Dishub Jakarta: Pelayanan MRT Nyaris Sempurna

Jakarta's MRT Services Almost Complete, But Will Prices Follow?

The Jakarta Transportation Agency (Dishub) has announced that the city's transportation services are almost fully connected, with a connectivity rate of 91.8% among various modes of transport, including MRT, LRT, Jaklingko, and TransJakarta.

According to Syafirn, the current cakupan layanan (service coverage) is already at 91.8%, meaning that about 91.8% of Jakarta's population has access to public transportation services. However, despite the improvement in connectivity, there are no plans to increase prices for MRT and LRT.

Syafrin explained that the agency has conducted a thorough analysis, including the willingness to pay and ability to pay of its users, which shows that the current tariffs for MRT and LRT are still within an acceptable range. He cited the example of MRT's tariff in 2023, which was Rp 13,000, compared to the current tariff of Rp 7,000.

The agency also reported that the total subsidy for MRT and LRT users in 2024 was around Rp 6,000 per user, indicating that prices have not increased. Syafirn emphasized that there are no plans to increase tariffs for MRT and LRT services, despite the improving connectivity rate.
 
ini kabar baik deh, kalau nih terus akrab dengan layanan MRT dan LRT Jakarta nih. tapi gue penasaran sih, bagaimana nanti jadwal keduanya nih kalau tidak ada peningkatan biaya? apa nanti pengguna harus pakai transportasi umum lain ya? seru banget nih kalau MRT dan LRT bisa naikin harga tapi nggak akrab dengan masyarakat. siapa nanti yang akan terkena dampak? kalau cuma kelas menengah atapun orang kaya, bukan orang rata yang harus beban biayanya lagi 🤔
 
heya aku rasa penasaran apa arti dari kebijakan ini. kalau connectivity 91,8% berarti sudah banyak orang yang punya akses transportasi umum, tapi tidak ada plan untuk naikin harga MRT & LRT? aku bayangin bahwa dengan kenaikan harga pasti akan semakin banyak orang mau menggunakan transportasi umum juga... tapi jika penjelasan dari Dishub benar-benar semua orang bisa nggak mampu membayar Rp 7.000 di MRT?
 
Pertanyaan yang paling penting adalah, apakah ketika kita sudah terhubung di seluruh Jakarta, maka kita juga bisa melihat perubahan harga tiket, kalau benar-benar terhubung itu berarti harus ada konsekuensi seperti harga yang lebih tinggi, tapi menurut Dishub ini tidak ada rencana untuk naikkan harga. Saya tidak percaya, apakah hanya karena 91.8% orang Jakarta sudah bisa menggunakan transportasi umum itu maka kita boleh melupakan tentang kenyamanan dan keuangan yang kita miliki? Mungkin hal ini berarti bahwa konsekuensi dari terhubungnya layanan transportasi adalah ada prioritas bagi siapa saja, tapi untuk siapa saja yang terlibat dengan sistem ini, pastikan untuk mempertimbangkan bagaimana kondisi keuangan mereka akan terkena dampak. 🤔
 
gak paham siapa yang benar-benar merasa terkesan dengan harga tiket MRT/LRT di Jakarta. Rp 7.000 aja sudah murah sekali-satunya di kota ini! tapi aku pikir ada salahnya, apa kalau kita coba cari alternatif transportasi lain seperti angkot atau ojek online? mungkin bisa membuat harga MRT/LRT lebih terjangkau lagi 🤔
 
Halo! Kira-kira aja, kalau MRT dan LRT tidak tambah harga lagi, artinya nggak ada opsi bagi pengguna kalau mau menggunakan layanan yang sama tapi harus dijangkau dengan biaya yang lebih tinggi nanti. Nah, siapa tau nanti transportasi lain seperti bus ataupun taksi bisa berubah harga, tapi MRT dan LRT udah jadi target yang nggak bisa naikin harga lagi, kan?
 
kembali
Top