Pesan penting bagi pekerja yang merasa nyeri dada saat dikejar deadline atau sedang stres adalah, bukan menutup mata pada gejala ini saja, tetapi juga tahu bagaimana cara mengatasinya. Stres yang berlebihan dapat menyebabkan nyeri dada, yang mungkin terkait dengan kondisi jantung atau gangguan lain.
Jika Anda merasa dirundapkan oleh deadline dan harus bekerja dengan intensitas tinggi, tubuh mulai melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Hal ini menyebabkan tubuh memasuki mode "fight or flight" yang meningkatkan detak jantung dan tekanan darah untuk mempersiapkan tubuh menghadapi situasi tersebut.
Peningkatan detak jantung dan tekanan darah ini bisa memicu nyeri dada atau bahkan sensasi sesak. Pada beberapa orang, terutama yang memiliki riwayat masalah jantung, stres dapat memperburuk kondisi jantung yang sudah ada, sehingga menyebabkan nyeri dada yang lebih serius.
Ketegangan otot dan stres juga bisa menyebabkan rasa nyeri di area dada. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan otot-otot tubuh menjadi tegang, termasuk otot-otot di sekitar dada, sehingga menimbulkan rasa nyeri.
Selain itu, stres juga dapat memicu serangan panik dan gangguan kecemasan yang menyebabkan gejala mirip dengan serangan jantung. Meski demikian, ini bukanlah gejala dari penyakit jantung. Gejala lain yang sering menyertai serangan panik antara lain sesak napas, pusing, dan keringat dingin.
Jika Anda merasa nyeri dada saat dikejar deadline atau sedang stres, penting untuk memperhatikan gejala tubuh Anda. Beberapa tanda yang harus diperhatikan adalah:
- Nyeri dada yang terus-menerus atau semakin parah
- Nyeri dada yang disertai dengan sesak napas, mual, atau pusing
- Rasa tertekan atau nyeri yang menjalar ke lengan kiri, punggung, leher, atau rahang
- Keringat dingin yang berlebihan
- Palpitasi (detak jantung yang tidak teratur)
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera cari pertolongan medis. Meskipun stres bisa menjadi faktor pemicu, penting untuk memastikan apakah kondisi jantung Anda aman.
Untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
- Olahraga secara teratur, setidaknya 30 menit sehari
- Tidur cukup selama 7-9 jam setiap malam
- Praktikkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, yoga, atau meditasi untuk mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan kesejahteraan mental
- Berbicara dengan profesional jika stres atau kecemasan mengganggu hidup Anda
Jika Anda merasa dirundapkan oleh deadline dan harus bekerja dengan intensitas tinggi, tubuh mulai melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Hal ini menyebabkan tubuh memasuki mode "fight or flight" yang meningkatkan detak jantung dan tekanan darah untuk mempersiapkan tubuh menghadapi situasi tersebut.
Peningkatan detak jantung dan tekanan darah ini bisa memicu nyeri dada atau bahkan sensasi sesak. Pada beberapa orang, terutama yang memiliki riwayat masalah jantung, stres dapat memperburuk kondisi jantung yang sudah ada, sehingga menyebabkan nyeri dada yang lebih serius.
Ketegangan otot dan stres juga bisa menyebabkan rasa nyeri di area dada. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan otot-otot tubuh menjadi tegang, termasuk otot-otot di sekitar dada, sehingga menimbulkan rasa nyeri.
Selain itu, stres juga dapat memicu serangan panik dan gangguan kecemasan yang menyebabkan gejala mirip dengan serangan jantung. Meski demikian, ini bukanlah gejala dari penyakit jantung. Gejala lain yang sering menyertai serangan panik antara lain sesak napas, pusing, dan keringat dingin.
Jika Anda merasa nyeri dada saat dikejar deadline atau sedang stres, penting untuk memperhatikan gejala tubuh Anda. Beberapa tanda yang harus diperhatikan adalah:
- Nyeri dada yang terus-menerus atau semakin parah
- Nyeri dada yang disertai dengan sesak napas, mual, atau pusing
- Rasa tertekan atau nyeri yang menjalar ke lengan kiri, punggung, leher, atau rahang
- Keringat dingin yang berlebihan
- Palpitasi (detak jantung yang tidak teratur)
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera cari pertolongan medis. Meskipun stres bisa menjadi faktor pemicu, penting untuk memastikan apakah kondisi jantung Anda aman.
Untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
- Olahraga secara teratur, setidaknya 30 menit sehari
- Tidur cukup selama 7-9 jam setiap malam
- Praktikkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, yoga, atau meditasi untuk mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan kesejahteraan mental
- Berbicara dengan profesional jika stres atau kecemasan mengganggu hidup Anda