Dalam penanganan bencana hidrometeorologi di Aceh dan Sumatera, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Panggah Susanto, menekankan pentingnya kesadaran hidup di wilayah rawan bencana. Ia menyarankan agar semua pihak berjibaku, tidak saling menyalahkan, dalam menghadapi potensi bencana.
Menurut Panggah, yang terpenting adalah melakukan pembenahan menyeluruh terhadap pencegahan potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan gempa. Ia mengakui bahwa bencana longsor dan banjir selain disebabkan oleh curah hujan ekstrem juga dipengaruhi oleh penggundulan hutan yang tidak terkendali.
Panggah menyerukan agar Kementerian Kehutanan, Kementerian ESDM, dan Kementerian Lingkungan Hidup melakukan tobat nasuhah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Ia juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menghadapi potensi bencana di wilayah rawan.
Menurutnya, hutan yang terus ditebang dan tidak terkendali akan menyebabkan perubahan iklim yang tidak stabil, sehingga meningkatkan risiko bencana alam. Oleh karena itu, pembenahan pencegahan potensi bencana harus dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh.
Menurut Panggah, yang terpenting adalah melakukan pembenahan menyeluruh terhadap pencegahan potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan gempa. Ia mengakui bahwa bencana longsor dan banjir selain disebabkan oleh curah hujan ekstrem juga dipengaruhi oleh penggundulan hutan yang tidak terkendali.
Panggah menyerukan agar Kementerian Kehutanan, Kementerian ESDM, dan Kementerian Lingkungan Hidup melakukan tobat nasuhah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Ia juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menghadapi potensi bencana di wilayah rawan.
Menurutnya, hutan yang terus ditebang dan tidak terkendali akan menyebabkan perubahan iklim yang tidak stabil, sehingga meningkatkan risiko bencana alam. Oleh karena itu, pembenahan pencegahan potensi bencana harus dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh.