Tentang hal menarik yang terjadi di Sidang Tahunan MPR/DPR, di mana beberapa anggota DPR RI berjoget saat Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya. Pernyataan Koordinator Orkestra Universitas Pertahanan (Unhan) Letkol Suwarko yang muncul sebagai ahli dalam sidang kasus lima anggota DPR nonaktif ini memecahkan tabir, yaitu aksi joget itu bukan karena naik gaji atau tunjangan, melainkan karena terhibur.
Pertanyaan dari anggota MKD DPR RI, Mangihut Sinaga terkait alasan di balik aksi berjoget itu masih menjadi hal yang paling bingung untuk dianalisis di tempat ini. Suwarko menjelaskan kalau saat itu ada waktu rehat yang dimanfaatkan orkestra dari Unhan untuk memainkan lagu-lagu khas Unhan, termasuk 'Sajojo' dan 'Gemu Fa Mi Re'. Ia tidak pernah mendengar ada informasi tentang kenaikan gaji atau tunjangan saat itu.
Akan tetapi, penyebaran informasi hoaks yang mengatakan anggota DPR RI berjoget karena senang naik gaji dan tunjangan dianggap sebagai pemicu konflik sosial dan kesalahpahaman publik terhadap suatu lembaga negara. Dikemudian, pakar Kriminologi Universitas Indonesia (UI), Adrianus Eliasta Sembiring juga mengingatkan pentingnya tidak menyakiti orang karena penyebaran hoaks yang bisa menimbulkan efek negatif dan kesalahpahaman publik.
Pernyataan dari Letkol Suwarko yang muncul sebagai ahli memecahkan tabir aksi berjoget itu, yaitu bukan karena naik gaji atau tunjangan, melainkan terhibur.
Pertanyaan dari anggota MKD DPR RI, Mangihut Sinaga terkait alasan di balik aksi berjoget itu masih menjadi hal yang paling bingung untuk dianalisis di tempat ini. Suwarko menjelaskan kalau saat itu ada waktu rehat yang dimanfaatkan orkestra dari Unhan untuk memainkan lagu-lagu khas Unhan, termasuk 'Sajojo' dan 'Gemu Fa Mi Re'. Ia tidak pernah mendengar ada informasi tentang kenaikan gaji atau tunjangan saat itu.
Akan tetapi, penyebaran informasi hoaks yang mengatakan anggota DPR RI berjoget karena senang naik gaji dan tunjangan dianggap sebagai pemicu konflik sosial dan kesalahpahaman publik terhadap suatu lembaga negara. Dikemudian, pakar Kriminologi Universitas Indonesia (UI), Adrianus Eliasta Sembiring juga mengingatkan pentingnya tidak menyakiti orang karena penyebaran hoaks yang bisa menimbulkan efek negatif dan kesalahpahaman publik.
Pernyataan dari Letkol Suwarko yang muncul sebagai ahli memecahkan tabir aksi berjoget itu, yaitu bukan karena naik gaji atau tunjangan, melainkan terhibur.