Komisi X soal Candaan Pandji: Boleh, tetapi Ada Batasannya

Komis X Soal Candaan Pandji Pragiwaksono, Boleh Tetapi Ada Batasannya!

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, meminta publik agar lebih berhati-hati dalam melontarkan kalimat gurauan. Apalagi sudah menyangkut adat dan nilai budaya seseorang.

Lalu Hadrian mengatakan bahwa bercanda boleh tetapi ada batasannya karena masing-masing daerah memiliki adat istiadat, memiliki etika, dan memiliki budaya tersendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dia berharap siapapun baik politisi, publik figur, artis, hingga politisi agar lebih bijak dalam bertutur kata terutama membahas tentang adat dan budaya dari suatu daerah.

Tidak boleh sampai gurauan yang dilontarkan untuk seseorang sampai menyinggung hal-hal yang personal dan sakral seperti adat dan budaya. Lalu berharap agar siapapun ketika ingin mengomentari adat istiadat atau budaya yang dimiliki oleh suatu daerah tolong jangan berlebihan sehingga menimbulkan ketersinggungan.

Dia merasa prihatin dengan apa yang dirasakan masyarakat Toraja usai mendengar gurauan Pandji Pragiwaksono. Dia berharap persoalan ini bisa diselesaikan dengan cara yang baik. Lalu kemudian merasa bahwa nantinya kita semua akan serahkan kepada para teman-teman dan tokoh yang ada di Toraja untuk menyelesaikannya dengan cara yang baik.

Mengenai materinya, candaan komika Pandji Pragiwaksono yang dinilai melecehkan adat suku Toraja adalah mengenai prosesi pemakaman Rambu Solo. Upacara ini kerap kali dilakukan dengan biaya yang besar karena jumlah hewan yang dikorbankan dalam prosesi ini bisa mencapai puluhan hingga ratusan ekor.

Pandji Pragiwaksono memotret besarnya biaya tradisi Rambu Solo itu dalam materi stand-up comedy-nya. Dia menjelaskan bahwa adat ini bisa membuat orang Toraja jatuh miskin setelah menggelar upacara tersebut. Ia kemudian melanjutkan candaannya itu dengan menggambarkan orang Toraja yang tidak mampu mengadakan pesta itu.

Misalnya anggota keluarganya meninggal, enggak punya duit nih, jenazahnya ditaruh aja di ruang TV, di ruang tamu gitu aja. Dua pernyataan Pandji Pragiwaksono itulah yang dinilai Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia telah melecehkan adat Toraja.
 
Mengenai gurauan candaan Pandji Pragiwaksono itu, aku pikir gampang dibayangkan apa yang akan terjadi jika kita melontarkan kata-kata serupa ke dalam budaya orang lain πŸ€”. Cukup irit sekali ya! Mungkin kalau kita tidak berhati-hati, bisa jadi adat Toraja akan menjadi sasaran buru ketika seseorang punya kesempatan untuk memperbincangkannya. Kenapa gak kita bayangkan kalau siapapun dengan sifat yang sama ini memanggil adat suku Madura sebagai hal-hal yang lucu? πŸ˜‚ Aku pikir itu tidak bisa diterima juga, ya...
 
Apa kabar sih, kalau komisi itu kayak gini sih? Mending jangan banyak berbicara tentang hal yang tidak kita paham dulu. Saya rasa ada batasannya banget sih. Jangan lupa Toraja bukan cuma sekedar suku yang ada di Sulawesi, masing-masing daerah punya budaya dan nilai yang unik. Saya pikir kalau komedian itu boleh berbicara tentang hal ini tapi harus lebih bijak dulu. Tapi sih, saya setuju juga kalau orang Toraja itu tidak mau kembali mengulangi hal yang sama berulang-ulang. Bayangkan aja jika kita terus menyebutkan hal yang sama tanpa ada jeda, kalau punya keluarga kita semua nantinya akan merasa bosan dan tidak ingin mendengar lagi πŸ€”
 
Pandji siapa nih? πŸ€” Menurutku guruanya itu serasa sama aja nih, bisa dia ulang lagi dengan cara yang lebih sopan dulu. Saya rasa dia bisa membuat humor dari proses yang benar-benar sederhana seperti ini.

