Kata PKL Sempadan Sungai Kukalila Cirebon soal Isu Penggusuran

Pemerintah Kota Cirebon, melalui Perusahaan Daerah Pembangunan (PDP) Kota Cirebon, telah mengumumkan keputusan untuk melakukan penertiban kios-kios yang terletak di sempadan sungai Sukalila. Sempadan sungai ini telah menjadi objek sewa bagi para pedagang kaki lima (PKL), termasuk di pasar bunga di Kalibaru.

Menurut Ketua Paguyuban PKL, Abdul Haris, para pedagang tersebut telah menempati daerah Sungai Sukalila sejak 1991. Pada awalnya, mereka melakukan pembayaran sewa kepada Bank Cirebon dengan harga Rp6 sampai Rp12 juta per kiosnya. Namun, pada 2023, harga sewa meningkat hingga Rp17 juta per tahun.

Perjanjian sewa tersebut telah dilakukan oleh PD Pembangunan dan hitungannya diatur oleh PD Pembangunan sendiri. Namun, keberadaan bangunan para pedagang menyalahi aturan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai dan Peraturan Menteri PUPR Nomor 28 Tahun 2015, yang menegaskan kawasan sempadan wajib dijaga sebagai area lindung dan tidak boleh digunakan untuk pembangunan tanpa izin khusus.

Pemerintah Kota Cirebon dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung akan melakukan penertiban kios-kios yang berada di sempadan sungai tersebut. Para pedagang telah membayar sewa selama lebih dari 30 tahun, namun mereka masih menunggu berunding dengan pemerintah tentang permasalahan ini.

Sementara itu, Direktur Operasional PD Pembangunan, Darmun, membenarkan adanya perjanjian sewa menyewa antara pedagang dengan PD Pembangunan. Namun, ia tidak bisa menjelaskan dasar perhitungan yang menghasilkan tarif sewa sampai dengan Rp13 juta tersebut.

Pemerintah Kota Cirebon diharapkan dapat menyelesaikan masalah ini secepat mungkin agar sungai Sukalila dapat dilindungi dan tidak diganggu oleh bangunan yang berada di sempadan sungainya.
 
Sekarang kios-kios yang ada di tepi Sungai Sukalila harus jadi target penertiban? Kalau 30 tahun kemarin bisa dipinjamkan dengan harga Rp6-12 juta per tahun, kenapa saat ini harus naik hingga Rp17 juta? Itu sangat tidak adil. Pedagang sudah berinvestasi banyak dalam bisnis mereka, dan sekarang mereka harus menghadapi biaya yang terus menaik. Saya harap pemerintah Kota Cirebon bisa menemukan solusi yang adil dan tidak membuat pedagang kaki lima (PKL) kehilangan tempat kerja mereka.
 
Gue pikir ini salah tujuan, pemerintah harus bantu rakyat kaki lima ya, mereka sudah membayar uang sewa selama 30 tahun, gak usah paksa bangun-bangun dan buat kerumunan di pasar bunga kalau mau ngerasa terancam. Gue rasa pemerintah harus cari solusi yang bisa menerima kebutuhan para pedagang dan juga menghargai lingkungan, gak perlu paksa-mpaksa aja sih.
 
Wah, sepertinya pemerintah Kota Cirebon benar-benar mau melakukan penertiban kios-kios di sepanjang sungai Sukalila 🙌. Saya rasa ini wajar banget, karena jadiin area lindung dan harus dijaga dengan baik. Aku punya cerita dari saat-saat kecil, ketika aku masih kecil, aku suka bermain di tepi sungai itu dengar bunyi air yang terus menerus dan keroncongan sayap burung... Sekarang, sudah ada bangunan-bangunan di sepanjang sungai itu, itu memang benar-benar membuat perubahan besar 🤯. Saya berharap pemerintah Kota Cirebon dapat menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan aman, sehingga sungai Sukalila tetap bisa menjadi tempat yang indah untuk kita semua 🌊
 
"Jangan takut untuk mengambil keputusan, tapi pastikan keputusan itu benar-benar diinginkan." 🤔 Sementara pedagang kaki lima di Cirebon harusnya bisa memahami bahwa perlu ada perubahan agar dapat terus beroperasi dengan baik.
 
Cinta aku ke sungai! Sungai Sukalila kini jadi sembunyi penipu. Kios-kios para pedagang kaki lima itu, kayaknya sudah ada sejak 1991, ayo bincangin dulu siapa yang paling kaya? Tapi, aku rasa kalau pemerintah Kota Cirebon ini benar-benar tidak paham. Mereka nanya ke PD Pembangunan siapa dia, tapi tidak tahu apa-apa tentang kontrak sewa yang dibayarkan oleh para pedagang sejak 1991. Itu jadi 'misteri'! Aku rasa penertiban kios-kios itu tidak perlu, kita harus bantu-bantunya agar masalah ini bisa terpecahkan dengan baik.
 
kembali
Top