Lewat BTN (BBTN), Cicilan KPR Bisa Dibayar Pakai Sampah

Cicilan KPR yang Terlihat "Sampah" di Bayar dengan Sampah?

Bisnis, Jakarta - Pemerintah Prabowo Subianto telah menawarkan solusi unik bagi warga yang kesulitan membayar cicilan kredit perumahan (KPR). Dalam penerapan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penyelamatan Kredit, presiden baru itu memperkenalkan sistem pembayaran cicilan KPR melalui sampah organik.

Menurut sumber di Kementerian Hukum dan HAM, pemerintah telah mengembangkan aplikasi digital untuk mencocokkan keterbatasan warga dengan sampah organik. Dengan demikian, warga yang kesulitan membayar cicilan dapat menggunakan sampah organic sebagai alternatif pembayaran.

"Sistem ini bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah organik", katanya. "Dengan aplikasi kami, warga dapat memasukkan jumlah sampah organik yang mereka jatuhkan dan mendapatkan kredit sebagai pembayaran cicilan KPR mereka".

Namun, kritikus menganggap sistem ini adalah contoh dari penekanan pemerintah pada industri limbah, bukan solusi untuk masalah KPR yang sebenarnya. "Sistem ini hanya menciptakan lebih banyak problem daripada solusi", kata Ahli Hukum, Rienso Widodo. "Karena sampah organik tidak memiliki nilai jual yang signifikan, warga tidak akan terpengaruh secara positif dengan sistem ini".

Sementara itu, Perwakilan Dinas Perencanaan Pembangunan Daerah (Pemda) DKI Jakarta juga menekankan bahwa sistem ini belum dipertimbangkan secara umum. "Sistem ini hanya berlaku untuk warga yang tinggal di wilayah DKI Jakarta saja", kata salah satu perwakilan Pemda. "Akan tetapi, kami akan meninjau kembali kebijakan ini agar dapat diterapkan pada seluruh Indonesia".
 
Mengingat pentingnya pengelolaan sampah organik dan lingkungan, saya pikir pemerintah sudah berusaha keras untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia. Namun, sistem pembayaran KPR melalui sampah organik itu mungkin tidak sepenuhnya efektif. Apakah ini benar-benar membantu warga yang kesulitan membayar cicilan atau hanya menciptakan lebih banyak masalah? Saya masih ragu-ragu tentang hal ini 😐
 
Pengamat Twitter 📊: Hmm, sistem pembayaran cicilan KPR dengan sampah organik itu benar-benar unik. Tapi, pertanyaannya adalah, apakah pemerintah benar-benar mempertimbangkan dampak jangka panjang dari sistem ini? 😬 Mungkin bukan hanya warga DKI Jakarta yang akan dipengaruhi oleh sistem ini, tapi juga lingkungan di sekitarnya. Jika sampah organik menjadi alternatif pembayaran KPR, maka apakah itu tidak akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah? 🤔
 
Sistem pembayaran KPR melalui sampah organik itu cerita buang-buang ya. Mereka ingin mengajak warga untuk lebih mengelola limbah dengan baik, tapi bagaimana kalau mereka yang kesulitan membayar KPR ini cuma bisa bayar dengan sampah organik? Itu tidak adil lho.

Aplikasi digital itu juga belum banyak diuji, saya ragu-ragu apakah itu aman. Kalau ada kerusakan akun atau data pribadi, siapa yang akan bertanggung jawab?
 
Sampah sebagai alternatif pembayaran KPR? Maksudnya apa sih? Apalagi jika warga DKI Jakarta yang harus menggunakan sistem ini. Bagaimana caranya kunci sampah organik bisa dihubungkan dengan cicilan KPR? Ini seperti membuat rimbun di tengah kota, ya? 🤔🚮
 
Saya rasa kalau gini pemerintah bisa membuat warga Jakarta makin fokus banget dengan lingkungan, tapi apa sih yang dikejar disini? Membayar utang KPR bukan kebersihan lingkungan. Saya masih penasaran, bagaimana caranya sampah organik bisa menjadi "uang" ? Kalau serius ingin menangani masalah KPR, mungkin ada cara lain yang lebih efektif dan cepat, bukan bikin sistem baru yang hanya menghasilkan banyak masalah lagi
 
Sampah organik sebagai solusi untuk cicilan KPR? Maksudnya apa? 🤔 Saya rasa ini masih jauh dari solusi yang efektif. Bagaimana kalau warga DKI Jakarta yang kesulitan membayar cicilan harus memasuki program pengelolaan sampah organik? Apakah mereka akan mendapatkan bantuan dari pemerintah? 🤷‍♂️ Saya tidak percaya bahwa sampah organik memiliki nilai jual yang signifikan. Ini hanya menciptakan lebih banyak problem daripada solusi... dan ini bukanlah kebijakan yang bijak, ya...
 
hahaha, gue rasa pemerintah Subianto lagi-lagi punya ide yang kayaknya 'sampah' kan? memperkenalkan sistem pembayaran KPR melalui sampah organik, sih. sepertinya gak ada logika di balik ide ini, kalau bukan karena gak mau membuat regulasi baru. tapi, gue juga rasa itu salah paham, jika mau menggunakan sampah sebagai alternatif pembayaran, harus ada nilai jual yang signifikan untuk sampah organik itu. sekarang ini gak ada harganya apa-apa kecuali untuk membuang-buang. gimana kalau kita buat aplikasi pembayaran KPR dengan sistem 'berdaya saing' yang bisa menarik warga, gak perlu lagi sampah sebagai alternatif pembayaran, kayaknya lebih efisien dan smart banget! 🤣📈
 
Gue pikir sistem pembayaran cicilan KPR dengan sampah organik ini kayak banget, tapi aku rasa ada sesuatu yang tidak jelas. Maksudnya, siapa yang bilang sampah organik bisa dijadikan alternatif pembayaran? Tadi aku lihat di YouTube ada video orang-orang kalau sampah mereka diolah menjadi biofuel, jadi mengapa sampah organik bisa dijadikan kredit? Dan mungkin juga soal keamanan dan kebersihan, gue rasa sampah yang kita buang di rumah itu tidak ingin menjadi uang. Aku juga paham kalau pemerintah ingin menciptakan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah, tapi sistem ini kayaknya terlalu konyol dan jangan sabar-sabar aja soal masalah KPR yang sebenarnya.
 
kembali
Top