Bahlil Jamin Minyak Goreng Tak Langka Meski Sawit Diborong B50

Pemerintah menetapkan untuk meningkatkan penggunaan minyak goreng (B50) sebagai bahan bakar, meski sawit dipisahkan dari B50 dengan harga Rp 50.000 per ton. Pernyataan ini dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia.

Bahlil menolak ada kerangka penipu untuk terjadinya kelangkaan minyak goreng di Indonesia. Dia yakin bahwa pemerintah telah mencoba untuk menstabilkan suplai minyak sawit mentah (CPO) di pasar domestik, dan ini ditopang dengan program Domestic Market Obligation (DMO).

Bahlil menjelaskan bahwa kebutuhan CPO sebagai bahan bakar minyak adalah sekitar 4,99 juta ton per tahun. Namun, penerapan B50 memerlukan CPO hingga 5,3 juta ton per tahun. Ia menekankan bahwa CPO akan diperoleh melalui tiga alternatif: meningkatkan produksi sawit di daerah-daerah yang ada, membuka lahan baru untuk pertanian sawit, atau mengurangi ekspor minyak sawit.

"Kalau kita menggunakan B50, tinggal ekspor kita yang kita kurangi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sama-sama dengan DMO," kata Bahlil.
 
Gak percaya aja apa yang dia bilang, Bahlil Lahadalia itu.. Sepertinya pemerintah mau jadi penipu dengan DMO dan B50 sama-sama. Apalagi harga CPO yang mahal sekali itu? Kalau benar-benar ingin meningkatkan penggunaan B50, maka kalau gak ada kerangka penipu, mereka harus bisa menyesuaikan harga minyak sawit dengan harga bahan bakar minyak. Tapi ayo, kita lihat bagaimana kebijakan ini akan berdampak pada harga minyak dan konsumen, karena kalau gak hati-hati, itu bisa jadi kita yang kena buang-bangunan... 🤔
 
Pokoknya apa yang dibawa oleh Bahlil sih kan tentang penggunaan minyak goreng? Tapi sepertinya dia tidak memikirkan dari perspektif pemanas energi, gimana kalau kita terus meningkatkan konsumsi B50 itu? Bayangin aja, jika kita terus naikin konsumsi bahan bakar fosil seperti itu, kayaknya eksploitasi sumber daya alam yang makin kian cepat.
 
Gue pikir gini, kalau pemerintah mau meningkatkan penggunaan minyak goreng, kayaknya harus terang dulu kapan gue bisa mencari minyak goreng di pasar. Ga ada artinya kalau pemerintah baca-basa buku tentang produksi sawit dan lalu bilang kita harus lebih banyak lagi produksi, tapi ga ada akses ke pasar. Gue bayangkan kalau minyak goreng ini harganya naik kembali seperti semula, aku malah mau jadi penjual ikan di pantai daripada cari-cari minyak goreng yang mahal.
 
Menteri Energi itu ganti-ganti lagi, dulu ada DMO, sekarang ada B50... Apa yang pasti, biaya sawit akan naik, dan konsumen yang ngerasa bihara karena harga minyak goreng naik, apa yang bikin? Kita harus terus membayar biaya hidup yang mahal. Dan kalau kita tidak mau menggunakan B50, kalau kita tidak mau meningkatkan produksi sawit... Apa yang bisa kita lakukan?
 
Pernyataan Bahlil lah... Masing-masing bisa diartikan dua cara. Pertama, kalau pemerintah benar-benar ingin menekankan penggunaan minyak goreng sebagai bahan bakar, maka harus ada rencana yang jelas bagaimana caranya nanti. Misalnya, bagaimana caranya untuk meningkatkan produksi sawit dan mengurangi ekspor minyak sawit?

