Pertumbuhan saham bank negara yang jatuh kembali di era Prabowo, apa penyebabnya?
Hari pertama setelah bekerja, Bapak Iqbal Aldrinsyah selalu membuka aplikasi aplikasi keuangan di ponsel-ponselenya untuk memeriksa apakah nilai saham perusahaan yang dimilikinya tidak terus turun. Hingga akhirnya, ia kembali mempertimbangkan untuk menjual, tetapi ia masih berharap agar sahamnya tidak terlalu rusak.
Pada bulan lalu, Iqbal memulai membeli saham dua perusahaan bank negara yang sama, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Keduanya dipilih karena kepercayaan Iqbal pada kekuatan asosiasi bank negara yang dipimpin oleh Bapak Prabowo Subianto. Saat itu, ia memiliki berapa puluh unit saham di kedua perusahaan tersebut, tetapi saat ini hanyalah 10 lot.
Pernahnya sahamnya naik hingga Rp5.000 per unit, tetapi sekarang hanya Rp4.000, atau turun lebih dari Rp1.000. Ia mengatakan bahwa ia memiliki harapan besar pada "efek Danantara." Yaitu kebijakan yang dilakukan oleh Daya Anagata Nusantara Investment Management Agency (Danantara), pihaknya yang membeli saham bank negara untuk mencegah pernah terjadi penurunan harga.
Namun, apa yang ia harapkan tidak terlalu berubah. Saat ini, hanya pembayaran dividen saja yang membuat Iqbal merasa lega. "Setidaknya penghasilan dividen saya bisa mengurangi rasa sakit," katanya.
Saat ini saham bank Mandiri turun hingga 29,19 persen, atau Rp1.970 per unit, untuk menjadi Rp4.780 per unit, sedangkan Bank Negara Indonesia (BBNI) jatuh 14,83 persen, yaitu Rp4.450 per unit. Sementara itu, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Tabungan Negara (BBTN) mengalami penurunan harga yang lebih besar.
Hari pertama setelah bekerja, Bapak Iqbal Aldrinsyah selalu membuka aplikasi aplikasi keuangan di ponsel-ponselenya untuk memeriksa apakah nilai saham perusahaan yang dimilikinya tidak terus turun. Hingga akhirnya, ia kembali mempertimbangkan untuk menjual, tetapi ia masih berharap agar sahamnya tidak terlalu rusak.
Pada bulan lalu, Iqbal memulai membeli saham dua perusahaan bank negara yang sama, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Keduanya dipilih karena kepercayaan Iqbal pada kekuatan asosiasi bank negara yang dipimpin oleh Bapak Prabowo Subianto. Saat itu, ia memiliki berapa puluh unit saham di kedua perusahaan tersebut, tetapi saat ini hanyalah 10 lot.
Pernahnya sahamnya naik hingga Rp5.000 per unit, tetapi sekarang hanya Rp4.000, atau turun lebih dari Rp1.000. Ia mengatakan bahwa ia memiliki harapan besar pada "efek Danantara." Yaitu kebijakan yang dilakukan oleh Daya Anagata Nusantara Investment Management Agency (Danantara), pihaknya yang membeli saham bank negara untuk mencegah pernah terjadi penurunan harga.
Namun, apa yang ia harapkan tidak terlalu berubah. Saat ini, hanya pembayaran dividen saja yang membuat Iqbal merasa lega. "Setidaknya penghasilan dividen saya bisa mengurangi rasa sakit," katanya.
Saat ini saham bank Mandiri turun hingga 29,19 persen, atau Rp1.970 per unit, untuk menjadi Rp4.780 per unit, sedangkan Bank Negara Indonesia (BBNI) jatuh 14,83 persen, yaitu Rp4.450 per unit. Sementara itu, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Tabungan Negara (BBTN) mengalami penurunan harga yang lebih besar.