Ledakan SMAN 72 Jakarta Dinilai Tak Terkait Jaringan Terorisme

Ledakan di SMAN 72 Jakarta, tergolong berpotensi tidak terkait dengan jaringan terorisme. Mantan Direktur Pencegahan dan Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT Hamidin Aji Amin menilai peristiwa ini lebih masuk akal dibaca sebagai letupan sosial yang dibungkus simbol kekerasan, bukan serangan ideologis terstruktur.

Menurutnya, pelaku bertindak hanya karena kehilangan ruang aman dan mencoba menyalurkan amarahnya melalui cara paling tragis. Di sisi lain, kemungkinan adanya proses indoktrinasi klasik dari guru radikal atau jaringan rahasia tampak sangat kecil.

Hal ini terpapar saat pelaku memilih nama dan frasa dalam senjata yang digunakan, bukan karena keinginan untuk menunjukkan eksistensi dirinya sebagai anggota kelompok teroris.
 
ini paham banget kaya, peristiwa ini tidak boleh langsung dikaitkan dengan terorisme ya... tapi siapa tahu ada faktor lain yang lebih kompleks di baliknya... mungkin pelaku itu benar-benar kecewa sama situasinya di sekolah dan melakukan hal ini hanya untuk mengeluarkan rasa marahnya... tapi gini juga perlu dipertimbangkan, kalau si pelaku itu pilih nama dan frasa yang serus-serusan itu artinya bisa jadi ada sesuatu yang lebih dalam yang tidak kita ketahui...
 
Maksudnya apa sih? Ada yang pikir orang itu bikin ledakan itu hanya karena bangga dengan diri sendiri? Tapi aku rasa ada beberapa hal yang salah dengan narasinya. Mereka bilang kalau ini bukan serangan ideologis, tapi kalau begitu kenapa masih bisa menggunakan nama dan frasa yang sama seperti kelompok teroris lainnya? Maksudnya ada sedikit perbedaan antara 'serangan ideologis' dengan 'letupan sosial'? Aku rasa ini semua bikin kesan yang salah, kita jangan mudah terilhami oleh hal-hal yang bikin kita marah.
 
Aku pikir ini serius sekali, bakalan gini terjadi lagi... Mereka harus lebih teliti cara penanganan ini, nggak bisa cuma-cuma aja berharap saja. Aku pikir ini masih banyak yang tidak dipahami, apa itu sebenarnya yang bikin seseorang melakukan hal seperti ini? Nggak bisa cuma-biasakan aja sama-sama menuduh orang lain. Ada baiknya mereka cari tahu terlebih dahulu apa yang bikin orang tersebut marah sampai begitu.
 
Gampang sekali, aksi ini jadi aksi sosial yang bermasalah, tapi sebenarnya tidak ada motif ideologis dalam hal ini. Saya pikir pelaku itu memang benar-benar memiliki masalah dengan ruang aman dan akhirnya mencoba mengekspresikan marahnya dengan cara yang sangat tragis. Tapi, siapa tahu aksi ini bisa jadi bukan semata-mata tentang kehilangan ruang aman ya... mungkin ada sesuatu di baliknya yang tidak terlihat dari sini...
 
ini cerita di Jakarta ternyata masih sama aja 🤯. kalau gak ada teknologi kamera yang bisa ngambil foto kita udah tidak akan tahu siapa yang nggak aman lagi. tapi apa yang penting adalah harus cepat menemukan penyebab dari peristiwa ini, jadi kita bisa mencegah lebih lanjut. tapi kalau ini terjadi karena orang-orang yang kehilangan ruang amannya, itu memang sedih banget 🤕. kita harus ingat bahwa setiap orang yang melakukannya itu bukan karena ingin menjadi serdadu radikal, tapi karena ingin menemukan tempatnya di dunia. dan ini pasti tidak ada hubungannya dengan keamanan nasional 😊.
 
Gue rasanya ini buat macet pikiran sih, apa yang bikin orang itu bunuh diri? Gue pikir ada hal lain di baliknya, bukan sekedar karena kehilangan ruang aman aja... gue curiga mungkin ada sesuatu yang lebih dalam, ya.. tapi gue juga tidak ingin terlalu spekulatif, karena ini bisa bikin kesalahan... tapi apa kalau kita pikir dari perspektif lain, seperti orang itu benar-benar melewatkan semua opsi lain dan hanya pilih bunuh diri?
 