Sampahnya siapa yang mengatakan kalau kita harus berhati-hati terhadap guruan kita, nanti kita jadi bocor emosi ya πŸ˜‚. Saya rasa kita jangan terlalu marah dulu, kita bisa bicara dengan Pandji dan tahu apa yang dia maksud. Jadi kita tidak salah informasi aja, nanti kita jadi pihak yang salah.
 
Gue bayangkan kalau gue punya nenek yang suka berbagi cerita tentang Rambu Solo, apalagi kalau gue masih kecil, nenek gue akan selalu ceritakan mengenai perayaan itu dengan bahagia. Tapi kalau kenang-ngangin ke masa lalu, nenek gue akan punya pengalaman yang berbeda dan mungkin sering mengalami kesulitan memenuhi beban biaya pemakaman. Maka dari itu, kalau ada orang yang ingin cerita tentang Rambu Solo, sebaiknya dia jangan sampai menyinggung perasaan orang Toraja, karena setiap daerah memiliki budaya dan nilai yang berbeda-beda ya! πŸ€”
 
Gue rasa kalau komika Pandji itu ngerasa kurang bijak deh, aku tidak pernah lihat orang Toraja yang bilang "jenazahnya ditaruh aja di ruang TV" aku rasa itu terlalu kasar deh. Aku senang dia mau berbicara tentang hal yang penting seperti adat budaya suku Toraja, tapi aku rasa dia harus lebih bijak dalam membahas hal ini agar tidak menyinggung orang lain. Gue merasa siapapun yang suka komedi harus selalu waspada dengan konteksnya ya, jangan hanya fokus pada humor yang funny itu aja deh.
 
ini ga bisa dipandang hanya dari sudut pandang komedian ya, apa sih yang salah dengan cara dia canda? dia cuma nggabungkan fakta dengan humor, tapi ternyata itu sudah melecehkan rasa hormat orang Toraja πŸ€”. tapi kalau kita cari dari sudut pandang lain, gini: komedian itu bisa dianggap kritis terhadap praktik adat yang melibatkan biaya yang besar dan tidak pantas. tapi juga bisa dipandang bahwa dia tidak memperhatikan konteks dan budaya orang Toraja sebelum mengekspresikannya 😊. saya rasa penting untuk lebih sadar dan peduli dengan hal-hal seperti ini, karena kita semua bisa dipengaruhi oleh humor yang salah atau tidak tepat πŸ˜‚.
 
gampang banget ya siapa yang tidak ketakutan dulu kalau kita bilang tentang adat suku Toraja kan, tapi aku pikir candaan dari pandji pragiwaksono itu gampang terlalu banyak, dia harus lebih bijak caranya ngomong dulu πŸ€”. dan apa salahnya sih kalau guruanya menggelar upacara rambu solo? kita jangan terlalu serius aja ya, candaan dari komika itu bagus juga tapi harus bisa menerima sinyal batasannya πŸŽ™οΈ
 
πŸ€” Gampang banget ngerasa siapa yang salah, tapi apa sih yang salah dengan komedian Pandji Pragiwaksono? Dia hanya ngongloon aja tentang biaya upacara Rambu Solo itu, nggak ada yang menyinggung langsung adat Toraja. Sama-sama aja dia sengaja ngomongkan hal-hal kecil, siapa yang pernah merasakan kesulitan itu? πŸ˜‚ Lalu Hadrian pasti bosen banget denger guruan Pandji, tapi nggak bisa bilang apa-apa karena malu. πŸ™„ Yang penting, komedian itu sudah mengakui bahwa dia salah dalam menyampaikan kalimatnya, tapi nggak ada yang menyinggung adat Toraja secara langsung. πŸ€·β€β™‚οΈ
 
Gue pikir kalau komedian harus lebih berhati-hati saat mengomentari adat istiadat suatu daerah, nih πŸ€”. Gue rasa guruan yang berbicara tentang candaan Pandji Pragiwaksono itu benar-benar penting. Kalau kita tidak berhati-hati, kita bisa menyinggung hal-hal yang personal dan sakral, seperti adat dan budaya suatu daerah. Gue rasa kita harus lebih bijak dalam bertutur kata, terutama ketika membahas tentang adat dan budaya dari suatu daerah. Kita harus menghormati dan memahami bahwa setiap masyarakat memiliki keunikan dan etika tersendiri yang tidak bisa diulas oleh orang lain πŸ™.
 
