Zulhas: Ongkos Produksi Beras RI Rp13.000/kg, Vietnam Rp4.000/kg

Menurut Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Indonesia memiliki kesenjangan produktivitas yang signifikan dengan negara-negara pesaing di sektor pertanian. Misalnya, biaya produksi 1 kilo beras di Indonesia mencapai Rp13.000, sementara Vietnam hanya membutuhkan ongkos sebesar Rp4.000 per kilogram. Kesenjangan ini juga terjadi pada komoditas gula, dengan Thailand memiliki biaya produksi yang jauh lebih rendah, yaitu sekitar Rp3.000 per kilogram, sementara Indonesia mencapai Rp13.000-Rp14.000 per kilogram.

Hal ini membuat Indonesia menjadi ketergantungan impor untuk berbagai komoditas, seperti beras hampir setengah juta ton, gula 6 juta ton, kedelai 3 juta ton, garam hampir 2,8 juta ton, jagung lebih dari 2 juta ton untuk industri, dan gandum 13 juta ton. Zulhas percaya bahwa swasembada pangan merupakan fondasi kedaulatan dan kehormatan bangsa, sehingga meningkatkan produktivitas dan memberdayakan pelaku utama sektor pangan seperti petani, nelayan, dan peternak adalah kunci.

Ia juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan kekayaan lokal, bukan bergantung pada impor. Zulhas menyatakan bahwa tidak mungkin Indonesia dapat menjadi kedaulatan ekonomi tanpa masyarakat yang kreatif dan produktif. Dengan meningkatkan produktivitas dan memberdayakan masyarakat, diharapkan kualitas hidup masyarakat juga naik dan swasembada pangan dapat dicapai.
 
Sudah waktunya kita harus berubah cara kita pandang terhadap pertanian di Indonesia! Biaya produksi 1 kilo beras lebih dari Rp4 juta itu tidak masuk akal kan? Kita harus cari cara agar bisa mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas. Jangan hanya bergantung pada impor ya, kita harus bisa memberdayakan masyarakat sendiri untuk menciptakan kekayaan lokal. Masing-masing warga Indonesia harus tahu bahwa mereka memiliki peran penting dalam membuat swasembada pangan tercapai. Kita harus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan tidak ketergantungan impor lagi! 😊🌾
 
Gue rasa Zulhas nggak bisa ngatai masalahnya dengan jelas. Kita masih banyak biaya produksi yang sama seperti sebelumnya, apalagi komoditas gula. Thailand masih jauh lebih rendah daripada Indonesia. Mungkin saja krusialnya bukan biaya produksi sendiri tapi cara kita menjual produk kita di pasar internasional. Kamu pikir mau nggak sih kalau kita harus melawan perusahaan besar seperti Cargill dan Archer Daniels Midland? Gue rasa harus ada strategi yang lebih baik daripada hanya menekankan keterampilan petani.
 
ini gak enak banget nih 🤕! Indonesia jadi ketergantungan impor karena biaya produksi yang terlalu mahal, aku rasa ini bukan masalah teknis, tapi juga masalah kebijakan 🤔. kalau kita punya pemerintah yang baik, gak usah ketergantungan impor seperti ini ya 😒. dan apa dengan swasembada pangan, itu aja mistik aja, harus ada bukti nyata dulu 🔍. aku pikir kalau biaya produksi yang rendah di negara lain itu karena mereka punya infrastruktur yang baik atau suka berinvestasi lebih dalam industri pertanian 🤝.
 
Dulu kalau nanti ada gula impor Rp3k per kg, kita akan sangat senang aja, tapi sekarang Rp13-14k, itu makin wajar kan? Biar kalau Indonesia punya swasembada pangan nanti. Tapi kira-kira bagaimana caranya? Nah aku pikir itu bisa dengan meningkatkan teknologi pertanian dan memberdayakan masyarakat petani, nelayan, dan peternak. Jangan cuma birokrasi aja, tapi juga cari cara lain ya...
 
Makanya gini kalau kita selalu jadi pemboros? 🤦‍♂️ Bisa dibilang kalau kita Indonesia itu kalah dalam hal biaya produksi komoditas pertanian. Nah, itu yang bikin kita harus impor banyak banget. Sementara Vietnam dan Thailand, mereka bisa meraih profit dari penjualan dengan harga yang murah. Apa lagi, kita sendiri punya sumber daya alam yang berlimpah, tapi apa gunanya kalau kita tidak bisa mengolahnya dengan efektif? 🤔 Mereka yang suka kreatif dan produktif di Indonesia seharusnya jadi fokus utama. Kita harus memberdayakan diri sendiri agar swasembada pangan bisa dicapai, bukan terus bergantung pada impor. 👍
 
Aku pikir kalau cara Menteri Zulkifli berbicara itu agak sibuk nge-justifikasi aja apa-apa, kalau sebenarnya apa yang bisa dia lakukan buat menurunkan biaya produksi? Aku lihat kalau industri pertanian di Indonesia cuma fokus di tempat, aku rasa harus ada cara untuk memperkenalkan teknologi modern dan inovasi lainnya di bidang pertanian nih, agar kita bisa kompeten dengan negara-negara lain. Dan aku juga rasa kalau program pemberdayaan masyarakat itu penting, tapi gak cuma sekedar kata-kata aja, harus ada langkah-langkah yang konkrit buat memastikannya terlaksana 🤔
 
kembali
Top