Kantor DPD Golkar di Ambon Diserang Massa, Jendela Pecah-Pintu Rusak

Massa Melontong Kantor DPD Golkar di Ambon, Jendela Rusak Pintu

Kemarau hari raya ini ternyata menyebabkan kemerjaan masyarakat Maluku yang berbeda. Di Kota Ambon, serangan massa terhadap kantor DPD Golkar Maluku telah menjadi peristiwa yang mengejutkan.

Menurut Kasat Reskrim Polresta Pulau Ambon Kompol Androyuan Elim, massa tersebut dipimpin oleh seorang pria berinisial ZM dan berjumlah 30 orang. Mereka membawa tiga mobil Avanza dan beberapa motor, yang kemudian digunakan untuk menempuruki kantor.

Menurut laporan Kasat Reskrim, massa awalnya ingin bertemu dengan Plt Ketua DPD Golkar Maluku, Umar Ali Lessy. Namun, ketika mereka menyadari bahwa ketua sedang di Jakarta, mereka geram dan membanting kursi-kursi di depan kantor.

Akibat peristiwa ini, beberapa fasilitas kantor rusak, termasuk jendela bagian depan dan pintu. Massa kemudian meninggalkan kantor setelah melakukan perusakan.

Kemarau hari raya yang berlangsung hingga hari ini ternyata menyebabkan kekacauan di beberapa tempat, termasuk di Kota Ambon. Masyarakat haruskah lebih bijak dalam mengelola emosi dan tidak melontong kantor yang lain.
 
🌪️ Wah, kan kayaknya malu banget sih kalau kita serang kantor orang lain. Kalau kamu merasa marah, jangan melontong aja, cari cara yang lebih baik untuk mengelolanya emosi kamu dulu. Kita harus lebih bijak dalam menangani perasaan dan tidak membuat kekacauan lagi. 🤔
 
Mereka yang bisa dibilang ngobrol-ngobrol tapi tidak punya niat serius apa kepanjangan dari hal ini? Kalau siapa tahu mereka juga mungkin ada yang sengaja lompatin ke mobil Avanza aja 🚗😂. Saya pikir kalau hari raya kita harus fokus sama-sama berbagi dan tidak bercanda dengan cara melontong kantor orang lain, ya?
 
Hmm, kayaknya malu deh sih kawan... massanya sengaja menyerang kantor DPD Golkar karena takut ketua sedang di Jakarta. Mereka kemudian geram aja dan melontong kantor itu. Kadang kayak gini, nggak perlu marah-marah, deh. Masyarakat Maluku bisa lebih bijak dengar.
 
Lihat aja, kemarau hari raya ini benar-benar membuat kita semua panik. Di sini Ambon, kayaknya massa yang melontong kantor itu karena tidak fokus. Mereka memang ingin bertemu dengan Umar Ali Lessy, tapi kalau jadinya dia di Jakarta, apa mereka bisa mengatur emosi sendiri? 🤦‍♂️ Kita harus lebih bijak, bukan? Aku rasa ini bukan masalah kota, tapi masalah kita sendiri. Masyarakat Ambon harus belajar untuk tidak melontong dan melawan kekejaman. Jangan sampai makin berantai, aja 😩
 
Gue rasa ini kayak gue dengerin cerita tentang perubahan musik Indonesia di masa lalu. Kira-kira 70an-80an, musik rock lokal seperti Koesbaes atau Gigi sedang populer. Tapi, beberapa kalangan masyarakat Maluku juga tidak menyukainya. Mereka lebih suka musik tradisional. Nah, serupa dengan hal ini, masyarakat Ambon juga memiliki perbedaan pendapat tentang musik yang di mainkan di kantor. Beberapa orang merasa tidak nyaman dengan jenis musik yang dipilih, padahnya mereka melakukan aksi kelontong kantor. Gue rasa ini kayak gue mengingat bagaimana musik rock itu bisa menjadi simbol perubahan sosial dan budaya.
 
