Pemerintah Prabowo Subianto menghadapi kritik ketat dari Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur, yang menilai pemerintah tidak konsisten dalam menyikapi praktik "serakahnomics". Meskipun pemerintah sering mengutuk praktik ini, namun YLBHI melaporkan bahwa pemerintah Prabowo Subianto justru mengedepankan pendekatan militeristik dalam sejumlah kebijakan strategis.
Menurut Isnur, praktik serakahnomics bermula dari produk hukum yang lahir di era pemerintahan sebelumnya, khususnya Undang-Undang Cipta Kerja dan UU Minerba. Namun, pemerintah Prabowo Subianto tidak memperbarui undang-undang ini untuk menghilangkan praktik serakahnomics.
"Undang-undang Cipta Kerja adalah contoh utama kebijakan yang melahirkan praktik serakahnomics," kata Isnur. "Dalam batubara ada nol persen royalti, itu sangat tidak adil." Selain UU Cipta Kerja, YLBHI juga menyoroti UU Minerba yang dinilai bermasalah.
YLBHI memperbarui kritiknya pada pemerintah Prabowo Subianto dan mengatakan bahwa pemerintah justru mengedepankan pendekatan militeristik dalam berbagai kebijakan. Contohnya adalah pelibatan TNI dalam proyek-proyek strategis seperti food estate di Merauke, kerjasama BP Batam dengan TNI di Rempang, dan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH).
"Kita melihat justru hukum secara diam-diam, terus dan konsisten diarahkan untuk pemerintahan yang bersifat militeristik," ucapnya Isnur.
Menurut Isnur, praktik serakahnomics bermula dari produk hukum yang lahir di era pemerintahan sebelumnya, khususnya Undang-Undang Cipta Kerja dan UU Minerba. Namun, pemerintah Prabowo Subianto tidak memperbarui undang-undang ini untuk menghilangkan praktik serakahnomics.
"Undang-undang Cipta Kerja adalah contoh utama kebijakan yang melahirkan praktik serakahnomics," kata Isnur. "Dalam batubara ada nol persen royalti, itu sangat tidak adil." Selain UU Cipta Kerja, YLBHI juga menyoroti UU Minerba yang dinilai bermasalah.
YLBHI memperbarui kritiknya pada pemerintah Prabowo Subianto dan mengatakan bahwa pemerintah justru mengedepankan pendekatan militeristik dalam berbagai kebijakan. Contohnya adalah pelibatan TNI dalam proyek-proyek strategis seperti food estate di Merauke, kerjasama BP Batam dengan TNI di Rempang, dan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH).
"Kita melihat justru hukum secara diam-diam, terus dan konsisten diarahkan untuk pemerintahan yang bersifat militeristik," ucapnya Isnur.