Kedua, kalau pemerintah benar-benar ingin mengoptimalkan penggunaan CPO sebagai bahan bakar, maka harus ada rencana yang jelas bagaimana caranya nanti. Misalnya, bagaimana caranya untuk meningkatkan produksi sawit di daerah-daerah yang sudah ada dan membuka lahan baru?

Tapi, kalau kita lihat dari perspektif ekonomi, maka pemerintah harus berhati-hati. Jika CPO dipisahkan dengan harga Rp 50.000 per ton, maka itu akan sangat mempengaruhi produksi sawit di Indonesia. Kita harus melihat apakah itu benar-benar baik untuk industri pertanian sawit nanti 🤔💡
 
Bisa dipercaya sih kalau pemerintah ini benar-benar ingin meningkatkan penggunaan minyak goreng, tapi masih kira-kira nih kalau ada kerangka penipu untuk kelangkaan minyak sawit. Nah aku rasa kalau mereka tidak sengaja memperlihatkan harga Rp 50.000 per ton itu bisa bikin aja gokil sih kalau mau menanam sawit dengan harga begitu tinggi...

Aku pikir pemerintah sebaiknya mulai konsultasi lebih lanjut, nih. Mungkin ada cara lain untuk meningkatkan produksi sawit atau memperbarui strategi pertanian sawit. Tapi ini masih jadi ide yang menarik untuk menanam sawit...

Kalau pemerintah benar-benar ingin meningkatkan penggunaan minyak goreng, aku rasa harus ada beberapa langkah yang harus diambil terlebih dahulu. Misalnya seperti penyerahan lahan yang diperlukan untuk pertanian sawit dan biaya produksi yang tidak terlalu berat bagi para petani...
 
Gue pikir Bahlil Lahadalia sedang ngeliat kayaknya. Kalau pemerintah ingin meningkatkan penggunaan minyak goreng, kalau bukan cara yang lebih efektif ya cari sumber minyak sawit dari dalam negeri aja? Nah, DMO itu kayaknya sudah ada, jadi gue tidak tahu apa lagi yang bisa dilakukan. Mungkin perlu cari alternatif yang lebih inovatif... 🤔
 
Gue pikir pemerintah itu benar-benar gila! Meningkatkan penggunaan minyak goreng (B50) di waktu seperti ini? Kalau gitu, siapa nanti yang akan mengurus kebutuhan CPO untuk bahan bakar? Saya rasa Bahlil lah yang penipu, dia tidak mau mengakui bahwa pemerintah itu sudah gagal dalam menjaga stok minyak sawit mentah. DMO itu hanya jalan angkat-angkat, siapa tahu benar-benar efektif?
 
🤔 Maksudnya kalau pemerintah mau meningkatkan penggunaan minyak goreng itu nggak ada masalah, tapi apa yang terjadi sih? Jika kita harus meningkatkan penggunaan minyak goreng itu, berarti kita harus mengurangi ekspor minyak sawit, tapi kalau kita kurangi ekspor minyak sawit itu, berarti ada risiko ketidakpastian harga. Maksudnya, kalau kita mau meningkatkan penggunaan minyak goreng, kita harus siap untuk menghadapi risiko seperti itu, tapi apa yang dikatakan Bahlil itu nggak jelas banget, sih 🤷‍♂️.
 
Gue pikir ini salah strategi nih... kalau nggak punya CPO, tolong tambahkan sawit di luar daerah-daerah yang ada kan? Makanya kalau pemerintah menetapkan B50, mereka harus juga mempertimbangkan alternatif lain bukan hanya menekankan ekspor. Lalu bagaimana kalau harga CPO naik lagi seperti semestinya? Jadi, gue pikir ini gak ada masalah, tapi kalau pemerintah mau nggak mendengar, maka ayo kita tunggu apa lagi ya 😒
 
Mengenai keputusan pemerintah meningkatkan penggunaan minyak goreng sebagai bahan bakar, aku pikir ini benar-benar menunjukkan bagaimana pemerintah ingin mengoptimalkan penggunaan sumber daya kita. Tapi, aku masih khawatir tentang dampaknya terhadap pertanian sawit dan ekspor. Jika pemerintah memang benar-benar ingin meningkatkan penggunaan minyak goreng, maka mungkin perlu ada langkah yang lebih matang untuk mengurangi kepanjangan harga antara B50 dan CPO.

