Rapat Pleno Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Selasa (9/12), berlangsung tertutup dan membahas penyampaian hasil rapat harian Syuriyah PBNU serta penetapan Penjabat Ketua Umum PBNU setelah Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya diberhentikan dari jabatannya. Riset CNN Indonesia menemukan agenda pleno tersebut disampaikan lewat surat yang dikeluarkan pada 2 Desember 2025 bernomor 4799/PB.02/A.I.01.01/99/12/2025 yang ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Katib Syuriah PBNU KH Ahmad Tajul Mafakhir atau Gus Tajul.
Dalam sambutannya, Rais Aam KH Miftahul menyatakan Syuriah PBNU merupakan pemilik jemaat Nahdlatul Ulama. Dia mengatakan agenda pleno pada Selasa malam ini akan menjadi forum penguatan posisi Syuriah dan menjaga supremasi Syuriah di internal PBNU ke depan.
"Maka, kesempatan ini bagaimana supremasi Syuriah ini betul-betul terjaga, dan terus hidup makin menguat," imbuhnya. Dia juga menegaskan pengalamannya di Jawa Timur, di mana syuriah kerap dibohongi pengurus Tanfidziyah.
Selain itu, Ketua PBNU Moh Mukri menegaskan rapat pleno ini merupakan forum konstitusional penting guna memastikan kesinambungan kepemimpinan PBNU berjalan sesuai aturan organisasi. Ia juga menegaskan keputusan Syuriah PBNU memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum merupakan keputusan final dan mengikat.
Dalam sambutannya, Rais Aam KH Miftahul menyatakan Syuriah PBNU merupakan pemilik jemaat Nahdlatul Ulama. Dia mengatakan agenda pleno pada Selasa malam ini akan menjadi forum penguatan posisi Syuriah dan menjaga supremasi Syuriah di internal PBNU ke depan.
"Maka, kesempatan ini bagaimana supremasi Syuriah ini betul-betul terjaga, dan terus hidup makin menguat," imbuhnya. Dia juga menegaskan pengalamannya di Jawa Timur, di mana syuriah kerap dibohongi pengurus Tanfidziyah.
Selain itu, Ketua PBNU Moh Mukri menegaskan rapat pleno ini merupakan forum konstitusional penting guna memastikan kesinambungan kepemimpinan PBNU berjalan sesuai aturan organisasi. Ia juga menegaskan keputusan Syuriah PBNU memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum merupakan keputusan final dan mengikat.