Purbaya Pede Kejar Sendiri Obligor BLBI Tanpa Bantuan Satgas: Orang Kita Cukup Canggih!

Pemerintah Terus Menerus Mengajukan Pengawasan Atas Obligor BLBI, Padahal Belum Lulus Evaluasi Aset.

Menurut Purbaya Yudhi Sadewa, mengejar utang para obligor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) harus tetap dilakukan oleh pemerintah, meskipun ada keberadaan Satugas BLBI. Hal ini karena orang-orngg kita dianggap cukup canggih dalam mengejar aset, terutama aset yang tidak bisa lari.

Namun Purbaya juga menyatakan bahwa penggunaan satgas justru menimbulkan ekspektasi berlebihan. Sebelumnya, ia juga mengatakan bahwa realisasi pemulihan hak tagih negara tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, ia membuka opsi agar proses penagihan dialihkan sepenuhnya ke Kementerian Keuangan dan tim internal yang dianggap lebih efektif.

Dalam beberapa minggu terakhir ini, pemerintah telah melakukan evaluasi terkait keberlanjutan Satugas BLBI. Opsi pembubaran satgas tersebut mengemuka karena kinerjanya dinilai tidak sebanding dengan ekspektasi publik maupun hasil pemulihan aset yang dicapai.

Dengan demikian, Purbaya berpendapat bahwa pemerintah harus terus mengejar utang para obligor BLBI. Padahal belum lulus evaluasi aset dan masih ada potensi distorsi administrasi di dalam Satugas BLBI.
 
Gini aja, giliran Satugas BLBI lagi deh ๐Ÿคฏ. Kalau tidak ada keruntuman dari pemerintah, apa kira-kira apa yang akan terjadi? Belum lulus evaluasi aset, tapi masih banyak yang harus dijarikan utang. Mending langsung dibubarkan aja dan dilepaskan ke Kementerian Keuangan. Saya pikir itu solusi yang lebih baik. Tetapi, apakah pemerintah tidak mau menerima saran? ๐Ÿค”
 
aku kira kalau satgas blbi udah jadi bagian dari sistem pemerintahan, tapi ternyata masih ada potensi distorsi administrasinya! ๐Ÿคฏ bisa dibilang lagi jika kita lihat dari data pengawasan utang blbi di tahun 2023, ya! ๐Ÿ“Š

atau misalnya, menurut laporan BLBI, pada bulan Desember 2023, jumlah utang para obligor blbi yang belum dibayarkan masih ada sekitar Rp15 triliun. tapi apa sih hasil dari satgas blbi dalam memastikan pembayaran utang tersebut? ๐Ÿค‘

dari data yang aku temukan, setiap bulan terakhir, jumlah utang blbi yang belum dibayarkan menurut kementerian keuangan dan otoritas moneter nasional (omn) adalah... ๐Ÿ“ˆ

* Desember 2023: Rp15 triliun
* Januari 2024: Rp14,5 triliun
* Februari 2024: Rp13,8 triliun

aku bisa lihat dari grafiknya bahwa jumlah utang blbi yang belum dibayarkan sedikit demi sedikit menurun! ๐Ÿ“Š tapi itu masih tidak cukup!

menurut data dari kementerian keuangan dan omn, persentase pengembalian utang blbi pada 2023 adalah... ๐Ÿค”

* Desember 2023: 65%
* Januari 2024: 70%
* Februari 2024: 75%

aku bisa lihat dari grafiknya bahwa persentase pengembalian utang blbi sedikit demi sedikit meningkat! ๐Ÿ“ˆ tapi masih jauh dari target yang diinginkan oleh pemerintah.

dan akhirnya, menurut data dari oms, rasio utilitas dari satgas blbi pada 2023 adalah... ๐Ÿค”

* Desember 2023: 60%
* Januari 2024: 65%
* Februari 2024: 70%

aku bisa lihat dari grafiknya bahwa rasio utilitas satgas blbi sedikit demi sedikit meningkat! ๐Ÿ“ˆ tapi masih ada potensi distorsi administrasinya.

jika aku harus mengatakan pendapatku, aku pikir pemerintah harus terus mengejar utang para obligor blbi dan melakukan evaluasi yang lebih baik lagi untuk memastikan bahwa satgas blbi bisa bekerja dengan efektif! ๐Ÿ’ช
 
Pembicaraannya ngomong-ngomong tentang keberlanjutan satgas BLBI, tapi apa yang ternyata sebenarnya adalah keterlibatan pemerintah dalam mengumpulkan uang raya dari obligor BLBI. Mereka mau jujurin, siapa pun yang memiliki aset di luar itu akan dipaksa membayar utangnya. Sementara itu, kalau satgasnya dibubarkan, apa yang terjadi dengan aset tersebut? Apakah ini contoh dari pemerintah yang tidak bisa mengelola keuangan negaranya dengan baik?
 
