Tahun ini PBSI terpaksa mengumumkan degradasi enam atlet yang dianggap kurang maksimal. Keputusan itu diambil setelah melakukan evaluasi rutin terhadap seluruh atlet tim pelatih serta bidang pembinaan dan prestasi PBSI.
Menurut Kabid Binpres PP PBSI, Eng Hian, evaluasi tersebut diawali dengan mempertimbangkan aspek performa, progres latihan, serta pencapaian KPI yang sudah ditetapkan. Hasil evaluasi itu menunjukkan bahwa beberapa atlet dianggap tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Sementara itu, satu pemain, Muhammad Reza Al Fajri, memutuskan untuk mengundurkan diri dari Pelatnas PBSI. Keputusan ini merupakan bagian dari proses pembinaan yang berkelanjutan dan objektif, dengan tujuan menjaga kualitas dan efektivitas program pelatnas.
Bukan hanya itu, Eng Hian juga menegaskan bahwa degradasi bukanlah akhir dari perjalanan seorang atlet. PBSI tetap memberikan ruang bagi setiap atlet untuk berkembang di luar pelatnas, berkompetisi di berbagai turnamen nasional maupun internasional, dan membuktikan diri untuk mendapatkan kesempatan kembali ke pelatnas di masa mendatang.
Menurut Kabid Binpres PP PBSI, Eng Hian, evaluasi tersebut diawali dengan mempertimbangkan aspek performa, progres latihan, serta pencapaian KPI yang sudah ditetapkan. Hasil evaluasi itu menunjukkan bahwa beberapa atlet dianggap tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Sementara itu, satu pemain, Muhammad Reza Al Fajri, memutuskan untuk mengundurkan diri dari Pelatnas PBSI. Keputusan ini merupakan bagian dari proses pembinaan yang berkelanjutan dan objektif, dengan tujuan menjaga kualitas dan efektivitas program pelatnas.
Bukan hanya itu, Eng Hian juga menegaskan bahwa degradasi bukanlah akhir dari perjalanan seorang atlet. PBSI tetap memberikan ruang bagi setiap atlet untuk berkembang di luar pelatnas, berkompetisi di berbagai turnamen nasional maupun internasional, dan membuktikan diri untuk mendapatkan kesempatan kembali ke pelatnas di masa mendatang.