Kementerian Haji Usul BPIH 2026 Turun Sejuta Jadi Rp88,4 Juta

Pemerintah mengusulkan perubahan struktur biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2026, dengan tujuan mengurangi beban pada jemaah haji. Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan Kementerian Haji dan Umrah ingin BPIH 2026 sebesar Rp88,409,365. Pembebanan ini harus menjaga likuiditas keuangan operasional penyelenggaraan ibadah haji serta prinsip istitha'ah atau kemampuan.

Biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) sendiri disusun menjadi beberapa komponen. Pertama, biaya penerbangan dari embarkasi ke Arab Saudi pulang-pergi sebesar Rp33,100 juta. Kedua, akomodasi Mekkah sebesar Rp14,652 juta, akomodasi Madinah sebesar Rp3,872 juta, serta biaya hidup atau living cost Rp3,300 juta.

Selain itu, Kementerian Haji dan Umrah juga mengusulkan BPIH untuk haji khusus 2025 sebesar Rp7,229,419. Namun, Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang menilai pola kerja kementeriannya masih sama seperti masa Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag.

Marwan juga menyebut proses verifikasi jemaah haji yang masih belum jelas. Dia juga menyinggung bahwa Kementerian Haji dan Umrah belum memperhitungkan dan melakukan negosiasi terkait biaya transportasi udara.
 
[Diagram sederhana dengan garis-garis dan lingkaran]

Mengenai usulan perubahan struktur biaya BPIH 2026, aku rasa penting banget nih. Biaya yang ditentukan Rp88,409,365 itu harus bisa menjaga likuiditas keuangan operasional penyelenggaraan ibadah haji ya... tapi kementerian harus juga memperhatikan kemampuan ekonomi jemaah haji. Aku rasa ini tidak hanya tentang biaya penerbangan, akomodasi, dan living cost aja, tapi juga tentang transportasi udara yang belum ada negosiasi...
[Icon: kartu penilaian dengan 2 dari 5]

Aku suka konsep istitha'ah yang diusulkan kementerian ini... tapi harusnya juga ada transparansi dan jelasnya apa saja yang dimaksud oleh istitha'ah itu. Aku rasa ini penting banget nih agar semua pihak bisa memahami dan mendukung.
 
Saya setuju kalau pemerintah ingin mengurangi beban pada jemaah haji, tapi aku sangka kalau Rp88,409,365 itu terlalu banyak, ayo kita periksa kembali komponen biaya yang dibebankan padanya. Biaya hidup juga kayaknya bisa dikurangi, misalnya dengan menyiapkan paket hidup yang lebih murah di Mekkah atau Madinah. Aku juga sibuk banget dengar soal verifikasi jemaah haji, jadi aku penasaran kalau ada kebijakan baru yang pasti bisa membantu prosesnya menjadi lebih baik... 🤔
 
Gue rasa ini keren banget. Mau buat BPIH lebih murah tapi tetep maintain likuiditas keuangan? Gue penasaran bukannya ada cara lain untuk mengurangi beban jemaah haji? Contohnya, mau menggunakan pesawat yang lebih murah atau biaya akomodasi di Mekkah dan Madinah bisa dipotong lagi juga. Kalau tidak, gue rasa ini hanya caranya kementerian Haji dan Umrah ingin memperbanyak uang.
 
gak mau percaya lagi dengar kebijakan ini 😮. apa bedanya dengan tahun sebelumnya sih? jadi apa yang mereka maksudkan dengan mengurangi beban pada jemaah haji sih? kalau kita lihat biaya penerbangan dan akomodasi, toh ngegokan itu kayak ngasal 🤯. dan siapa yang bilang bahwa BPIH tahun ini harus lebih murah? maksudnya buat siapa aja? jadi kalau kita tidak mau membayar Rp 88 miliar untuk perjalanan haji, maka bagaimana caranya kita bisa terbebas dari biaya hidup di Arab Saudi yang kayak ngelas 🤪. dan Marwan Dasopang juga benar, belum ada perubahan sama sekali dari masa PHU. jadi apa yang dibicarakan sekarang sih?
 
aku sengaja nggak pergi haji kapanpun, tapi aku senang dilihat pemerintah berusaha mengurangi beban pada jemaah haji. Rp88,4 miliar itu cukup besar, tapi aku tidak menyangka biaya hidupnya sebesar Rp3 miliar itu dari mana aja? aku pikir biaya hidup itu harus dihitung lagi, karena yang paling mahal itu biaya penerbangan, tapi aku juga paham bahwa transportasi udara itu mahal banget. aku harap pemerintah bisa melakukan negosiasi dengan baik dan tidak membuat jemaah haji merasa dipecat dari proses verifikasi.
 
