Politisi Fraksi PAN Raih Gelar Doktor PSDM dari Universitas Airlangga

"Panai Gelar Doktor Palsu, Politisi Fraksi PAN Terkejut"

Sebuah kejutan mengenai dunia politik Indonesia telah menyebabkan bingungnya masyarakat umum. Seorang politisi dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di Jakarta yang dikaitkan dengan gelar Doktor Strata Satuan Magistrasi Dokter (PSDM) Universitas Airlangga, terkejut saat mengetahui bahwa gelarnya palsu.

Gelar PSDM tersebut diberikan kepada politisi setelah lulus tes psikologi dan kesehatan yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga. Namun, keberadaannya diakui oleh panitia tes dan universitas tersebut tidak memerlukan tindakan hukum untuk mengeluarkannya.

Kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana mungkin gelar Doktor bisa diberikan tanpa proses pendidikan formal yang lengkap. "Itu sangat aneh, saya tidak percaya", kata politisi tersebut saat diwawancarai. "Aku pikir ini adalah kesalahan yang bisa diatasi dengan mengambil kembali sertifikat saya dan menyelesaikan pendidikan formal yang sebenarnya".

Pihak Universitas Airlangga masih menjelaskan tentang proses seleksi calon mahasiswa yang berlaku pada saat ini. "Proses seleksi diUniversitas Airlangga adalah yang benar-benar sah dan memadai", kata panitia tes tersebut.

Keterlibatan politisi dalam kejadian ini menimbulkan spekulasi tentang bagaimana mungkin mereka bisa mendapatkan gelar Doktor tanpa melakukan proses pendidikan formal. Mereka pun mengakui bahwa kesalahan ini tidak akan menghambat kemampuan mereka untuk berkontribusi di dunia politik.
 
Hmm, kan kayaknya ada yang salah sama sekali. Bagaimana mungkin orang bisa mendapatkan gelar Doktor tanpa pernah studes di universitas? Itu gak bisa jadi, ya. Mereka harus belajar banyak dulu sebelum bisa diberi gelar seperti itu. Saya rasa ini adalah kesalahan yang bisa diatasi dengan lebih transparan dan jujur, bukan dengan menutup-tutupi kebenaran. Dan siapa tahu, mungkin ada yang mau belajar dari kesalahan ini dan tidak berulang kembali. 😊
 
aku pikir kayaknya hal ini bukan hanya tentang politisi yang salah, tapi juga tentang sistem pendidikan kita sendiri yang memang kurang fleksibel. siapa nanti yang punya tekanan besar untuk ambil gelar dokter, pasti bisa lulus tes psikologi dan kesehatan apa pun hasilnya 🤷‍♂️

dan kalau pihak universitas yang membenarkan proses seleksi mereka ini, apa keberadaan Doktor Strata Satuan Magistrasi Dokter itu bukan juga justu "keajaiban"? serius nggak ada pengecekan lanjut setelah seleksi? 🤔
 
ini keren banget kalau para politisi Indonesia bisa mendapatkan gelar Doktor tanpa harus menyelesaikan pendidikan formal dulu, tapi nggak ada salahnya juga kalau mereka harus belajar lagi 😂. sih kalau aku sambil nonton drama kolosal di TV malah lihat siapa aja yang benar-benar punya gelar Doktor yang sah, apa kira-kira kenyataannya gini? toh jangan lupa kalau ada yang minta dokter tapi tidak punya, biar nggak salah paham sama-sama.
 
Gue pikir ini seperti masa SMA, lulusan SMA yang nggak punya lulusan SMA nggak boleh masuk perguruan tinggi kan? Sekarang ada doktora tanpa perlu lulusan S1/S2/S3 juga nggak jelas. Gue bingung kenapa bisa begitu mudah diperoleh? Dan siap apa yang bakal terjadi kalau ini ikut menyebar ke masyarakat luas?
 
ini gampang aja sih, keterlibatan politisi dalam hal ini hanya menunjukkan bagaimana masyarakat kita masih nggak punya norma yang jelas tentang akademikisme. kalau di negara lain ini pasti sudah tidak mainkan deh sih, tapi di Indonesia ini masih banyak orang yang nggak peduli aja apakah mereka benar-benar lulus atau tidak.

dan kira-kira apa yang ingin dipikirkan dari hal ini? siapa bilang bahwa kamu harus lulus dari universitas resmi untuk bisa menjadi dokter? itu konsep modern yang sudah ada sejak beberapa dekade, tapi di Indonesia kita masih banyak orang yang percaya pada tradisi aja.
 
gampang banget aja udah jadi dokter palsu, tapi kayaknya masih banyak orang yang percaya dirinya 😅. ini adalah contoh bagaimana pemerintahan dan lembaga pendidikan kita sering kali tidak bertanggung jawab dalam mengatur keputusan mereka. padahal, kalau di negara lain seperti Inggris atau Amerika, tentu saja ada ketegangan dengan pengakuan sertifikat yang benar-benar sah. tapi di Indonesia, kayaknya sudah terbiasa dengan praktik ini 😒. mungkin ini akan menambah kesadaran kita untuk memantau keputusan mereka lebih teliti.
 
