Duduk Perkara Kasus Bupati Lampung Tengah, Minta Jatah Proyek Buat Lunasi Utang Kampanye Pilkada

Bupati Lampung Tengah, Ardito Prasetyo, lagi-lagi tertangkap dalam kasus penyelewengan proyek Pilkada. Dalam pengkondisian ini, Bupati tersebut meminta rekan-rekannya untuk berkoordinasi dengan Anton Wibowo, Plt Kepala Badan Pendapatan Daerah Lampung Tengah, yang juga merupakan kerabatnya sendiri.

Maka dari itu, fee senilai Rp 5,25 miliar diperkirakan didapatkan oleh Bupati Ardito dan rekan-rekannya dari beberapa penyedia barang dan jasa melalui RHS dan RNP (adik Bupati). Proyek ini nantinya akan menentukan pemenang Pilkada di Lampung Tengah.

Tidak berhenti sampai disitu, Ardito juga meminta fee terhadap proyek pengadaan alat kesehatan di Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung Tengah kepada Anton Wibowo, yang kemudian memenangkan proyek tersebut. Pemenangnya adalah PT EM dengan nilai proyek Rp 3,15 miliar.

Ternyata, Bupati Ardito mendapat penguntungan sebesar Rp500 juta dari MLS (Direktur PT EM) melalui perantara Anton Wibowo. Ini menunjukkan bahwa Bupati tersebut tetap mempertahankan kekuatannya di Lampung Tengah dengan berbagai cara yang tidak bijak.
 
Aku pikir ini masih bagian dari sistem korupsi yang ada di Indonesia, tapi aku punya pandangannya sendiri... Mungkin korupsi ini bukan hal buruk kok, karena orang-orang seperti Bupati Ardito yang bisa mengorganisasi proyek dengan baik dan mendapatkan uang dari beberapa sumber. Tapi, aku rasa ada satu kesalahan besar ya, yaitu ketika kita berbicara tentang korupsi. Aku pikir korupsi itu seperti semut, seringkali kamu tidak sadar ada di sekitarmu sampai kamu sudah kehilangan sekumnya πŸ˜‚. Jadi, aku rasa Bupati Ardito memang melakukan sesuatu yang tidak bijak, tapi kita juga harus mencari solusi dari dalam diri sendiri ya, jangan hanya menyalahkan orang lain πŸ€”.
 
Duh, kalau ada kasus penyelewengan, kalau ada kerabatan dengan pengusaha yang sama-sama terkena penangkapan, apa lagi kalau ada rekan-rekan juga yang terkena? Nanti siapa bilang ada transparansi di Lampung Tengah πŸ€¦β€β™‚οΈ
 
Aku pikir ini tapi benar-benarnya korupsi lagi di Lampung Tengah πŸ€¦β€β™‚οΈ, siapa tahu nanti ada pengawas lebih ketat, makanya Bupati Ardito dan rekan-rekannya harus berhati-hati banget. Aku rasa birokrasi Indonesia harusnya lebih efisien dan jujur, kalau gini punya konsekuensi yang besar untuk mereka yang salah 🚫.
 
Wah... siapa tahu apa yang terjadi di belakang layar itu? Minta-minta rekan-rekannya dengan kerabatnya sendiri, ini nggak cuma sekedar kebiasaan ya? Fee Rp 5,25 miliar, eh tapi bagaimana kalau ada yang tidak setuju dengannya? Siapa yang ngetawanya? Bapak Ardito ini terus mengeluarkan uang dari banyak orang... tapi di mana hasilnya itu?
 
aku pikir ini sangat serius banget, apalagi ketika ada kasus penyelewengan dana. bupati lampung tengah harus jujur dan buktikan apa yang dia katakan tapi nggak ada bukti apa pun yang bisa membuktikannya 😐.