Gue rasa nggak adil kalau kementrian ini bilang biaya ibadah haji sama saja. Nggak ada pertimbangan apapun untuk jemaah yang dari daerah pinggir pulau atau pedesaan. Biaya penerbangan dan akomodasi bisa nggak sama diantara masing-masing jemaah. Apalagi biaya hidup juga kena dipertimbangkan, karena di Mekkah gue rasa kalau gue akan dibawa ke tempat yang lebih mewah tapi nggak boleh bilang halusuk, karena gue tahu ada banyak pendeta dan pengurus yang sering berbelanja di sana.
 
Aku pikir kayaknya bikin apa aja kalau kita perlu ngerasa nyaman sebelum pergi haji? Aku suka banget kegiatan hiking di gunung Bromo, kamu mau ikut? Aku lama-lama ingin naik ke puncak gunung itu, tapi masih belum ada kesempatan. Aku rasa jadi lebih bersemangat dengerin ngomol pengalaman orang lain yang udah pernah menaiki gunung itu 🏔️😊
 
Lirih banget kalau biaya ibadah haji mau diurangi, tapi kena siapa? Jemaah haji pasti gak mau kena beban, kan? Aku pikir biaya hidup juga harus dihitung dengan benar, jadi orang-orang yang melakukan ibadah haji tidak kehabisan uang saat-saat penting. Mungkin kalau biaya ditentukan dengan lebih transparan dan jelas, maka semua pihak bisa berkoordinasi dengan baik... tapi apa salahnya kalau kementrian ini mau bereaksi terlebih dahulu? Biar jangan kehabisan uang nanti, kan? 🤔
 
Gue pikir ga salah kalau pemerintah ingin mengurangi beban pada jemaah haji, tapi aku rasa nggak masuk akal. Rp88,409,365 itu masih terlalu mahal banget. Gue punya ide, biarkan jemaah haji sendiri ngelanjutkan perjalananannya dari Arab Saudi, aku yakin mereka bisa menemukan cara yang lebih murah dan efisien. Dan apa dengan akomodasi Mekkah dan Madinah? Gue pikir itu masalah pribadi dari setiap jemaah, tidak usah dipaksakan oleh kementerian.
 
Maksudnya, biaya BPIH 2026 itu cuma Rp88,409,365? Gimana sih caranya bisa terjangkau? Biaya penerbangan pulang-pergi itu sendiri sudah mahal banget, Rp33 juta jadi tiket pesawat! Dan akomodasi di Mekkah dan Madinah, gimana juga dengan biaya hidupnya Rp3 juta per hari? Jadi, bagaimana mungkin biaya tersebut bisa terjangkau bagi semua jemaah haji? 🤔🤑
 
Pemerintah punya cara untuk mengurangi beban pada jemaah haji, tapi kayaknya masih sama aja... Mereka ingin mengurangi biaya, tapi gampang nggak nih. Biaya penerbangan, akomodasi, dan hidup kayak banget. Apalagi itu Rp88 triliun! Siapa sih yang bisa ngelola keuangan itu? Dan apa itu dengan verifikasi jemaah haji masih belum jelas... Itu gampang jelek nih. Kementerian Haji dan Umrah harus lebih saksama, bukan kayak ini. Mereka harus ngerjain negosiasi biaya transportasi udara dan lain-lain. Kampanye perubahan struktur biaya itu wajar banget, tapi bagaimana caranya aja? 🤔💸
 
kira-kira apa yang ada di dada kemenag itu 🤔, tapi masih banyak hal yang belum jelas. saya pikir mending nggak nambah biaya lagi, karena kita sudah harus bayar mahal-mahalan banget buat kehajiannya 😅. dan apa sih dengan transportasi udara? nanti kemenag mau nanggung apa? 🤷‍♂️ saran saya kalau nggak ada perubahan lagi, kita gak perlu lagi berhenti kehajian, karena biaya punya jemaah sudah lumayan mahal 😳.
 
