MenPAN-RB Dukung Integrasi Layanan Transfromasi Digital di KBRI Spanyol

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Rini Widyantini telah mendukung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Madrid, Spanyol untuk terus melakukan transformasi digital dalam menyajikan pelayanan publik yang lebih aksesibel, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Menurutnya, KBRI merupakan contoh praktik birokrasi Indonesia yang efektif dan profesional di luar negeri.

Transformasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang dapat dinikmati oleh warga negara Indonesia (WNI) serta berbagai stakeholder eksternal terkait dengan kepentingan Indonesia. "Kita perlu mendorong dan menjamin pelayanan yang diberikan kepada para pihak harus sesuai dengan ekspektasi mereka," kata Rini.

Pemerintah saat ini tengah membangun Digital Public Infrastructure (DPI), yang mencakup digital ID, data exchange, dan digital payment. Tujuan dari pembangunan ini adalah untuk meningkatkan integrasi layanan lintas instansi dan menyatukan layanan supaya masyarakat dapat menggunakan dengan mudah dan transparan.

KBRI di Madrid juga akan menjadi salah satu contoh keberhasilan transformasi digital pemerintah. Rini berharap KBRI dapat menjadi bagian penting dari ekosistem keterpaduan layanan pemerintah serta memberikan kemudahan bagi masyarakat secara nyata. Peningkatan ini dilakukan dalam rangka reformasi birokrasi yang lebih responsif dan bekerja dengan koordinasi lintas instansi, menurut arahan Presiden Prabowo Subianto.

Rini juga berkesempatan berdiskusi dengan pegawai dan ASN yang ada di KBRI Madrid. "Saya senang dapat berdiskusi dengan ASN disini, ASN merupakan bagian dari birokrasi yang bertugas untuk melakukan layanan-layanan untuk mempekuat hubungan internasional," kata Rini dalam keterangan tertulis.
 
Saya bayangkan kabar ini akan dihadapkan ke pembaca umum Indonesia seperti apa? Nah, kabar baiknya sih, KBRI Madrid punya rencana untuk membuat layanan publik lebih aksesibel dan inklusif. Tapi, siapa bilang ini hanya tentang KBRI Madrid aja? Kami di desa juga perlu transformasi digital yang sama. Kita harus bisa terhubung dengan pemerintah setelahnya. Saya harap teknologi ini tidak hanya membuat birokrasi lebih efisien, tapi juga membuat kami di desa lebih mudah mengakses layanan publik.
 
Menteri PAN-RB itu malah ngobrol tentang KBRI di Madrid tapi apa yang dia rasa penting adalah birokrasi Indonesia yang efektif di luar negeri, sih? Jadi dia tidak fokus pada soal pemerintah Indonesia sendiri. Lalu ada tahu siapa tujuan pembangunan Digital Public Infrastructure itu? Meningkatkan integrasi layanan lintas instansi dan menyatukan layanan untuk masyarakat mudah aja. Tapi di mana katanya hasilnya akan terasa nyata? Di KBRI Madrid, jelas! Tapi apa artinya bagi rakyat Indonesia sendiri? Belum jelas sih...
 
Gue pikir itu keren banget kalau KBRI Madrid bisa jadi contoh pelayanan publik di luar negeri. Gue harap birokrasi di Indonesia bisa lebih seperti ini, jangan hanya sekedar ngurus internal, tapi juga fokus pada memberikan layanan yang baik ke masyarakat. Dan siapa tahu, gue rasa itu bisa menjadi inspirasi bagi KBRI lainnya di luar negeri.
 
Makasih ya PB PAN-RB yang mendukung KBRI Madrid nih, kalau gini bisa jadi KBRI Madrid canggih banget! Aku yakin kalau dengan transformasi digital ini, masyarakat Indonesia bisa lebih mudah akses layanan publik. Tapi apa pun keberhasilannya, aku harap tidak ada yang kalah birokrasi di Indonesia ๐Ÿ™
 
Menteri PAN-RB Rini Widyantini benar-benar sombong, dia selalu mengatakan bahwa KBRI di Madrid adalah contoh praktik birokrasi Indonesia yang efektif dan profesional, tapi siapa tahu benar atau tidak, apa yang penting adalah KBRI di Madrid sudah bisa menunjukkan hasil dari transaksi digitalnya, itu saja yang dianggap baik oleh Rini.
 
