Pekerjaan Korban Badai PHK di Dunia Teknologi Indonesia?
Dalam kurun waktu lima tahun, perusahaan teknologi telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak ratus ribu pekerja. Data dari Layoffs.fyi menunjukkan bahwa 218 perusahaan teknologi di AS telah memutus kerja sebanyak 112.732 karyawan sepanjang 2025.
Amazon, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi tenaga kerja korporatnya sekitar 14.000 pekerjaan dalam organisasi. Para karyawan yang terdampak ditawarkan waktu untuk mencari peran pekerjaan baru secara internal atau menerima "pesangon, layanan penempatan kembali, tunjangan asuransi kesehatan, dan lainnya" jika mereka tidak dapat atau tidak mau terus bekerja untuk perusahaan.
Sementara itu, Microsoft mengumumkan PHK terhadap 9.000 karyawannya, ini jadi yang kedua selama 2025. Keputusan itu dibuat sebagai upaya dari perusahaan menekan biaya di tengah peningkatan investasi di sektor AI.
Perusahaan-perusahaan lain seperti Intel juga mengumumkan akan melakukan PHK massal terhadap 15% tenaga kerja globalnya pada kuartal empat 2025. PHK Intel telah dimulai di beberapa wilayah seperti unit Folsom dan Santa Clara di California, AS. Kemudian juga di Oregon, Texas, Arizona, dan Israel.
Bahkan perusahaan yang dianggap sebagai pemenang dalam ekonomi berbasis AI, seperti Meta, baru-baru ini mengumumkan PHK - terutama di unit AI-nya. Karyawan yang terkena PHK oleh META sebanyak 600 karyawan.
Badai PHK ini mulai dari era pandemi dan telah mempengaruhi banyak perusahaan teknologi di dunia. Roger Lee, pencipta Layoffs.fyi, menunjukkan bahwa peluang bagi orang-orang untuk semakin beralih ke internet untuk bekerja, berbelanja, dan bersosialisasi, yang kemudian membuat perusahaan teknologi melakukan perekrutan besar-besaran untuk memenuhi permintaan konsumen.
Dalam kurun waktu lima tahun, perusahaan teknologi telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak ratus ribu pekerja. Data dari Layoffs.fyi menunjukkan bahwa 218 perusahaan teknologi di AS telah memutus kerja sebanyak 112.732 karyawan sepanjang 2025.
Amazon, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi tenaga kerja korporatnya sekitar 14.000 pekerjaan dalam organisasi. Para karyawan yang terdampak ditawarkan waktu untuk mencari peran pekerjaan baru secara internal atau menerima "pesangon, layanan penempatan kembali, tunjangan asuransi kesehatan, dan lainnya" jika mereka tidak dapat atau tidak mau terus bekerja untuk perusahaan.
Sementara itu, Microsoft mengumumkan PHK terhadap 9.000 karyawannya, ini jadi yang kedua selama 2025. Keputusan itu dibuat sebagai upaya dari perusahaan menekan biaya di tengah peningkatan investasi di sektor AI.
Perusahaan-perusahaan lain seperti Intel juga mengumumkan akan melakukan PHK massal terhadap 15% tenaga kerja globalnya pada kuartal empat 2025. PHK Intel telah dimulai di beberapa wilayah seperti unit Folsom dan Santa Clara di California, AS. Kemudian juga di Oregon, Texas, Arizona, dan Israel.
Bahkan perusahaan yang dianggap sebagai pemenang dalam ekonomi berbasis AI, seperti Meta, baru-baru ini mengumumkan PHK - terutama di unit AI-nya. Karyawan yang terkena PHK oleh META sebanyak 600 karyawan.
Badai PHK ini mulai dari era pandemi dan telah mempengaruhi banyak perusahaan teknologi di dunia. Roger Lee, pencipta Layoffs.fyi, menunjukkan bahwa peluang bagi orang-orang untuk semakin beralih ke internet untuk bekerja, berbelanja, dan bersosialisasi, yang kemudian membuat perusahaan teknologi melakukan perekrutan besar-besaran untuk memenuhi permintaan konsumen.