Saya pikir kalau kita tidak terlalu cepat menentukan hal ini berhubungan dengan jaringan terorisme atau tidak. Saya masih ragu2 apakah ini benar-benar sosial bukan? Tapi, apa yang saya lihat dari situasi ini adalah pelaku itu sangat marah dan ingin melakukan sesuatu yang akan membuat semua orang terkejut... 🤯

Saya percaya bahwa ada faktor lain di balik kekerasan ini. Mungkin kalau kita lebih serius dalam menganalisis hal ini, kita akan menemukan bahwa ada sesuatu yang salah dalam sistem pendidikan atau lingkungan sekitar yang membuat pelaku berpikir seperti ini. 🤔
 
Gampang banget caranya paham, ya! Apalagi kalau seseorang itu sudah berasa tidak ada ruang di dalam pikirannya 😂. Jadi aja buat letupan ngeri dan kaget orang banyak, tapi sebenarnya sifatnya cuma sosial yang bikin marah 🤦‍♂️. Kalau aku bisa, aku mau tahu apa benar-benar masalahnya dari dulu sih... mungkin ada cara lain solusinya yang lebih baik 💡.
 
Maksudnya siapa tahu, di Jakarta gini masih ada masyarakat yang kurang nyaman dengan lingkungan sekitarnya. Mungkin ada yang benar-benar kehilangan ruang aman dan tidak mengetahui cara menghadapinya. Itu juga tidak ada gunanya memaksa membuat sesuatu menjadi konflik hanya karena marah. Kita harus ingat bahwa di Jakarta banyak orang yang hidup bersama-sama, tak perlu terus memasak masalah dengan cara yang berbahaya.
 
Gue rasa si ledakan di SMAN 72 Jakarta itu bukan hal yang berarti apa-apa banget. Mungkin gue salah juga, tapi ini ngn serupa dengan kasus-kasus lain di Indonesia. Ledakan seperti ini bisa dilakukan siapa saja, asalkan mereka memiliki niatan untuk menyalurkan rasa marahnya. Gue tidak percaya bahwa ada jaringan teroris yang terlibat disini. Nama dan frasa yang digunakan bukan karena keinginan untuk menunjukkan identitas sebagai anggota kelompok teroris, tapi lebih mungkin karena orang itu hanya ingin membuat sesuatu yang dramatis 😐. Gue rasa ini ngn serupa dengan kasus-kasus sosial lain di Indonesia, khususnya kalau kita lihat dari sisi kriminalisasi yang memanfaatkan faktor-faktor ekonomi dan sosial 🤑
 
gue pikir apa yang terjadi di SMAN 72 Jakarta ini lebih mirip dengan kesalahpahaman daripada serangan ideologis. tapi apa yang jadi, korban nyerit dulu aja. sekarang lihat dari segi data, rata-rata penyaluran emosi di kalangan remaja Indonesia ini sangat rendah, cuma 30% saja yang menggunakan media sosial untuk mengekspresikan perasaan mereka 🤔. sementara itu, 70% masih lebih suka berbicara langsung dengan teman-temannya atau mencari solusi secara offline 📱.

nah, lihat dari segi statistik, di tahun ini saja terdapat 3000 kasus kekerasan sekunder yang tidak terkait dengan jaringan terorisme di Indonesia 🚨. dan 70% dari korban itu adalah remaja atau anak muda 👦. sementara itu, dari 100 kasus kekerasan primer, hanya 2 saja yang terkait dengan aktivitas ideologis 🤝.

gak bisa dibantah lagi, terorisme di Indonesia ini lebih banyak diisi oleh keterbatasan sosial dan emosional remaja, bukan adegan ideologis yang kuat 💔.
 
Gue pikir ini kayak cerita di film thriller, tapi jadi nyata banget... Lalu apa sih yang bikin dia lakukan begitu? Gue bayangin kalau ada sesuatu yang memaksa guy kalah, seperti kerja sama dengan pemerintah atau semacamnya. Tapi gue juga rasa biar lebih masuk akal kalau guy justru menyerang kehilangan ruang aman di sekolah... Gue pikir ini kayak cerita tentang kesedihan dan marabah yang tidak pernah selesai...
 
Maksudnya, gini nih bro.. Pertimbangin apa yang terjadi di SMAN 72 Jakarta itu. Nama yang dipilih oleh pelaku itu agak... asing. Seperti mereka mainkan game online aja, tapi dengan senjata nyata. Tapi, siapa bilang kalau tidak ada proyeksi dari luar? Mungkin ada rahasia yang tersembunyi di balik ini, bro..
 
Makasih ya gue pikirin apa yang terjadi di SMAN 72 Jakarta ini, sebenarnya bisa dibilang lebih banyak soal sosial daripada ideologis ya... Banyak mungkin orangtuanya atau keluarganya yang terkejut banget sih. Kenapa pelaku itu menyerudukin hal itu? Mungkin karena mereka merasa tidak nyaman sama sekali di sekolah, dan kemudian berpikir bahwa cara terbaiknya adalah melalui peristiwa tragis seperti ini... Tapi kita jangan terburu-buru, kita harus tetap hati-hati dan lihat apakah ada yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi di masa depan.
 
kembali
Top