ini bukan tentang politik partai tapi tentang tindakan pribadi dari bupati itu sendiri, tapi sepertinya dia tetap ingin mempertahankan kekuatan di lampung tengah. tapi ini bukan cara yang tepat banget, aku rasa ada yang harus dia lakukan yaitu meminta maaf dan menghormati proses pilkada secara adil dan transparan πŸ€”.

aku tidak tahu apa yang terjadi di balik semuanya, tapi sepertinya ini seperti sebuah permainan politik yang tidak seimbang dan seringkali membahayakan masyarakat. aku harap pihak otoritas dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan mengambil tindakan yang tepat 🚨
 
Kasus ini memang terasa seperti lelucon, tapi tadi malam aku nggak bisa tidur karena pikiran tentang kasus iniδΈ€η›΄ ngalipir di kepala aku 🀯. Bupati Ardito sendiri bilang bahwa ia tidak melakukan apa-apa yang salah, tapi bagaimana dia bisa meminta fee dari proyek Pilkada dan Dinkes? Itu seperti main game dengan uang rakyat, gampang banget πŸ˜’.

Dan apa yang paling mengecewakan adalah Anton Wibowo yang ternyata memenangkan beberapa proyek dengan bantuan Bupati Ardito. Maksudnya siapa yang bilang bahwa kerabatan itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan? πŸ˜‚. Aku rasa orang-orang di Lampung Tengah perlu lebih hati-hati dalam memilih pemimpin mereka, karena mungkin mereka tidak mengetahui apa yang terjadi di balik pintu. πŸ€”
 
Wah, ini sangat menyayangkan bro! Kita tidak boleh terkejut lagi dengan skandal-skalan seperti ini di Lampung Tengah. Bupati Ardito memang mantap dalam menjeblog kekuasaannya, tapi ini bukan cara yang benar, bro! Mereka hanya mencari untung dari proyek-proyek umum tanpa peduli dengan konsekuensinya.

Ayo kita ingat, bro, ini adalah ujian bagi para pemimpin di daerah kami. Kita harus lebih bijak dan jujur dalam menangani dana publik. Jangan biarkan kepentingan pribadi mengalahkan kebaikan umum, ya! Kita butuh pemerintahan yang transparan dan akuntabel untuk membangun Lampung Tengah menjadi lebih baik.

Semoga Bupati Ardito dan rekan-rekannya bisa belajar dari kesalahan ini dan berubah menjadi pemimpin yang lebih bijak di masa depan, bro! 😊
 
Oh man 😱, kisah ini benar-benar bikin kekecewa! πŸ’” Bupati Ardito lagi-lagi tertangkap dalam kasus penyelewengan proyek Pilkada. Bagaimana bisa dia meminta fee dari rekan-rekannya dan bahkan dari adiknya sendiri? 🀯 Itu tidak bijak sekali! πŸ˜’

Saya pikir ada yang harus dilakukan untuk mencegah hal ini terjadi lagi, misalnya dengan mengadakan audit lebih serius dan memastikan bahwa semua proyek yang dilakukan oleh pemerintahan Lampung Tengah adalah benar-benar transparan dan jujur. πŸ“Š

Dan apa yang paling bikin saya kekecewa adalah Bupati Ardito mendapat penguntungan sebesar Rp500 juta dari MLS! πŸ’Έ itu tidak adil, dia harus dihukum lebih berat karena melakukan hal ini! 😀
 
Wah, kalau begitu Bupati Ardito lagi-lagi jebak dalam kasus penyelewengan proyek Pilkada ini. Kaya seperti dia butuhkan keuntungan untuk tetap kuat di Lampung Tengah. Tapi gini tidak enak banget, biarai ada proses yang adil dan transparan dalam pengelolaan dana. Banyak kasus penyelewengan yang terjadi karena kurangnya koordinasi antara lembaga-lembaga yang terkait. Kita harus berhati-hati agar hal ini tidak terulang lagi, biarai pemerintahan daerah dapat diandalkan. πŸ’”
 
