WEGE Melihat Peluang di Ponpes Setelah Amanat Perbaikan Bangunan
Kondisi ponpes yang masih kalah dengan teknologi konvensional dianggap sebagai peluang bagi PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE). Dengan demikian, perusahaan ini menantang diri untuk menggulirkan program pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan pesantren di seluruh Indonesia. Hal ini terjadi setelah terjadinya kejadian ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, yang menimbulkan kerusuhan dan pemecatan dewan.
Menurut Direktur Operasi I PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk, Bagus Tri Setyana, peluang ini tentunya menjanjikan bagi perusahaan. "Kita tahu ada musibah ponpes roboh ya. Dari situ kan ada banyak kebijakannya atau policy yang akan meninjau ulang seluruh ponpes di Indonesia", katanya.
Program pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan pesantren ini telah dikenal sebelumnya, dengan tujuan mencegah terjadinya kejadian serupa. Bagus mengatakan bahwa WEGE telah melakukan survei di berbagai ponpes di Indonesia dan menemukan bangunan sejumlah ponpes belum memenuhi standar kelayakan.
"Kami pernah survei bagaimana ponpes-ponpes di Indonesia itu ada yang tidak layak", katanya. "Jadi kita pernah kasih proposal itu ke berbagai ponpes."
Sementara itu, Kesepakatan Bersama antara Menteri Agama, Menteri PU, dan Menteri Dalam Negeri terkait dengan Sinergi Dalam Penyelenggaraan Infrastruktur Pendidikan Pesantren pada Selasa (14/10/2025) telah menetapkan tiga kementerian berperan dalam memperbaiki dan merehabilitasi keamanan bangunan pesantren. Menurut Muhaimin Iskandar, Kemenag sebagai fasilitator pembinaan pesantren, Kemendagri untuk memastikan pemda mengaudit kondisi bangunan ponpes.
Kondisi ponpes yang masih kalah dengan teknologi konvensional dianggap sebagai peluang bagi PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE). Dengan demikian, perusahaan ini menantang diri untuk menggulirkan program pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan pesantren di seluruh Indonesia. Hal ini terjadi setelah terjadinya kejadian ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, yang menimbulkan kerusuhan dan pemecatan dewan.
Menurut Direktur Operasi I PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk, Bagus Tri Setyana, peluang ini tentunya menjanjikan bagi perusahaan. "Kita tahu ada musibah ponpes roboh ya. Dari situ kan ada banyak kebijakannya atau policy yang akan meninjau ulang seluruh ponpes di Indonesia", katanya.
Program pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan pesantren ini telah dikenal sebelumnya, dengan tujuan mencegah terjadinya kejadian serupa. Bagus mengatakan bahwa WEGE telah melakukan survei di berbagai ponpes di Indonesia dan menemukan bangunan sejumlah ponpes belum memenuhi standar kelayakan.
"Kami pernah survei bagaimana ponpes-ponpes di Indonesia itu ada yang tidak layak", katanya. "Jadi kita pernah kasih proposal itu ke berbagai ponpes."
Sementara itu, Kesepakatan Bersama antara Menteri Agama, Menteri PU, dan Menteri Dalam Negeri terkait dengan Sinergi Dalam Penyelenggaraan Infrastruktur Pendidikan Pesantren pada Selasa (14/10/2025) telah menetapkan tiga kementerian berperan dalam memperbaiki dan merehabilitasi keamanan bangunan pesantren. Menurut Muhaimin Iskandar, Kemenag sebagai fasilitator pembinaan pesantren, Kemendagri untuk memastikan pemda mengaudit kondisi bangunan ponpes.