aku pikir Rp88,409,365 itu kurang banyak kan? tapi kalau jadi demikian pasti akan membuat banyak pihak kesulitan. aku pikir Rp70-80 triliun saja sudah cukup untuk BPIH 2026. tapi apa yang aku lihat saat ini, Kemenag selalu berbicara tentang "likuiditas" dan "prinsip istitha'ah", tapi sebenarnya gak ada jawaban dari mana duit itu aja? 🤑🤔
 
Gue pikir banya nih biayanya! Rp88 miliar untuk BPIH 2026, itu kayak apa lagi? Kalau kayaknya ada biaya transportasi udara yang harus dihitung, kenapa mereka gak bilang ya? Dan jadi aja apakah mereka mau bikin beban lebih kepada jemaah haji atau apa. Gue pikir mungkin ada cara lain buat mengurangi biaya, tapi mereka itu kayaknya nggak ingin cari solusi yang benar-benar tepat. Biaya hidup juga Rp3 miliar, itu kayaknya terlalu banyak!
 
😒 Bisa banget biayanya kayak gitu! 🤯 Rp88,4 miliar itu gak sederhana kok!🙄 Tapi kalau kita lihat, banyak komponen biaya yang harus dibebankan pada jemaah haji itu. Penerbangan, akomodasi, hidup... gak ada yang mudah, kayaknya. 🤔

Tapi apa yang salah dengan Kementerian Haji dan Umrah? Mereka punya tugas buat ngelola haji dan umrah itu. Dan biaya 88,4 miliar itu bagus buat jaga likuiditas keuangan operasional mereka. 🤑 Kalau kita mau bikin haji lebih mudah aja, tapi gak bisa mengurangi biayanya, kayaknya tidak solusinya. 😊
 
Gue pikir kalau biaya ibadah haji 2026 nanti terlalu mahal banget, siapa yang bisa bayar itu? Gue khawatir kalau jemaah haji harus beban biaya itu, padahal sudah ada yang gampang, misalnya biaya hidup di Mekkah yang sama dengan biaya penerbangan. Gue rasa kementerian harus serius dalam menentukan biaya ibadah haji, jangan cuma fokus pada angka-angka saja, tapi juga pertimbangkan efisiensi dan kemudahan bagi jemaah haji.
 
Aku pikir proposal ini agak berubah-ubah, kan? Pertama-tama, aku penasaran dengan skema apa yang akan diambil untuk mengurangi beban jemaah haji. Jika BPIH 2026 sebesar Rp88 miliar, itu artinya biaya penerbangan dan akomodasi sudah cukup mahal. Tapi kemudian ada tambahan Rp7,2 miliar untuk biaya haji khusus 2025... itu agak susah dipahami. Aku rasa Kementerian Haji dan Umrah harus jujur dengan masyarakat tentang bagaimana mereka akan mengelola keuangan operasional ibadah haji.

Aku juga penasaran dengan alasan mengapa biaya hidup atau living cost masih saja Rp3,3 juta. Itu agak rendah banget, kan? Aku bayangin kalau biaya itu sudah tidak mencukupi dengan kebutuhan sehari-hari di Arab Saudi.

Tapi yang paling aku takut adalah ketika biaya BPIH 2026 mulai meningkat lagi, siapa nanti yang akan menanggung beban itu? Jemaah haji atau negara kita sendiri? Aku rasa Kementerian Haji dan Umrah harus lebih transparan dalam pengelolaan keuangan operasional ibadah haji.
 
Makasih, kalau tidak ada perubahan struktur biaya BPIH 2026, kira-kira bagaimana nanti kita diwajibin membayar lebih banyak untuk bisa berhaji? Saya pikir Rp88,409,365 itu sudah cukup mahal banget. Tapi, saya juga paham kalau jadi nih biaya transportasi udara dan akomodasi Mekkah harus dipertimbangkan agar jemaah haji tidak terlalu beban.
 
kembali
Top