Periklindo Minta 10% Subsidi BBM Dialihkan untuk Prasarana EV

Pemerintah Dinilai Harus Meningkatkan Pengalihan Dana Subsidi BBM untuk Mendorong Pembangunan Infrastruktur Kendaraan Listrik

Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan Rp 498,8 triliun untuk subsidi dan kompensasi energi pada tahun 2025. Namun, Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) menyarankan agar pemerintah mengalihkan 10 persen subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) fosil untuk mempercepat pembangunan infrastruktur kendaraan listrik.

Menurut Wakil Ketua Bidang Hukum dan Regulasi Periklindo, Puryanto, pengalihan dana ini dianggap sangat penting untuk merealisasikan transformasi energi hijau dan mengurangi beban devisa negara akibat pemberian subsidi BBM. Ia menyatakan bahwa jika 10 persen saja dialokasikan untuk membangun infrastruktur kendaraan listrik, maka EV di Indonesia, baik motor maupun mobil, akan cepat sekali teradaptasi dan transportasi elektrifikasi bisa berlangsung lebih cepat.

Puryanto juga menjelaskan bahwa transformasi ke kendaraan listrik memiliki tiga manfaat fundamental, yaitu mengurangi defisit devisa dari impor minyak, menghemat subsidi untuk energi fosil, serta meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Ia menambahkan bahwa emisi gas buang kendaraan listrik jauh lebih baik, sehingga biaya kesehatan masyarakat juga bisa turun karena udara lebih bersih.

Pengalihan dana sebesar 10 persen dari subsidi BBM tidak akan berdampak signifikan pada harga bahan bakar di tingkat konsumen, menurut Puryanto. Ia menyebutkan bahwa nilai subsidi minyak hanya Rp2.000 per liter, dan naiknya hanya Rp200. Naik Rp200 per liter itu tidak akan mempengaruhi ekonomi yang memerlukan transportasi.

Adopsi kendaraan listrik di dalam negeri sendiri menunjukkan tren pertumbuhan yang pesat. Pada tiga tahun terakhir, pangsa pasarnya melesat dari 0,1 persen di tahun pertama, menjadi 5-6 persen di tahun kedua, dan kini telah mencapai 10 persen dari total populasi kendaraan. Pemerintah menargetkan 25 persen kendaraan sudah berbasis listrik pada 2030.

Untuk mendorong hal ini, pemerintah memberikan insentif melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 12 Tahun 2025 tentang keringanan PPN dan PPnBM kendaraan listrik, yang berlaku hingga akhir Desember 2025.
 
Saya pikir kalau kita harus mempertimbangkan bagaimana cara kita bisa mencapai tujuan pembangunan infrastruktur kendaraan listrik dengan lebih efektif, kita harus membayangkan apa yang akan terjadi jika kita tidak segera mengambil tindakan. Jika kita tetap konservatif dan tidak meningkatkan pengalihan dana subsidi BBM, maka kita akan menunggu lama dan mungkin tidak bisa menangani beban devisa negara dengan baik. Tapi apakah itu benar? Apakah kita seharusnya hanya fokus pada menghemat biaya dan tidak mempertimbangkan dampak jangka panjang?
 
LOH GA DEGA PAKAI PENGALIHAN DANA SUBSIDI BBM KE INFRASTRUKTUR KENDARAAN LISTRIK, MAKAN NYA MAKAN! PERYATAAN PERIKLINDO NYA BENAR-BENAR PENTING UNTUK MEREMAISIASI TRANSAFOSI ENERGI HIJAU DI INDONESIA. JIKA GA MUDAH-MUDahan SUBSIDI BBM, PAKAI NYA SUBSIDI INFRASTRUKTUR KENDARAAN LISTRIK!

GAGAL NYA PAKAI SUBSIDI BBM LAH AKAN NYA BISUH NYA PESUGIHAN DEVASI? JANGAN PAKAI NYA PENGALIHAN DANA SUBSIDI BBM KE INFRASTRUKTUR KENDARAAN LISTRIK, MAKAN NYA MAKAN!
 
Mereka masih ngeliat dulu aja, bukan? Sudah 10 tahun ini pemerintah mulai ngadopsi program pembangunan infrastruktur kendaraan listrik. Belom lagi ada yang ngatain tentang pembangunan itu berapa biayanya, tapi sekarang sudah ada anggaran yang jelas. Tapi, masih banyak hal yang harus diubah, seperti harga bahan bakar listrik yang lebih kompetitif dengan BBM fosil.

Saya pikir 10 persen saja dibilang kecil, tapi jangan salah paham, itu sudah banyak! Kalau kita tambahkan akses transportasi listrik dan insentif bagi pembuat kendaraan listrik, maka EV bisa teradaptasi cepat sekali. Saya yakin kalau di masa depan ini Indonesia akan menjadi contoh yang baik untuk negara-negara lain. Dan, yang paling penting, kita bisa menjaga kesehatan lingkungan dan masyarakat dengan lebih baik.
 