Saya pikir kalau satugas BLBI itu seperti benda yang sama ya, kalau kita terus mengawasinya tapi gak ada hasil apa-apa, maka apa keuntungannya loh? Saya rasa biar pemerintah terus mengejar utang para obligor BLBI tapi harus ada perubahan dalam cara penagihan itu. Mungkin Kementerian Keuangan yang lebih bagus untuk mengelola hal ini karena di sana punya pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas.
 
Makanya lagi pemerintah ingin ngajakin orang untuk tidak mau membayar utangnya... tapi siapa yang bilang kalau ini tidak perlu dipertimbangkan? Kita lihat, masih ada banyak orang yang belum lulus evaluasi aset, jadi bagaimana kita bisa yakin bahwa mereka sudah tidak berutang lagi? dan apa yang akan terjadi jika mereka tetap tidak mau membayar utangnya? ini seperti main-main dengan uang publik... tapi di sisi lain, pemerintah juga harus mempertimbangkan kekuatan orang-orang di Indonesia, karena kita dianggap cukup canggih dalam mengejar aset. tapi apakah kita sebenarnya mau mengejar utang orang lain? atau kita hanya ingin membayar utang kita sendiri... ๐Ÿค”๐Ÿ’ธ
 
Sekarang ini giliran lagi pemerintah yang kesana-kesana... Mereka terus aja memaksa obligor BLBI untuk dibayarkan, tapi belum lulus evaluasi aset juga nih ๐Ÿค”. Saya pikir kalau pemerintah harus jujur dulu, apa hasil evaluasi sudah lengkap atau belum? Saya rasa kalau pemerintah langsung saja memasang kecurigaan pada obligor BLBI, itu tidak adil sama sekali ๐Ÿ™…โ€โ™‚๏ธ. Mungkin kalau diajak untuk lebih jelas berbicara tentang apa-apa yang ingin dilakukan, mungkin bisa jadi solusi yang lebih baik untuk semua pihak... Tapi ini nggak sedikit serasa pemerintah mau memaksa orang lain untuk membayar utang yang belum lulus evaluasi ๐Ÿค‘.
 
Gue pikir apa yang dikejar gini justru kalah dengan cara yang lebih normal, siapa tahu kalau dijalankan oleh KemenKeuangan langsung aja, mungkin bisa lebih efektif & efisien :D
 
Hmm... siapa bilang kan kalau satgas itu tidak efektif? Saya pikir kalo harus dipisahkan ke kementerian keuangan, mungkin karena semua orang sudah capek dengan satgas ini. Lalu apa yang ada di dalam kementerian keuangan nih? Yang lebih cakap nih? ๐Ÿ˜…
 
gak percaya sih kalau pemerintah masih mengajukan pengawasan atap obligor BLBI, gini kayaknya ada yang salah sama-sama... tapi apa juga tidak bisa dilakukan, karena kan kita harus menjaga agar obligor itu tidak kalah. tapi perlu diingat bahwa satgas BLBI sudah ada lama, dan mungkin sudah waktunya untuk diubah atau dialihkan ke lembaga lain, seperti Kemenkeg... sekarang ini kalau hasil evaluasi aset belum lulus, jadi apa yang harus dilakukan?
 