Pernah terpikir apa arti kalau kita buat sistem digital pemerintahan seperti bola sepak? Jadi, ada tim yang bertanggung jawab membuat aturan-aturan, lalu ada tim lain yang bertugas mengimplementasikan aturan itu. Jika tim pertama tidak mau bekerja sama dengan tim kedua, maka hasilnya tidak akan optimal. Tapi kalau kita semua bisa berkomunikasi dan bekerja sama seperti tim sepak bola yang baik, maka pelayanan publik kita bisa menjadi lebih cepat, lebih akurat, dan lebih mudah diakses.

Saya senang melihat KBRI Madrid memiliki visi untuk membuat transformasi digital ini. Mereka seperti striker yang sangat berbakat, mereka dapat mencetak gol (peningkatan kualitas pelayanan) dengan cepat dan efektif. Kalau kita semua bisa belajar dari contoh mereka, maka pemerintah Indonesia bisa menjadi lebih baik dalam meningkatkan kualitas layanan publik.
 
๐Ÿค” apa kebaikan ini? KBRI di Madrid bisa jadi contoh bagus, tapi apakah pemerintah benar-benar terlibat dalam proses ini? aku ingin tahu lebih lanjut tentang pembangunan Digital Public Infrastructure (DPI) itu, nih. bagaimana caranya pembangunan ini akan mempengaruhi warga negara Indonesia di Madrid? ๐Ÿ˜Š
 
Menteri Rini Widyantini benar-benar bisa diandalkan dalam mengembangkan teknologi digital di KBRI Madrid... ๐Ÿค Perlu diingat bahwa transformasi ini tidak hanya tentang meningkatkan kualitas pelayanan publik, tapi juga tentang meningkatkan efisiensi dan efektivitas birokrasi kita sendiri. Dengan adanya Digital Public Infrastructure, kita bisa mengurangi kebisingan dan membuat proses menjadi lebih mudah untuk warga negara Indonesia yang berada di luar negeri... ๐Ÿ“Š Kita juga harus memperhatikan aspek keamanan data dan privasi yang akan dihasilkan dari sistem digital ini agar tidak ada pelanggaran.
 
aku pikir itu bagus banget! KBRI Madrid mau punya transformasi digital yang lebih baik, jadi warga Indonesia di luar negeri bisa terhubung dengan pemerintah kita lebih mudah ๐Ÿ’ป๐Ÿ’ช. tapi aku harap tidak hanya sekedar transformasi digital aja, tapi juga ada perubahan dalam struktur birokrasi kita agar lebih transparan dan akuntabel ๐Ÿค๐Ÿผ. karena kalau gak, apa keberhasilan itu nanti kembali ke awal lagi ๐Ÿ˜…
 
๐Ÿ˜‚ apa lagi yang bisa dibilang tentang KBRI Madrid? pertama kalinya kali ini aku melihat bagaimana pemerintah Indonesia benar-benar bisa membuat konteks digital publik yang efektif dan profesional ๐Ÿค“. rini widiantini memang bisa, dia sih pintar banget ๐Ÿ™. tapi apa yang aku cari adalah kenapa kira-kira keberhasilan ini bisa tercapai? karena ada orang yang benar-benar peduli dengan apa yang diinginkan masyarakat, ya? itu yang membuat pemerintah bisa makin baik ๐Ÿค.
 
Kalau nanti ada kesempatan untuk langsung ke KBRI Madrid, aku yakin aku akan terkesan banget dengan kemudahan akses ke layanan publik di sana. Jika kita bisa memiliki hal yang sama di Indonesia, tentu warga negara kita tidak akan perlu lagi berjalan-jalan panjang untuk mendapatkan kertas ID digital. Saya harap pemerintah bisa segera meluncurkan program seperti ini agar masyarakat bisa lebih mudah akses ke layanan publik yang baik.
 