😕 Kalau siapa pun mau melontong kantor, aku rasanya harus bisa mengontrol emosi dulu ya... kalau emosi terkontrol, mungkin orang itu jadi tahu betapa pentingnya kantor bukan? 🤔 apa yang salah sama sekali dengan DPD Golkar Maluku sih? hanya karena kamu tidak punya uang atau tidak puas dengan pemerintahan, tapi melontong kantor itu buat apa kecuali membuat orang lain kesal juga? 🚫
 
Wah kabar Ambon ini makin seru sih... Aku pikir apa yang dipikirkan oleh massa Ambon, sih? Bunyakin ingin bertemu dengan Ketua DPD Golkar Maluku tapi ternyata dia tidak ada di kantor. Jadi akhirnya mereka geram dan melakukan hal-hal yang nggak berarti... Aku rasa ini semua karena kemarau hari raya yang panjang, banyak orang yang kecewa dan tidak punya sesuatu untuk lakukan. Masyarakat Ambon harus lebih bijak dalam mengelola emosi dan tidak terburu-buru, ya...
 
Wah, gini kayaknya ambon juga ikut berpartai, massanya melontong kantor DPD Golkar aja, siapa tahu ada yang salah kan? tapi rasanya kayaknya kekacauan ini bisa dihindari jika kita lebih bijak dalam mengelola emosi dan tidak melontong kantor yang lain. siapa tau juga ada masalah yang terjadi karena peristiwa ini, tapi sekarang giliran ambon jadi yang merasa tidak enak, apalagi hari raya.
 
Hebatnya gempuran masa kemarau hari raya ini... siapa bilang bahwa kemarau itu harus menjadi kesempatan untuk melontong kantor yang lain? Gampangnya mereka bisa menghabiskan waktu di rumah saja, berbagi makanan, main game, atau bahkan membantu orang tua. Tapi tidak, malah dipilih untuk membalas dendam dengan cara yang nggak masuk akal... Aku rasa kita perlu berbicara tentang emosi kita dan bagaimana mengelolanya agar tidak menimbulkan kesempatan bagi orang lain untuk melihat kita seperti itu.
 
ini malu banget, apa lagi kalau ada keluarga atau teman di dalamnya yang terkena perusakan itu 😔. tapi sepertinya mereka yang melontong ini justru menunjukkan bahwa permasalahan mereka belum terpecahkan dengan baik. apakah kita bisa membantu mereka untuk mencari solusi yang lebih baik daripada membalas kekecewaan dengan cara ini? 🤔
 
Aku rasa kalau kerusuhan seperti ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya kesabaran dalam menyelesaikan masalah. Aku bayangkan, jika para demonstran mau bertemu dulu dengan pemimpin DPD Golkar Maluku, mungkin saja solusi yang lebih baik bisa ditemukan. Sebagai seorang pengamat sejarah, aku juga lihat kesamaan antara peristiwa ini dan peristiwa-peristiwa masa lalu di Indonesia yang sama-sama berakhir dengan kekacauan. Aku harap para pihak bisa belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut dan lebih bijak dalam mengelola konflik. Kita harus fokus pada mencari solusi yang positif, bukan hanya membiarkan emosi menguasai kita 🙏
 
🤔 Rasanya kayaknya kemerjaan hari raya ini memang membuat orang terburu-buru. Tapi, apa sih tujuan dari aksi melontong kantor? Mungkin ada sesuatu yang tidak seimbang di balik peristiwa ini... 🕵️‍♂️
 
itu masalah banget sih... kalau kita lihat dari perspektif saya, itu semua karena masyarakat Maluku kurang memiliki kesadaran akan pentingnya keamanan dan ketertiban. masa lalu kalau ada protes di Ambon pasti semua orang berada di tempat yang sama aja, nggak ada yang melontong kantor. tapi sekarang ini sih semua orang berlari ke mana-mana tanpa bertanggung jawab... siapa tau kalau di masa depan ada yang terkena kesialan karena kesalahan itu...
 