Aku pikir pengawasan terhadap utang BLBI memang penting, tapi juga harusnya ada koreksi di satgas yang dipimpin Purbaya Yudhi Sadewa. Aku pikir dia salah mengatakan bahwa orang Indonesia sudah cukup canggih dalam mengejar aset, karena di Indonesia masih banyak korupsi dan distorsi administrasi yang memungkinkan utang-utang tidak terbayar. Misalnya, ada banyak kasus korupsi di pengawasan perusahaan-perusahaan yang memenangkan tender, sehingga mereka bisa membayar utang mereka secara 'tidakormal'. Aku pikir Purbaya Yudhi Sadewa harus lebih berhati-hati dalam menilai kinerja satgasnya. ๐Ÿค”
 
Hmm.. aku pikir pemerintah harus serius banget lagi dengan pengawasan atas obligor BLBI. Aku tahu mereka punya tim yang canggih untuk mengejar aset, tapi nggak cuma itu saja ya! Aset-aset yang dipegang oleh obligor itu bisa berubah-ubah secepat kilat ๐Ÿ˜‚. Maka dari itu, pemerintah harus terus waspada dan tidak terlalu percaya diri dengan hasil evaluasi aset yang sudah lulus.

Aku juga setuju bahwa penggunaan satgas BLBI memang menimbulkan ekspektasi berlebihan. Aku ingat ketika aku masih kecil, aku dengar dari ibuku tentang masalah utang negara yang sama seperti ini. Maka dari itu, pemerintah harus lebih bijak dalam membuat keputusan dan tidak terlalu cepat dalam mengambil tindakan.
 
Kalau nanti satgas BLBI dibubarkan, gak sabar nggak deh! Kita udah duduk terlalu lama ngewartai utang-utangan para obligor BLBI. Saya pikir pemerintah harus jadi lebih agresif dalam mengejar utang mereka. Kalau lagi satgas dibentuk, tapi hasilnya gak sesuai dengan harapan... sih gak enak banget!
 
Gue pikir nggak perlu terlalu serius banget kalo pemerintah ingin mengejar utang para obligor BLBI. Bisa jadi, karena sudah ada satugas yang bisa membantu, tapi sebenarnya masih banyak yang salah dalam sistemnya ๐Ÿคทโ€โ™‚๏ธ. Gue rasa lebih baik kalau diarahkan ke Kementerian Keuangan yang lebih dekat dengan aset itu sendiri. Kalau gue harus memilih, aku akan memilih opsi pembubaran satgas dulu sebelum terus mengejar utangnya ๐Ÿ˜Š.
 
Kita harus belajar dari kesialan orang lain, ya? Misalnya, jika pemerintah terus mengejar utang para obligor BLBI, padahal belum lulus evaluasi aset... Makanya kita jangan terburu-buru, harus melihat hasilnya dulu. Dan juga penting untuk tidak terlalu percaya diri, karena di balik kesuksesan ada juga kegagalan yang bisa menjadi pelajaran berharga.
 
Apa kabar kita? ๐Ÿค” Kita harus jujur, utang orang kaya itu sulit diatasi ๐Ÿค‘. Menurutku, pemerintah harus tetap mengawasi obligor BLBI, tapi juga harus lebih hati-hati dalam melakukan pengawasan. Mereka harus memperhatikan bahwa Satugas BLBI masih belum lulus evaluasi aset dan ada potensi distorsi administrasi di dalamnya ๐Ÿ˜ณ.
 
pemerintah ini kayak kucing yang tidak sabar ingin menangkap tikus... tapi gak perlu sih, dulu ada satgas BLBI, sekarang ada opsi lain. tapi apa benarnya? harus terus mengejar utang obligor BLBI atau tidak? aku pikir gak ada jawaban pasti. tapi apa yang jelas, pemerintah harus lebih transparan tentang keberlanjutan satgas ini. apakah benar-benar tidak sebanding dengan ekspektasi publik?
 
Saya pikir ini salah jalur nih, pemerintah harus bisa ngajak tim internal seperti Kementerian Keuangan untuk menangani masalah utang para obligor BLBI. Kalau lagi menggunakan satgas, pasti aja kacau dan tidak efektif. Mereka juga harus lebih transparan dalam proses evaluasi aset dan pengawasan satugas BLBI. Saya berharap pemerintah bisa lebih cerdas dalam menangani masalah ini dan tidak sampai keterpurunaan lagi ๐Ÿ˜’
 
Sekarang gini banget aja, pemerintah ini terus-menerus ngebawa pengawasan atas BLBI, padahal masih belum lulus evaluasi aset kayak apa? Maksudnya, kalau sudah tidak ada satgas lagi, tetapapa kita harus ngejar utang para obligor ya? Saya rasa ini masih bingung, sih.
 
kembali
Top