"Kemarau Politik: Menteri Pramono Tenggelam dalam Pilihan Gawang Gubernur"
Berselang beberapa tahun, nama Menteri Perencanaan Pembangunan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Pramono) terus muncul sebagai kandidat yang menarik perhatian. Namun, kali ini dia tampaknya telah "kalah" dalam pilihan gawang gubernur, setidaknya dari segi publik.
Sumber-sumber dekat dengan Menteri Pramono mengakui bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh "kelamaan" sebagai pejabat. Menurut mereka, Pramono sendiri yang lebih fokus pada tugas-tugas pemerintah daripada memperkenalkan dirinya secara efektif di masyarakat.
"Pramono malah terkesan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar kantornya. Sementara itu, ia tidak melakukan upaya yang cukup untuk membangun kesadaran dan mengenalkan diri secara lebih luas," kata sumber tersebut.
Saking kekurangannya, Pramono sendiri tampaknya telah "terlupakan" oleh masyarakat. Banyak dari mereka yang belum pernah mendengar namanya, bahkan tidak tahu apa sajakah tanggung jawabnya sebagai Menteri Perencanaan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dalam konteks pilihan gawang gubernur, kekurangan Pramono dalam membangun kesadaran di masyarakat tampaknya menjadi faktor yang sangat signifikan. Meskipun ia memiliki latar belakang yang cukup menjanjikan, namun kemampuan untuk mengenalkan diri secara efektif tetap terhambat.
"Kemarau ini bukan hanya berlaku pada Pramono saja, melainkan juga dapat diterapkan pada para pejabat lain yang juga belum berhasil membangun kesadaran di masyarakat," kata ahli politik.
Berselang beberapa tahun, nama Menteri Perencanaan Pembangunan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Pramono) terus muncul sebagai kandidat yang menarik perhatian. Namun, kali ini dia tampaknya telah "kalah" dalam pilihan gawang gubernur, setidaknya dari segi publik.
Sumber-sumber dekat dengan Menteri Pramono mengakui bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh "kelamaan" sebagai pejabat. Menurut mereka, Pramono sendiri yang lebih fokus pada tugas-tugas pemerintah daripada memperkenalkan dirinya secara efektif di masyarakat.
"Pramono malah terkesan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar kantornya. Sementara itu, ia tidak melakukan upaya yang cukup untuk membangun kesadaran dan mengenalkan diri secara lebih luas," kata sumber tersebut.
Saking kekurangannya, Pramono sendiri tampaknya telah "terlupakan" oleh masyarakat. Banyak dari mereka yang belum pernah mendengar namanya, bahkan tidak tahu apa sajakah tanggung jawabnya sebagai Menteri Perencanaan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dalam konteks pilihan gawang gubernur, kekurangan Pramono dalam membangun kesadaran di masyarakat tampaknya menjadi faktor yang sangat signifikan. Meskipun ia memiliki latar belakang yang cukup menjanjikan, namun kemampuan untuk mengenalkan diri secara efektif tetap terhambat.
"Kemarau ini bukan hanya berlaku pada Pramono saja, melainkan juga dapat diterapkan pada para pejabat lain yang juga belum berhasil membangun kesadaran di masyarakat," kata ahli politik.