Banyak Siswa Banjar Mencium Arah Emosi Setelah Ditemukan Kacauan di Pesta Menu Bergizi
Di tengah kejutan penggunaan menu bergizi gratis (MBG) di beberapa sekolah di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, puluhan siswa mengalami gejala keracunan makanan. Mereka diduga menyantap menu MBG yang disajikan di sekolah, terdiri dari nasi kuning, ayam suwir, orek tempe, sayur oseng, dan sepotong melon.
Siswa-siswa tersebut mengeluh gejala seperti mual, sakit perut, dan lemas. Meskipun masih belum diketahui penyebabnya, komandan Kodim (Dandim) 1006 Banjar, Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya, menjanjikan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk menemukan penyebabnya.
"Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan secara laboratorium. Nanti akan kita periksa apakah yang menjadi permasalahan dari makanan tersebut," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Banjar Saidi Mansyur memastikan bahwa SPPG (Sekolah Pusat Pemuda dan Pejuang) tidak akan terganggu oleh kejadian ini. Ia menjanjikan untuk melakukan evaluasi terhadap program tersebut agar dapat dilanjutkan dengan lancar di masa depan.
"Dipastikan dievaluasi, kami tidak ingin program pusat ini terganggu hal-hal seperti ini, pemda hadir dan tentu melalui satgas berkoordinasi memastikan program ini berjalan lancar ke depan," ujar Saidi.
Kejadian ini menimbulkan ketakutan di kalangan orang tua siswa-siswa yang mengalami gejala tersebut. Mereka khawatir bahwa program MBG yang diselenggarakan oleh sekolah ini dapat membahayakan keselamatan anak-anak di bawah usia 18 tahun.
Di tengah kejutan penggunaan menu bergizi gratis (MBG) di beberapa sekolah di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, puluhan siswa mengalami gejala keracunan makanan. Mereka diduga menyantap menu MBG yang disajikan di sekolah, terdiri dari nasi kuning, ayam suwir, orek tempe, sayur oseng, dan sepotong melon.
Siswa-siswa tersebut mengeluh gejala seperti mual, sakit perut, dan lemas. Meskipun masih belum diketahui penyebabnya, komandan Kodim (Dandim) 1006 Banjar, Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya, menjanjikan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk menemukan penyebabnya.
"Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan secara laboratorium. Nanti akan kita periksa apakah yang menjadi permasalahan dari makanan tersebut," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Banjar Saidi Mansyur memastikan bahwa SPPG (Sekolah Pusat Pemuda dan Pejuang) tidak akan terganggu oleh kejadian ini. Ia menjanjikan untuk melakukan evaluasi terhadap program tersebut agar dapat dilanjutkan dengan lancar di masa depan.
"Dipastikan dievaluasi, kami tidak ingin program pusat ini terganggu hal-hal seperti ini, pemda hadir dan tentu melalui satgas berkoordinasi memastikan program ini berjalan lancar ke depan," ujar Saidi.
Kejadian ini menimbulkan ketakutan di kalangan orang tua siswa-siswa yang mengalami gejala tersebut. Mereka khawatir bahwa program MBG yang diselenggarakan oleh sekolah ini dapat membahayakan keselamatan anak-anak di bawah usia 18 tahun.