Kasus Chromebook Kembali Disorot, LKPP Jelaskan Alur Pengadaan yang Sebenarnya

Mengenai kasus laptop Chromebook yang menyeret nama mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) telah memberikan penjelasan terkait alur pengadaan yang sebenarnya.

Menurut Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah LKPP, Setya Budi Arijanta, tidak terlibat langsung dalam eksekusi pembelian barang, tetapi menyediakan sistem atau memfasilitasi pembeli dan penjual melalui e-katalog. Pengadaan dan penyelenggaraan barang sejatinya dieksekusi oleh masing-masing kementerian, lembaga, dan Pemerintah Daerah.

PA, yang umumnya berada di level menteri, menetapkan kebijakan impor dan penggunaan produk dalam negeri. Sementara itu, Rencana Umum Pengadaan (RUP) dibuat dan diumumkan di sistem LKPP sebagai bentuk transparansi.

Dalam pengadaan produk di katalog LKPP, prioritas diberikan pada Produk Dalam Negeri (PDN). Produk impor baru dapat digunakan jika kebutuhan tidak bisa dipenuhi oleh PDN. Harga yang tercantum di e-katalog merupakan harga maksimum, bukan harga final, sehingga PPK wajib melakukan negosiasi agar memperoleh harga terbaik.

Dengan demikian, pengadaan laptop Chromebook yang menyeret nama Nadiem Makarim tidak bermasalah jika spesifikasi dan harga laptop tersebut masih relevan dan dianggap sebagai pengadaannya tidak bermasalah.
 
Gue pikir kan kalau LKPP ini harus serius dalam memberikan penjelasan. Sementara kalau PA dan Mendikbudristek jadi kambing unggas aja. Gue rasa itu ganti-ganti jawabannya sih. Kalau bukan karena PA, gak ada yang salah aja...
 
Gue pikir ini sangat masuk akal deh, kan? Kalau ga salah siap kementerian punya prosedurnya sendiri. Tapi apa yang bikin gue penasaran adalah siapa yang benar-benar bertanggung jawab atas pengadaan itu. Mungkin ada yang terlalu banyak berbicara di luar sana, bukan?
 
Paham apa aja ceritanya, nih... kayaknya LKPP punya cara sendiri aja dalam mengatur pengadaan barang. Kalau mereka bikin e-katalog, berarti mereka ingin produsen dan pembeli bisa langsung berdiskusi untuk mendapatkan harga yang terbaik. Tapi, apa salahnya kayak gini? kalau spesifikasi laptop itu relevan dan tidak ada bukti bahwa ada konflik kepentingan... aku pikir ini lebih tentang cara kerja dari LKPP, bukan tentang Nadiem Makarim sendiri 🤔
 
Maksudnya siapa sih yang salah ganti nama Nadiem Makarim dengan chromebook? kayak gini nggak ada logika sama sekali... justru kalau ganti nama yang salah itu sebenarnya bukti bahwa makarim itu kurang fokus pada teknologi yang baru dan masih banyak biaya untuk memperbarui laptop.
 
Jadi kayaknya ada kesalahpahaman di tempat LKPP, kan? Maksudnya ada penjelasan tentang bagaimana eksekusi pembelian barang itu berjalan... ternyata bukan ada langsung dari mereka, tapi lebih seperti memfasilitasi aja. Dan tentang PA dan RUP, kayaknya benar-benar ada transparansi di sana, ya? Maksudnya PA yang menerbitkan kebijakan impor dan produk lokal, dan RUP yang diumumkan di LKPP... itu semua bertujuan untuk memastikan transparansi dan efisiensi pengadaan barang. Tapi kayaknya ada kesalahpahaman tentang harga di e-katalog, kan? Harga maksimum vs harga final... itulah yang perlu dipertimbangkan, ya?
 