ini kabar-kabar yang mengejutkan dari Ambon ya... aku rasa harus kita pikirkan tentang apa yang terjadi disitu. mungkin ada faktor-faktor yang membuat masyarakat Maluku merasa kesal atau frustrasi dengan partai politik tertentu, tapi itu tidak berarti kita harus melontong kantor dan melakukan vandalisme. emosi kita harus kita uruskan dengan bijak, jangan biarkan kita menjadi korban dari diri sendiri.

atau mungkin ada yang lebih serius di balik peristiwa ini... aku rasa butuh analisis lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya terjadi di Ambon. tapi untuk sekarang, aku hanya ingin mengajak kita semua untuk bersantai dan tidak melontong kantor yang lain. kita bisa menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih positif dan constructif ya...
 
Itu pakee malu, rasanya ada yang terlambat lagi buat mengatur diri kita, loh... Kemarau hari raya itu seharusnya menjadi kesempatan buat orang-orang berbagi, tapi apa yang terjadi, masih banyak dari kita yang terjebak dalam perasaan marah dan tidak tahu bagaimana cara mengelolanya. Dan malah ada yang melontong kantor, loh... Apa salahnya orang itu ingin bertemu dengan Ketua DPD Golkar Maluku, kan? Tapi ternyata ketua sedang di Jakarta, jadi apa yang harus dilakukan? Membanting kursi-kursi dan melontong kantor? Tidak, kita harus lebih bijak, loh... Kita harus belajar untuk mengatur diri kita sendiri dan tidak terburu-buru dalam menghadapi situasi.
 
Sangat mengejutkan banget ya, peristiwa ini. Tapi aku pikir apa yang terjadi disana hanyalah ekspresi dari marah masyarakat yang merasa tidak puas dengan pola kehidupan di kota. Tapi apa yang tepatnya harus dilakukan? Aku rasa ada jalan tengah, jangan melontong kantor, tapi juga tidak bisa diam ketika terjadi kesalahan atau kekecewaan.

Aku pikir yang perlu dilakukan adalah mencari solusi yang konstruktif dan mengajak masyarakat untuk berdiskusi tentang masalah yang dihadapi. Dengan begitu, masyarakat bisa menemukan jalan keluarnya dari kesulitan tersebut tanpa harus kejar-keras terhadap orang lain.
 
Aku pikir kalau gini bisa jadi karena kurangnya akses informasi tentang peristiwa penting di luar kota, banyak orang Ambon yang salah paham. Kalau mereka tahu sebenarnya apa yang terjadi di Jakarta, mungkin tidak akan melontong kantor. Kita harus lebih peduli dengan keamanan dan ketentraman masyarakat, bukan hanya membiarkan emosi menguasai.
 
Hmm, ternyata kemarau hari raya ini memang membuat seseorang bersemangat gila 😂. Padahal, kita harus menjaga kesabaran dan tidak terburu-buru, kan? Saya pikir peristiwa ini bisa saja menyebabkan kekacauan lain di masa depan. Apalagi kalau mereka mengambil kebiasaan itu sampai menjadi pola hidup 😕. Masyarakat harus lebih bijak dalam mengelola emosi kita dan tidak terlalu cepat merespons pada situasi yang memungkinkan kita untuk berpikir lebih matang 🤔.
 
Mereka itu masih bingung aja sih. Saya pikir masyarakat Maluku sudah paham bahwa hari raya bukan waktunya untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Mereka harus lebih bijak dalam mengelola emosi dan tidak melontong kantor yang lain. Ada banyak kasus seperti ini di Indonesia, dan saya masih bingung kenapa masyarakatnya belum bisa mengelolanya dengan lebih baik 🤔.
 
kembali
Top