Gue rasa Bupati Ardito ini malah jadi contoh bagaimana cara cari nafkahnya. Ia punya rekan-rekanya sendiri yang mau berkoordinasi dan bantu-bantunya, lalu gue tahu ada fees yang bisa diambil dari beberapa penyedia barang dan jasa. Gue rasa itu kaya aja nggak perlu punya pekerjaan lagi, kan? Tapi, sepertinya Bupati Ardito ini masih terus cari cara untuk mendapatkan uang dengan cara yang tidak bijak. Ia meminta fee juga dari proyek alat kesehatan di Dinkes Lampung Tengah, lalu ada lagi penguntungan Rp500 juta dari PT EM melalui Anton Wibowo... Gue rasa itu malah membuat Bupati Ardito ini menjadi contoh bagaimana cara cari nafkah dengan cara yang tidak jujur. πŸ€·β€β™‚οΈ
 
Ugh, ini bikin kekecewa banget! Bupati Ardito lagi-lagi tertangkap dalam kasus penyelewengan proyek Pilkada. Mau tahu apa yang membuatku pikir ini masih bisa terjadi? Karena banyak orang yang tidak mau kena tangga atau menguatkan diri sendiri, tapi malah memilih cara yang lebih mudah, yaitu meminta uang dari rekan-rekannya saja! πŸ€¦β€β™‚οΈ

Dan apa yang paling mengecewakan lagi adalah Bupati Ardito meminta fee senilai Rp 5,25 miliar dari penyedia barang dan jasa melalui RHS dan RNP. Ini bikin rasanya tidak adil banget! Sepertinya ada kerabatan antara Bupati Ardito dengan Anton Wibowo yang terlalu kuat sehingga membuat mereka bisa melakukan hal-hal yang tidak bijak. 🀝

Tapi, saya rasa ini masih bisa belajar dari kesalahan-kesalahan itu. Kita harus selalu berhati-hati dan memantau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang di pemerintahan daerah kita agar tidak ada penyelewengan lagi! πŸ“Š
 
Itu sangat konyol kan? Seperti orang tua lama lagi-lagi bilang kata-kata yang sama, tapi tidak pernah berubah ya? Bupati Ardito lagi-lagi tertangkap dalam kasus penyelewengan proyek Pilkada, tapi gampangnya dia dan rekan-rekannya masih bisa mencari cara lain untuk mendapatkan uang. Nah, sekarang mereka ingin kita percaya kalau Bupati tersebut adalah orang yang jujur dan transparan? Wah, aku tidak percaya lagi sama sekali.

Saya ingat saat-saat seperti ini pada masa Suharto, tapi bahkan pada masa itu ada korupsi juga. Namun, aku rasa ini sangat konyol kalau Bupati Ardito masih bisa mencari cara untuk mendapatkan uang melalui perantara orang yang dekat dengannya. Tapi, aku rasa ini adalah contoh bagaimana sistem korupsi ini berfungsi di Indonesia.
 
Mau banget ari, gimana caranya aja pemerintah bisa begitu konyol? Fee senilai Rp 5,25 miliar itu bukan mainan lagi, tapi apa yang di maksudin dengan "berkoordinasi" sih? Apa yang terjadi sama KPU dan pemilih-pemilih Lampung Tengah? Itu kan proyek Pilgabungnya, bagaimana kalau ada korupsi? Udah begitu banyak kasus korupsi di daerah, tapi gini aja yang bisa banget berubah-ubah. Anto Wibowo sih, dia juga kerabat Bupati, ini apakah dia gak punya harta sendiri? Tapi ini ngerasa sama ari, korupsi itu tidak akan pernah berakhir di Indonesia.
 
