Menurut informasi yang diperoleh dari sumber keuangan Nasional, dana pemerintah yang berasal dari anggaran yang lebih besar (SAL) sebesar Rp200 triliun baru-baru ini diinvestasikan dalam perbankan dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat. Hal ini diperkirakan akan mencairkan uang kembali ke lingkungan ekonomi, mengingat kebijasan moneter longgar yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
Menurut gubernur bank tersebut, pembukaan tersebut memicu peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan uang primer (M0) yang naik 18,58 persen tahun ke tahun pada bulan September 2025. Selain itu, peningkatan jumlah uang beredar juga didorong oleh ekspansi keuangan pemerintah dan peningkatan Tagihan Bersih kepada Pemerintah Pusat.
Hal ini kemudian memicu pertumbuhan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) yang meningkat dari 5,46 persen tahun ke tahun pada bulan Januari menjadi 7,59 persen pada Agustus 2025.
Menurut gubernur bank tersebut, pembukaan tersebut memicu peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan uang primer (M0) yang naik 18,58 persen tahun ke tahun pada bulan September 2025. Selain itu, peningkatan jumlah uang beredar juga didorong oleh ekspansi keuangan pemerintah dan peningkatan Tagihan Bersih kepada Pemerintah Pusat.
Hal ini kemudian memicu pertumbuhan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) yang meningkat dari 5,46 persen tahun ke tahun pada bulan Januari menjadi 7,59 persen pada Agustus 2025.