hehe, siapa nih yang bisa jadi dokter kalau gak lulus tes psikologi & kesehatan 🤔? ini kayaknya bikin bingung banget, apa sih tujuan dari tes psikologi itu kalau cuma buat jago gelar dokter aja? tapi apa pun halnya, kita harus fokus pada bagaimana bisa mencegah hal ini terjadi lagi di masa depan. kita harus makin teliti dan cek kebenaran info sebelum kita menyetujukkan sesuatu, ya! 🤓
 
Gak percaya, siapa yang memberi gelar dokter tanpa lulus pendidikan formal? Guna apa lagi? Yang penting adalah kualitasnya bukan sekedar tak terduga aja. Saya rasa banyak orang yang akan tergeleng-genggang kalau ini diikuti oleh mereka yang punya kepentingan lain.
 
Gak percaya aja, siapa yang ngebawa keterlibatan parpol dengan gelar dokter palsu? Udah kayaknya makin jelas bahwa pendidikan formal itu penting banget, gak bisa dipaksakan dengan tes psikologi dan apa-apa. Siap-siapkan diri dengan baik aja sebelum masuk universitas, ya.
 
Hehe, aku pikir ini masih nggak percaya banget! Politisi dari PAN yang jadi "dokter palsu" apa kan? Aku tahu kalau ada cerita nyata tentang orang yang lulus tes psikologi dan kesehatan saja, tapi nggak lulus pendidikan formal? Gimana dia bisa lulus nanti? 🤔👨‍⚕️

Aku pikir ini masih bisa jadi klaim palsu atau ada yang mencoba manipulasi proses seleksi. Aku penasaran apa yang sebenarnya terjadi di Universitas Airlangga. Apakah mereka benar-benar tidak memeriksa kualifikasi lulusan tes psikologi dan kesehatan? 🤷‍♀️

Aku rasa ini masih perlu diungkapkan lebih jelas. Mungkin ada yang bisa memberikan klarifikasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di Universitas Airlangga. Aku tidak ingin membiarkan rumor menjadi semakin besar 😅.
 
itu aneh banget sih, bagaimana mungkin ada orang bisa mendapatkan gelar Doktor tanpa lulus pendidikan formal yang lengkap? kalau seperti itu, apa artinya sertifikat tersebut tidak memiliki nilai sebenarnya? saya pikir ini adalah contoh bagaimana sistem pendidikan kita masih belum sempurna di Indonesia. kita harus memperhatikan hal-hal seperti ini agar tidak terulang lagi di masa depan 😕
 
Hmm, siapa tau kalau kita buat kebijakan yang lebih ketat terhadap penipu dan penipus, tapi tapi kalau ada politisi yang benar-benar butuh gelar dokter itu, kita harus ikuti prosesnya ya. Karena kalau tidak kita juga bisa dikejar kehukuman. Tapi kira-kira ini berarti bagaimana proses tes psikologi dan kesehatan bisa salah juga? Maksudnya ada yang terlalu canggih, atau ada yang terlalu lemah, sih?
 
ini pengamatan si pengamat hukum 🤔, kalau diulang-ulang proses seleksi calon mahasiswa itu apa yang salah? apakah ada ketidakjelasan tentang syarat-syaratnya? karena jika benar-benar tidak ada kesalahan, maka politisi ini memang bisa mendapatkan gelar doktornya tanpa perlu melakukan pendidikan formal yang lengkap 🤷‍♂️. tapi kalau demikian, itu berarti ada ketidakpastian dalam sistem pendidikan kita ya? dan bagaimana jika orang lain juga mau mencoba caranya? 🚨
 
gue rasa ini bukan masalah besar, tapi gue masih penasaran siapa yang tega memberi gelar doktornya tanpa harus lulus teks psikologi & kesehatan... gue pikir ini seperti drama komedi, siapa njelek nggak?
 
Saya penasaran nih siapa yang bisa duduk di meja panitia tes dan nggak peduli aja kayak gitu 😂. Tapi coba bayangkan kalau aku udah lulus tes psikologi dan kesehatan, aku akan langsung diberikan gelar Doktor ya? 🤔 Aku pikir si politikernya harus lebih jujur dulu sebelum nggak peduli aja, tapi mungkin aku salah nih 😅. Yang penting adalah universitas itu sudah buat kesalahan, apa yang perlu diatasi adalah kesalahan itu dan tidak ada yang harus dihukum atau apa? 🤷‍♂️
 
ada yang bikin kita bingung sih, politisi PAN buleh diberi gelar dokter palsu 🤔. bagaimana mungkin diakui oleh panitia tes dan universitasnya tapi tidak ada tindakan hukum? memang penting untuk mengeksplorasi bagaimana bisa terjadi hal ini. padahal kita semua ingin orang yang masuk ke parlemen itu memiliki pendidikan yang lengkap. siapa yang tahu, mungkin mereka diharapkan dapat memberikan contoh bagai mana proses pendidikan formal yang sebenarnya 💡.
 
kembali
Top