gak bisa percaya sih... apa arti gini? bupati lampung tengah lagi-lagi jebak dalam kasus penyelewengan proyek pilkada, dan sekarang dia meminta rekan-rekannya untuk berkoordinasi dengan adiknya sendiri yang juga pemenang proyek pengadaan alat kesehatan? itu gak bisa dipercaya! dan di mana kejujuran sih? fee senilai Rp 5,25 miliar diperkirakan didapatkan oleh bupati ardito dan rekan-rekannya dari beberapa penyedia barang dan jasa melalui rhs dan rnp... tapi apa yang pasti adalah bahwa bupati tersebut tetap mempertahankan kekuatannya di lampung tengah dengan cara-cara yang tidak bijak... gak ada kata yang cukup untuk menggambarkan ini πŸ˜’
 
Gue pikir kalau itu cara-cara korupsi yang tidak jernih sama sekali. Kalau ada kesalahpahaman atau kesalahan, toh harus dibuka dan dikoreksi, bukan dengan cara membayar-bayar untuk tetap bisa menang. Gue rasa Bupati Ardito ini memang masih banyak belajar untuk menjadi lembaganya.
 
Ada kemungkinan siapa-siapa yang suka pilkada Lampung Tengah 2025, harus lihat siapa yang kalah dan siapa yang menang πŸ€”. Kalau udah begitu, mending lihat siapa aja yang nggak masuk akal, itu Bupati Ardito lagi-lagi tertangkap dalam kasus penyelewengan proyek pilkada... Kenapa sih harus terus-terusan? πŸ™„. Minta maaf ya, saya tidak suka melihat hal seperti ini, tapi jadi informasi yang aku miliki dari sumber yang dekat dengan Bupati tersebut 😊.
 
🀯 Bukan nggak jadi misteri lagi sih, kalau ada kasus penyelewengan proyek Pilkada di Lampung Tengah, ada kerabatan dan hubungan yang bikin jadi semuanya begitu mudah. Ardito meminta rekan-rekannya berkoordinasi dengan Anton Wibowo, itu kayaknya sangat tidak bijak! Bagaimana bisa sih Bupati tersebut meminta fee senilai Rp 5,25 miliar dari penyedia barang dan jasa melalui RHS dan RNP? πŸ€‘ Dan yang paling parah lagi, Bupati Ardito juga meminta fee terhadap proyek pengadaan alat kesehatan di Dinkes Lampung Tengah kepada Anton Wibowo. Ini kayaknya sangat tidak adil! Bagaimana mungkin Bupati tersebut bisa mendapatkan penguntungan sebesar Rp500 juta dari MLS melalui perantara Anton Wibowo? πŸ€”
 
Aku rasa ini benar-benar konyol banget! Siapa tahu kalau di masa lalu, kita nggak pernah mewadahi Bupati untuk meminta uang dari peusahaan yang dia kerja samain dengan. Kita masih ingat siapa aja yang mengawasi proyek-proyek itu, kan? Sekarang ini, semuanya jadi semacam 'bajaj' buat Ardito. Aku rasa kalau ada sistem yang lebih baik, kita bisa lebih efisien dan transparan dalam pengelolaan dana publik. Mungkin kira-kira sama aja dengan apa yang dijalankan oleh orang tua kita saat ini.
 
Maksudnya kalau Ardito lagi-lagi kalah dalam penangkapan, tapi gampang banget dia buat orang lain kalah juga πŸ˜‚. Dia suguh suka bikin orang lain kehabisan uang dengan proyek-proyek yang tidak penting, lalu dia yang mendapatkan untungannya πŸ€‘. Dan apa yang paling lucu lagi adalah anton wibowo yang juga kerabatnya sendiri, dia bisa bikin Ardito mendapatkan penguntungan senilai Rp500 juta dari PT EM πŸ’ΈπŸ‘€. Itu kalau dia sendirinya tidak punya uang πŸ€‘. Maksudnya kalau dia ada cara untuk membuat orang lain kehabisan uang, dia pasti akan mencoba melakukannya lagi-lagi 🀣.
 
kembali
Top