๐ŸŒฟโœจ Kalau gak salah itu karya Rini Widyantini yang membuat KBRI Madrid bisa lebih efisien dan akurat ya? Semoga ini bisa bikin warga Indonesia lebih senang dengan pelayanan yang lebih mudah akses ๐Ÿ’ป๐Ÿ’ธ. Tapi, kita harus ingat kalau semua ini hanya contoh dari pembangunan infrastruktur digital yang lebih luas di Indonesia. Apakah itu sudah mencakup segala aspek seperti lingkungan dan kehidupan sehari-hari warga? ๐Ÿค”๐ŸŒŽ
 
Pernahkah kita pikir, apa yang dimaksud dengan pelayanan publik yang lebih aksesibel, inklusif, dan responsif? Menteri PAN-RB Rini Widyantini benar-benar ingin kita percaya bahwa KBRI Madrid adalah contoh birokrasi Indonesia yang efektif di luar negeri. Tapi, apa yang membuat mereka berani mengatakan begitu? Mungkin karena ada perubahan besar dalam cara kerja pemerintah, ya...

Pengakuan Rini tentang kepentingan masyarakat sangat positif, tapi kita harus tanya, siapa nanti yang akan memastikan agar kebutuhan mereka terpenuhi? Itu gampangnya saja, tapi bagaimana caranya? Kita harus lebih teliti dalam menilai kemajuan ini.
 
๐Ÿค” aku pikir ini penting banget untuk pemerintah kita terus berinovasi dan makin baik pelayanan publik, kalau nggak ada transisi digital yang efektif nanti warga Indonesia akan kesulitan aja ๐Ÿ™…โ€โ™‚๏ธ
 
Gimana dengerin kabar itu tentang KBRI di Madrid? Maksudnya kita harus terus meningkatkan transformasi digital agar pelayanan publik lebih aksesibel dan inklusif. Saya rasa ini bagus banget, tapi kita juga harus memperhatikan aspek keamanan data dan privasi warga negara Indonesia. Kita tidak ingin keamanan data kita terganggu saat melakukan transaksi online atau mengakses pelayanan publik.
 
๐Ÿค” Ah, kalau bisa dilihat, transformasi digital KBRI di Madrid ini salah satu contoh bagus dari bagaimana birokrasi Indonesia bisa lebih efektif dan profesional. Tapi, gimana dengan kesan bahwa kita harusnya sudah bisa memiliki sistem digital yang lebih baik dari begini? Saya pikir ada kesalahan strategis dalam proses implementasinya... tapi mungkin ini semua tentang proses belajar beradaptasi dengan teknologi yang sangat cepat ๐Ÿค–. Yang penting, pelayanan publik menjadi lebih aksesibel dan inklusif untuk masyarakat.
 
Mungkin saja pemerintah bisa banget sekali dengan pembangunan ini ๐Ÿค”โ€โ™‚๏ธ. Jadi kalau punya kesempatan aja, saya juga ingin mencoba menggunakan layanan digital yang diberikan oleh pemerintah ini ๐Ÿ‘. Tapi apa yang terpenting adalah semua orang Indonesia bisa menikmati kemudahan ini tanpa ada masalah ๐Ÿ™.
 
๐Ÿ™„ Siapa nih yang pikir KBRI Madrid bisa jadi contoh praktik birokrasi Indonesia yang efektif? Nah, siapakah yang bilang Indonesia tidak bisa melakukan hal-hal sederhana seperti itu? Kita harus bersyukur ya... ๐Ÿคทโ€โ™‚๏ธ

Dan apa lagi dengan Rini Widyantini yang selalu bilang Indonesia ini bagus-bagus. Apa yang dia lakukan di sini? Nggak ada kejadian apa-apa yang salah? Siapa yang bilang itu hanya transmisi digital aja, sih. Nah, kalau tidak ada kesalahan, kenapa kita harus kaget? ๐Ÿคฆโ€โ™‚๏ธ
 
Mungkin sih kalau kita lihat dari luar, Indonesia udah terus berinovasi dengan teknologi dan semua itu, tapi ternyata di mana-mana ada hal yang sama, seperti birokrasi yang kurang efisien. KBRI Madrid itu udah memiliki sistem digital yang bagus, tapi kalau kita bandingkan dengan pengalaman saya di desa, banyak pula yang tidak terlalu suka dengan layanan publik online, karena masih kurang mudah dan terkadang ada kesan bahwa ini hanya untuk birokrasi saja, bukan untuk masyarakat.

Tapi aku rasa sih kita harus meninjau dari segi lain, seperti bagaimana kita bisa membuat sistem yang lebih mudah digunakan oleh masyarakat, dan tidak terlalu jauh dengan kebutuhan masing-masing orang.
 
kembali
Top