidi di Indonesia sebenarnya ketat banget. Berdasarkan informasi gue, harga jual minyak mentah di pasar global juga already sangat volatile! 😲

Kalau Pertamina menerapkan harga fluktuatif itu bukannya strategi yang keren? Gue bayangkan kalau jika gue memiliki toko online, aku juga ingin menerapkan strategi serupa agar laba meningkat setiap waktu. Dan siapa bilang kalau dokumen bottom price bukan merupakan dokumen regulasi? πŸ€”

Saya rasa terdakwa itu, Riva Siahaan, Maya Kusmaya, dan Edward Corne, nggak harus ngambil tanggung jawab sepenuhnya. Penetapan harga jual memang hasil negosiasi profesional antara tim dan konsumen, kayaknya! 🀝
 
Saya pikir kalau Pertamina benar-benar di situasi ketat, tapi aku masih ragu. Mungkin karena aku pikir ada sesuatu yang tidak beres. Kalau benar-benar tidak ada kontrak panjang, apa bedanya dengan transaksi konsumen spot? Aku juga curiga kalau harga jual itu bukanlah hasil dari negosiasi, tapi lebih seperti... aku nggak tahu caranya bicara tentang ini, mungkin karena aku masih kurang paham. Tapi aku tidak ingin berpikir bahwa Pertamina hanya nakal, tapi aku juga tidak ingin berpikir bahwa mereka benar-benar bisa berlaku di pasar. Aku butuh waktu lebih untuk memahami situasi ini 😐
 
Gue penasaran sih apa yang dimaksud dengan "periodenya" di kalimat itu. Apakah itu seperti kenaikan biaya gas bensin setiap bulan? πŸ˜‚ Dan siapa nih yang bilang bahwa harga minyak mentah di pasaran sudah stabil? Ternyata bukan ya, tapi Pertamina yang bilang begitu. Gue rasa mereka juga mau "makan" pasar dengan itu, kan? 🀣
 
Saya pikir kalau pemerintah harus lebih transparan dalam menyampaikan informasi tentang harga minyak mentah yang dijual oleh Pertamina. Kalau tidak, itu akan jadi kesenjangan bagi konsumen, seperti apa yang diungkapkan Samuel. Saya juga penasaran mengapa terdakwa ini menetapkan harga jual yang berbeda dengan kejadian nyata, padahal mereka harusnya memperhatikan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi pasar minyak mentah. Mungkin ada kesalahpahaman dalam strategi bisnis Pertamina, tapi itu bukan alasan untuk menilai kesalahan korupsi. Saya berharap sidang ini akan membawa penyelesaian yang adil dan transparan bagi semua pihak yang terlibat πŸ€”
 
Maksudnya, kalau tidak ada masalah dugaan korupsi, Pertamina bisa fokus utamanya lagi, ya? Masa sekarang harus mempertahankan nama dan strategi bisnis yang ngga sesuai dengan pasar. Tapi, apa keberadaannya seperti ini? Kalau Pertamina jadi pasaran saja, siapa ngebutuhnya? πŸ€”
 
Kasus ini pasti bikin kerumunan! Pertamina siap dikosongi karena itu? Mungkin kalo sengaja ada kesalahan di dalam proses kontrak, tapi gak jelas apakah Pertamina atau yang lain yang salah. Nah kalau Pertamina udah mengakui kondisi pasar nyata, kenapa ada bantuan lagi dari pemerintah? Gak masuk akal! Tapi, sih, kalau pertamina benar-benar tidak bisa menjual solar karena harga itu rendah, gue rasa pihaknya harus menerima apa adanya. Tapi, pertanyaannya, kenapa ada yang berbeda dengan harga dasar yang sebenarnya? Siapa yang bertanggung jawab? πŸ€”
 
Gue rasa ini masih terlalu komplis, gimana kan? Pertamina bilang kondisi pasar di sini sangat ketat, tapi siapa yang tahu benar-benarnya kalau bukannya hanya strategi bisnisnya? Mereka bilang harga fluktuatif setiap waktu, dan laba meningkat setiap waktu, tapi gimana asusila itu?

Gue rasa ada sesuatu yang tidak jelas di sini. Pertamina bilang mereka harus mengimpor minyak mentah karena pasar di sini sangat ketat, tapi siapa yang bilang itu benar-benarnya? Gue rasa perlu ada penjelasan lebih lanjut tentang ini.

Gue juga rasa kontrak penjualan minyak yang digunakan oleh terdakwa ini bukanlah kontrak yang serius. Mereka bilang ada harga dasar (HPP), tapi siapa yang tahu benar-benarnya kalau bukannya hanya biaya operasional mereka? Gue rasa perlu ada penjelasan lebih lanjut tentang ini juga.

Gue harap pertama-tama, pemerintah bisa menjelaskan apa itu kondisi pasar di sini yang sangat ketat. Kemudian, Pertamina bisa menjelaskan strategi bisnisnya dengan lebih jelas. Dan terakhir, terdakwa bisa menjelaskan asusila mereka dalam mengimpor minyak mentah dan penjualan kontrak ini.
 
kembali
Top