Pemerintah Indonesia telah menetapkan alokasi kuota jemaah haji reguler tahun 2026. Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kuota terbesar, yaitu 42.409 jemaah. Proses pembagian kuota ini dilakukan berdasarkan dua pertimbangan utama: proporsi jumlah penduduk muslim dan jumlah daftar tunggu jemaah haji di masing-masing daerah.
Dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI, Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan bahwa pembagian kuota haji reguler per provinsi ditentukan dengan mempertimbangkan dua hal: satu, proporsi jumlah penduduk muslim antarprovinsi; dan dua, proporsi jumlah daftar tunggu jemaah haji antarprovinsi.
Dari data yang dipamerkan Kementerian Haji dan Umrah, ada beberapa provinsi yang memiliki kuota haji reguler yang relatif kecil. Misalnya, Papua Barat hanya mendapatkan 447 kuota, sementara Kalimantan Utara mendapatkan 489 kuota.
Berikut adalah daftar lengkap alokasi kuota haji reguler untuk 34 provinsi di Indonesia:
* Jawa Timur: 42.409 jemaah
* Jawa Tengah: 34.122 jemaah
* Jawa Barat: 29.643 jemaah
* Sulawesi Selatan: 9.670 jemaah
* Banten: 9.124 jemaah
* DKI Jakarta: 7.819 jemaah
* Sumatera Utara: 5.913 jemaah
* Lampung: 5.827 jemaah
* Nusa Tenggara Barat: 5.798 jemaah
* Aceh: 5.426 jemaah
* Sumatera Selatan: 5.354 jemaah
* Kalimantan Selatan: 5.187 jemaah
* Riau: 4.682 jemaah
* Sumatera Barat: 3.928 jemaah
* DI Yogyakarta: 3.748 jemaah
* Jambi: 3.576 jemaah
* Kalimantan Timur: 3.189 jemaah
* Sulawesi Tenggara: 2.063 jemaah
* Kalimantan Barat: 1.858 jemaah
* Sulawesi Tengah: 1.753 jemaah
* Bali: 1.698 jemaah
* Kalimantan Tengah: 1.559 jemaah
* Sulawesi Barat: 1.450 jemaah
* Bengkulu: 1.357 jemaah
* Kepulauan Riau: 1.085 jemaah
* Bangka Belitung: 1.077 jemaah
* Papua: 933 jemaah
* Maluku Utara: 785 jemaah
* Gorontalo: 608 jemaah
* Maluku: 587 jemaah
* Kalimantan Utara: 489 jemaah
* Papua Barat: 447 jemaah
* Nusa Tenggara Timur: 516 jemaah
* Sulawesi Utara: 402 jemaah.
Dengan demikian, alokasi kuota haji reguler tahun 2026 telah ditetapkan dengan hati-hati dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam perayaan umat Islam.
Dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI, Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan bahwa pembagian kuota haji reguler per provinsi ditentukan dengan mempertimbangkan dua hal: satu, proporsi jumlah penduduk muslim antarprovinsi; dan dua, proporsi jumlah daftar tunggu jemaah haji antarprovinsi.
Dari data yang dipamerkan Kementerian Haji dan Umrah, ada beberapa provinsi yang memiliki kuota haji reguler yang relatif kecil. Misalnya, Papua Barat hanya mendapatkan 447 kuota, sementara Kalimantan Utara mendapatkan 489 kuota.
Berikut adalah daftar lengkap alokasi kuota haji reguler untuk 34 provinsi di Indonesia:
* Jawa Timur: 42.409 jemaah
* Jawa Tengah: 34.122 jemaah
* Jawa Barat: 29.643 jemaah
* Sulawesi Selatan: 9.670 jemaah
* Banten: 9.124 jemaah
* DKI Jakarta: 7.819 jemaah
* Sumatera Utara: 5.913 jemaah
* Lampung: 5.827 jemaah
* Nusa Tenggara Barat: 5.798 jemaah
* Aceh: 5.426 jemaah
* Sumatera Selatan: 5.354 jemaah
* Kalimantan Selatan: 5.187 jemaah
* Riau: 4.682 jemaah
* Sumatera Barat: 3.928 jemaah
* DI Yogyakarta: 3.748 jemaah
* Jambi: 3.576 jemaah
* Kalimantan Timur: 3.189 jemaah
* Sulawesi Tenggara: 2.063 jemaah
* Kalimantan Barat: 1.858 jemaah
* Sulawesi Tengah: 1.753 jemaah
* Bali: 1.698 jemaah
* Kalimantan Tengah: 1.559 jemaah
* Sulawesi Barat: 1.450 jemaah
* Bengkulu: 1.357 jemaah
* Kepulauan Riau: 1.085 jemaah
* Bangka Belitung: 1.077 jemaah
* Papua: 933 jemaah
* Maluku Utara: 785 jemaah
* Gorontalo: 608 jemaah
* Maluku: 587 jemaah
* Kalimantan Utara: 489 jemaah
* Papua Barat: 447 jemaah
* Nusa Tenggara Timur: 516 jemaah
* Sulawesi Utara: 402 jemaah.
Dengan demikian, alokasi kuota haji reguler tahun 2026 telah ditetapkan dengan hati-hati dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam perayaan umat Islam.