Aku pikir ini masalah yang bikin orang penasaran, siapa tahu ada salah paham. Tapi sekarang sudah jelas banget, LKPP hanya menyediakan platform untuk pengadaan barang, sedangkan eksekusi pembelian itu masih di tangan masing-masing kementerian dan lembaga lainnya. Makasih informasinya yang terbuka, nggak ada rahasia lagi. Saya rasa ini masalah biasa-biasanya aja, siapa tahu ada yang salah tapi tidak jelas kan? 🙃
 
Gue penasaran aja siapa yang bilang ada kesalahan dalam pengadaan laptop Chromebook itu 🤔. Gue pikir itu semua tentang transparansi dan efisiensi, kalau tidak ada kesalahan apa-apa. Nadiem Makarim mantap banget sebagai Menteri sebelumnya, tapi sekarang dia masih bisa menjadi perwakilan yang baik dari teknologi di Indonesia. Beliau pasti sengaja memilih laptop Chromebook karena performanya bagus dan mampu meningkatkan kemampuan belajar online gue 📚💻. Tapi, apa salahnya sih kalau ada kesalahan kecil dalam proses pengadaan? Gak apa-apa, semoga bisa belajar dari kesalahan itu dan menjadi lebih baik nanti 🔍💡.
 
Pak, kalau jelas aja apa yang terjadi dengar, pas bukan benar-benar ada kesalahan ya? Nadiem Makarim siapa lagi? dia punya visi yang bagus banget untuk pendidikan kita, tapi pasti ada banyak orang yang tidak setuju dengan ide-ide nya. tapi kalau asalnya produk impor itu dari perusahaan lokal kan? dan harga yang tercatat di e-katalog itu nggak apa-apa, itu hanya harga awal, kemudian PPk bisa menagihnya ke lebih murah lagi. jadi apa yang salah dengar?
 
aku pikir ini penjelasan yang jelas banget, nggak ada konflik sama sekali ! alur pengadaan barang sebenarnya gampang banget, apa yang salah cuma beberapa pihak kesalah paham aja 😊 laporan RUP di LKPP pasti bantu transparansi dan kejelasan bagaimana belanja negara dilakukan. apalagi prioritas PDN dan impor baru jelas banget. kalau spesifikasi laptop itu relevan dan tidak ada masalah sama sekali 🙅‍♂️ nadiem makarim juga harus sabar aja 😊.
 
Haha gak sih ada apa-apa kan... Kalau mantan Mendikbudristek jatuh ngerasa dituduh, tapi ternyata itu semua cerita kecil yang sebenarnya jadi penjelasan yang lebih benar 🤷‍♂️. LKPP bilang kalau mereka tidak langsung ikut ambil bagian dalam eksekusi pembelian barang, tapi cuma kasih aja sistem untuk memfasilitasi pembeli dan penjual melalui e-katalog aja... Saya rasa ini bukan isu besar sih, kayaknya orang-orang yang terkena sudah sengaja pilih laptop Chromebook, jadi nggak apa-apa loh 😂.
 
Gampangnya LKPP mau jelas kalau apa sih yang terjadi dengan laptop Chromebook itu... Mereka bilang Nadiem Makarim tidak terlibat langsung, tapi dia bisa dipengaruhi karena namanya ada di belakang laptop itu. Kalau benar-benar tidak terlibat, maka apa lagi yang perlu dibicarakan? Yang jelas LKPP ingin membuat transparansi dengan membuat RUP dan e-katalog, sehingga semua orang tahu siapa yang membeli apa. Prioritasnya di katalog adalah PDN, tapi kalau ada kebutuhan impor, mereka bisa digunakan jika tidak ada alternatif lain...
 
aku yakin itu bukan kejadian biasa aja, ada sesuatu yang tidak beres... apa yang salah dengan Nadiem Makarim memang benar-benar membeli laptop Chromebook? tapi mungkin ada orang lain yang curiga dan mau membantu Nadiem untuk menjelaskan hal ini... kalau tidak ada alasan yang jelas, mungkin ada kepentingan tertentu yang ingin disembunyikan...
 
Aku pikir ini kalau kalian pikir ada konspirasi di balik kasus ini, tapi sih gampang banget sih. LKPP jujur aja, mereka hanya menyediakan sistem e-katalog dan memfasilitasi pengadaan. Tapi aku masih ragu, sih. Apa kalau ada yang terlupa atau ada yang tidak dijelaskan? Apakah ada yang lagi tertutup di balik layar ini? 🤔
 
kembali
Top