Aku pikir ini adalah kesempatan bagi pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan program DMO. Namun, aku masih ingin melihat bagaimana pemerintah akan menghadapi masalah yang mungkin timbul dari peningkatan produksi sawit di daerah-daerah yang ada. Mungkin perlu ada langkah pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah kejahatan pertanian dan memastikan bahwa peningkatan produksi itu sebenarnya menguntungkan masyarakat. 😊
 
Hmm, saya pikir ini kayaknya salah strategi... Sawit masih mahal, tapi pemerintah mau gunakan? Mungkin perlu diawasi agar tidak menimbulkan masalah lagi... 🤔💡
 
Maksudnya kalau pemerintah mau ngerap minyak goreng dari sawit itu apa-apa? Belom ada jalan keluarnya sih, kan? Misalnya kalau produksi sawit di daerah asuhin, tapi hasilnya kalah dengan harga sawit yang dipisahkan. Aku rasa kurang jelas ya.
 
Gue pikir pemerintah sengaja ingin meningkatkan penggunaan minyak goreng karena semuanya mau kaya dari impor! Kalau sebenarnya ada masalah kelangkaan, kenapa gak bisa cari solusi di dalam negeri? Mereka kan punya program DMO, nih? B50 pasti untuk kepentingan mereka yang ingin kaya. Sementara itu sawit lagi dipisahkan dengan harga mahal, sih? Tapi kalau benar-benar ada masalah, gue pikir harus cari alternatif bukan membuat semua Indonesia menjadi impor!
 
Bisa dibilang gini, kalau pemerintah mau mengganti minyak goreng dengan B50, pasti ada komplikasi. Kalau jadi begitu, nanti bagaimana dengan biaya produksi sawit? Nanti di mana kita harus menemukan sumber utama untuk CPO itu? Kalau tidak ada alternatif yang tepat, nanti gini aja: harga naik, produksi menurun, dan semua macam masalah. Mungkin saja pemerintah harus mencari solusi yang lebih baik lagi...
 
Maksudnya kalau pemerintah punya rencana ini apa itu? Nah, rasanya ada sinyal buat industri sawit. Kalau ingin meningkatkan penggunaan minyak goreng, harus ada kesiapan buat meningkatkan produksi CPO. Tapi, gampangnya kalau pemerintah bilang ada 3 alternatif buat mencapai tujuan ini. Nah, itu bisa jadi solusi. Yang penting adalah kita bisa menyelesaikan masalah kelangkaan minyak goreng. #MinyakGoreng #CPO #DomesticMarketObligation
 
Babi! Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu nggak punya masalah sama sekali kalau bahan bakar minyak goreng bisa diperoleh dengan harga Rp 50.000 per ton? Kita tahu sawit dipisahkan dari B50 dengan beda harga, tapi gue rasa tidak masalah apalagi kan? Mereka bilang ada kerangka penipu untuk terjadinya kelangkaan minyak goreng, tapi gue rasa lebih fokus pada soal biaya aja. Bagaimana caranya sih kalau harga CPO bisa dikurangi, kayaknya harus ada inovasi atau teknologi baru yang bisa membuat proses produksi sawit lebih efisien.
 
Gini ya, kalau pemerintah mau gunakan lebih banyak minyak goreng 🚗💨, tapi sawit tetap mahal 😳. Maksudnya apa? Kalau mereka mau menambahkan produksi sawit di daerah lain 🌳, tapi masih harus ekspor banyak📦. Jadi, masalahnya siapa yang akan dipaksa? 🤔
 
kembali
Top