Kalau nanti kita semua punya mobil listrik aja, oh manis! 🙌
Pemerintah harus ambil keputusan cepat, karena kalau tidak, emisi gas buang dari BBM fosil makin banyak. Mereka harus fokus di infrastruktur kendaraan listrik, jadi kita bisa merasakan manfaatnya. 10 persen saja nggak bikin masalah, asalkan mobil listrik kita bisa nyaman dan murah.
Gue pikir kalau pemerintah harus juga ambil keuntungan dari pengalihan dana ini, misalnya dengan membangun stasiun cairan baterai yang bisa digunakan di seluruh negeri. Kita nggak ingin ketinggalan tren ini. 😅
Sekarang kalau kita sudah punya mobil listrik, bagaimana kalau kita juga memiliki sistem pengisian listrik yang cepat dan mudah? 🤔
 
Dahulu kalinya, saya tahu pemerintah itu suka memberikan subsidi BBM, tapi sekarang sudah waktunya untuk lebih fokus pada infrastruktur kendaraan listrik 🚗💡. Kalau kita tidak mengalihkan dana dari subsidi BBM, berarti kita tidak akan bisa meningkatkan jumlah pengguna kendaraan listrik, dan itu akan berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat yang jadi prioritas utama ya 🌎👍.
 
Pemerintah harus lebih bijak dalam pengelolaan dana subsidi BBM fosil. Meningkatkan pengalihan dana untuk infrastruktur kendaraan listrik bukan hanya tentang menghemat devisa, tapi juga tentang menciptakan industri yang dapat memberikan manfaat bagi rakyat. Kalau tidak, maka perubahan ini akan terhambat karena banyak lagi biaya yang harus dijalani, seperti biaya penelitian dan pengembangan teknologi baru.
 
Gini sih bro... kalau nanti aja kita lupa bahwa pemerintah udah buat subsidi BBM apa lagi? Nah, tapi aku pikir 10 persen itu masih kurang untuk meningkatkan infrastruktur listrik ya? Banyak infrastruktur yang harus dibangun juga mulai dari charger hingga jalur transportasi listrik. Jadi, 10 persen itu sebenarnya masih terlalu sedikit bro...
 
Saya pikir kalau pemerintah benar-benar ingin meningkatkan pengalihan dana subsidi BBM untuk mempercepat pembangunan infrastruktur kendaraan listrik, mereka harus fokus pada efisiensi dalam pengelolaan dana tersebut. Kalau dipikirkan dengan bijak, maka pemerintah bisa membuat skema yang lebih baik untuk mengalokasikan dana tersebut. Misalnya, mereka bisa membuat program yang memberikan insentif kepada pemilik usaha mikro kecil yang berkepentingan dengan pembangunan infrastruktur kendaraan listrik. Nah, itu akan membuat pemerintah mendapatkan keuntungan tambahan dari pengalihan dana tersebut. Kalau dilakukan dengan benar, maka pemerintah bisa mempercepat transformasi energi hijau di Indonesia 🚀
 
Gampang banget nih! Masih bingung kenapa pemerintah nggak langsung menyerahkan dana untuk infrastruktur kendaraan listrik. Mungkin harusnya ada prioritas dan strategi yang lebih jelas, apalagi kalau kita lihat tren pertumbuhan EV di Indonesia itu super cepat banget! 🚀

Dan ya, puryanto benar-benar bilangin bahwa pengalihan dana sekitar 10% tidak akan mempengaruhi harga bahan bakar, bahkan jika naikin saja Rp200 per liter. Kalau kita lihat secara agregat, efeknya pasti lebih besar dari itu 😅.

Gimana kalau kita fokus pada hal ini dan mendorong pembangunan infrastruktur kendaraan listrik? Dapatkah kita melihat adopsi EV di Indonesia menjadi salah satu solusi utama untuk mengurangi defisit devisa dan meningkatkan kualitas udara di kota-kota besar? 🤔
 
Jadi kalau mau makin cepat pembangunan infrastruktur kendaraan listrik, gue pikir harus diingat bahwa Indonesia memerlukan banyak dana untuk hal ini. Jadi, mengalihkan 10 persen subsidi BBM fosil tidak terlalu besar ya? Tapi apa yang pasti, kita semua ingin jadi lebih hijau dan sehat. Kita harusnya bisa menemukan keseimbangan antara kebutuhan dan pengeluaran, agar Indonesia tidak terus dibebani devisa.
 
gak percaya kalau pemerintah benar-benar mau meningkatkan pengalihan dana subsidi BBM untuk membangun infrastruktur kendaraan listrik. apa yang salah dengan mereka? mau bantu negara buat lebih ramah lingkungan dan lebih fleksibel di masa depan. tapi, nggak ada tanda-tandanya. mungkin pemerintah benar-benar berencana untuk meningkatkan pengalihan dana itu? ingin lihat catatan dari sumber mana ya? 🤔
 
Maksudnya kalau pemerintah mau mengalihkan dana subsidi BBM untuk membangun infrastruktur kendaraan listrik, itu akan sangat membantu. Karena sekarang sudah banyak orang yang ingin menggunakan EV, tapi masih ada beberapa masalah seperti infrastruktur yang kurang lengkap dan harga yang lebih mahal. Jika pemerintah mau mendukung dengan memberikan dana lebih, maka EV di Indonesia bisa berkembang lebih cepat 🚀.
 
kembali
Top