BGN Sebut Batas Maksimal Produksi SPPG 3.000 Porsi per Hari

BGN Tetapkan Batas Maksimal Produksi SPPG 3.000 Porsi, Apakah Ini Boleh Ditolak?

Badan Gizi Nasional (BGN) kembali menegaskan batasan kapasitas produksi makanan harian yang disiapkan setiap satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG). Menurut Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, tiap SPPG dirancang untuk melayani hingga 2.500 porsi per hari.

Namun, jika SPPG memiliki juru masak yang kompeten dan bersertifikat dari BNSP, kapasitas produksi bisa ditingkatkan hingga maksimal 3.000 porsi per hari. Tetapi, peningkatan ini hanya dapat dilakukan jika SPPG telah memenuhi persyaratan khusus sumber daya manusia, termasuk keberadaan juru masak bersertifikat melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

BGN ingin menekankan bahwa peningkatan kapasitas ini bukan sekadar batas angka, tetapi juga mekanisme pengendalian agar setiap dapur layanan MBG tetap beroperasi sesuai kemampuan fasilitas dan tenaga yang tersedia. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa peningkatan kapasitas tidak mengorbankan kualitas gizi dan keamanan pangan.
 
Aku pikir ini masih kurang efektif banget. Mereka kayaknya malah membuat kesulitan lagi bagi para ibu rumah tangga yang ingin memproduksi SPPG sendiri di rumah, padahal banyak yang sudah sering berlatih dan bisa membuatnya dengan baik 🤔. Aku rasa yang harus dicari adalah solusi yang lebih fleksibel dan tidak terlalu mengatur-aturan. Mungkin saja kapasitas 3.000 porsi itu masih terlalu tinggi untuk kebanyakan SPPG, tapi minimum 2.500 porsi lagi pasti sudah cukup untuk membantu banyak orang 🤗.
 
ini aja, kalau mau peningkatan kapasitas produksi itu sebenarnya ada alasan ya... siapa tahu kalau bnyak porsi lagi disiapkan, pasti kualitasnya jadi lebih rendah ahih... tapi jadinya kapasitas 3.000 porsi itu mungkin bisa dilakukan kalau sumber daya manusia juga dipertimbangkan, juru masak yang kompeten dan sertifikat itulah yang penting...
 
ini sini, kalau mau naikin produksi makanan di SPPG jadi 3.000 porsi per hari, nggak usah masukin lho semua juru masak bersertifikat BNSP dulu! toh itu akan bikin biaya dan waktu makin panjang, tapi apa sih keuntungannya? kalau produksi naik, jadi berapa banyak yang bisa dimakan? sementara itu, aku lebih sambut aja peningkatan kapasitas karena nggak ada yang mengatakan bahwa peningkatan itu harus sama dengan kualitas gizi yang sama, tapi apa sih kalau kita nggak pernah nyaman karena nggak bisa makan apa yang kita inginkan? aku sambut kalau BGN mau nangkat kapasitas, tapi biar lebih logis juga kan? kalau mau produksi naik, biar ada prioritas dalam hal itu, misalnya di daerah yang kurang akses ke fasilitas SPPG, maka prioritasnya adalah memberikan makanan bagi penduduk setempat terlebih dahulu. jadi sih, aku sambut, tapi kalau BGN mau nggak perhatikan hal ini, toh aku rasa salah di sini! 😐
 
Makasih BGN ya, kalau SPPG bisa menyesuaikan produksi dengan kapastiasi yang ada di fasilitasnya sendiri, kan lebih mudah dan efisien! Tapi, 3.000 porsi per hari itu terlalu banyak, apakah benar-benar semua SPPG bisa mencapainya? Mungkin perlu ditemukan jalan keduanya, ya...
 
Kapabilitas produksi SPPG yang maksimal itu apa lagi? 3.000 porsi per hari sih bisa bikin banyak orang kesal. Kalau memang punya juru masak kompeten, biar aja masalahnya bagaimana caranya mencari juru masak yang serius dulu, lalu nggak ada masalah lagi nih!
 
gak bisa dipungut nazar kalau kapasitas produksi SPPG dipekan begitu saja, walaupun ada juru masak yang kompeten dan bersertifikat... tapi apa yang jadi kalau keterampilan juru masak nggak sengaja ada kena-kenaan? mending buat target 2.500 porsi aja, jadi gak ada keraguan siapa pun
 
aku jadi pikir kalau kapabilitas produksi itu juga harus ditentukan berdasar pada jenis masakan yang disajikan nih... misalnya, dapur SPPG yang fokus masak tradisional seperti sate atau gudeg pasti bisa produce lebih banyak porsi daripada dapur yang khusus masak sayuran dan buah. jadi, harus ada aturan tambahan biar semua dapur produksi makin optimal aja 🤔
 
Pikirin apa lagi kalau BGN mau meningkatkan produksi SPPG dari 2500 menjadi 3000 porsi? Semua ok banget, tapi kenapa harus dipikirin? Kalau kita sudah punya juru masak yang kompeten dan sertifikat, apa masalahnya lagi? Yang penting adalah kualitas makanan itu bisa dinikmati semua, terutama anak-anak SD.
 
kembali
Top