Gg omongin ya, kalau kita terlalu serius banget dalam membahas adat dan budaya dari suatu daerah, masing-masing orang pasti punya pendapat yang berbeda. Tapi, kalau kita gurauan terlalu berlebihan, itu bisa jadi bermasalah πŸ€¦β€β™‚οΈ. Aku pikir Lalu Hadrian Irfani benar-benar harus dihormati karena dia hanya ingin mengingatkan kita semua agar lebih bijak dalam membahas tentang adat dan budaya dari suatu daerah.

Sangat disayangkan kalau upacara Rambu Solo Toraja itu terkesan melecehkan oleh Pandji Pragiwaksono. Aku rasa kita harus lebih peduli dengan budaya masing-masing daerah agar tidak terlalu serius dan terlalu lembek banget. Kita harus saling menghormati dan mengerti, siapa tahu kalau kita bisa belajar dari kesalahan-kesalahan kita sendiri 🀝.
 
[Image of a person with a shocked expression]

Gak sabar kan kalau orang suka membelit kancahnya πŸ™„

[Image of Pandji Pragiwaksono's stand-up comedy performance with a red "X" marked through it]

Maksud gini nih, kalau kamu punya masalah dengan orang lain, jangan gunakan komedi ya? πŸ˜‚
 
gampang banget kena gurauan seseorang, tapi kita harus tahu batasnya aja. kalau seseorang mau berbicara tentang budaya suatu daerah, kita harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dan dari mana pun berasalnya gagasan tersebut. bisa jadi gurauan Pandji Pragiwaksono itu sengaja dia buat untuk membuat masyarakat Toraja terkesan lucu, tapi ternyata tidak dianggap begitu oleh mereka.

saya harap para artis dan publik figur seperti Pandji Pragiwaksono ini bisa lebih bijak dalam menilai apa yang sudah dimaksudkan orang lain. kita harus memahami bahwa adat istiadat suatu daerah itu sangat berbeda satu sama lain, dan tidak semua orang bisa mengerti dengan mudah. mungkin jika dia mau sedikit lebih teliti dalam menilai budaya Toraja, gurauannya itu tidak akan membuat banyak orang merasa tidak nyaman.
 
Wahhh, komedian siapa aja kayaknya bisa ngerasa terlalu lucu kalau orang Toraja itu sering nggak punya uang setelah keluarganya adem.. Kita gini selanjutnya kapan nonton stand up comedy sih, kalo ada yang melecehkan budaya masyarakat kita aja waduh! πŸ€¦β€β™‚οΈ
 
Pandji Pragiwaksono itu udah ngeksplorasi batas-batas guruanya aja, tapi apa salahnya sih kalau dia mau ngerasa nyaman banget dengan humor-nya sendiri? Saya penasaran sih kenapa komisi X ini jadi fokus pada candaan yang satu ini. Aku pikir komisi X lebih fokus pada hal lain, gak tahu apa itu, mungkin seseorang yang mau memberitahu.
 
gabungin pikiran kita semua kalau candaan si Pandji itu apa sih buat buang hawa? kalau beliau tidak ingat tentang adat Toraja itu kan. kayaknya dia harus lebih teliti kalau mau ngobrol tentang hal lain, misalnya kalau nanti dia mau bercanda dulu kalau nggak ada seseorang yang mengeluh. tapi apa sih maksud dari komika beliau, orang Toraja bisa jatuh miskin karena upacara Rambu Solo itu? kalau benar benar seperti itu, aku rasa dia harus malu!
 
Gue rasa kalau sih kata-kata gurauan pandji terlalu banyak, kalo nggak sengaja bule ngeluhin ari kita. Ia kayaknya tidak ingatin apakah upacara Rambu Solo itu serius atau bisa dijadikan tema comedy. Gue rasa kalau orang Toraja itu punya aturan-aturan yang kompleks, tapi siapa tahu gue salah juga.
 
Kasus ini serasa kayak goyangan. Siapa sih yang tahu betapa sensitif adat Toraja itu. Kita jangan sibuk bermain komik dengan budaya orang lain aja. Ada batas dalam bercanda, tapi ada juga batas dalam menghormati adat mereka. Kalau kita sering-sering melecehkan adat suku Toraja, mungkin kalian sendiri yang jadi yang tahu betapa sensitifnya πŸ€¦β€β™‚οΈ.
 
kembali
Top