Masyarakat diizinkan melayat SISKS Pakubuwono XIII Hangabehi, warga Solo datang mendoakan jangkauannya
Pagi ini, Keraton Surakarta Hadiningrat terbuka untuk umum. Warga datang sejak pagi hari untuk mendoakan mendiang Pakubuwono XIII Hangabehi yang meninggal Minggu kemarin. Birokrat, pengusaha, hingga warga masyarakat semua bergantian memasuki pintu utama keraton untuk mendoakan.
Tampak juga para politisi dan tokoh sosial dari Kota Solo ini. Selain itu, warga juga datang untuk mendoakan Pakubuwono XIII Hangabehi yang meninggal Minggu kemarin.
Saat di sini, warga bergantian memasuki Kori Kamandungan menuju jenazah Pakubuwono XIII yang bersemayam di Sasana Parasdya. Menurut pengamat, warga datang sejak pagi tadi untuk mendoakan mendiang Pakubuwono XIII Hangabehi.
Guru SMK Kasatriyan Solo ini mengatakan, sekolahnya mengajak muridnya untuk melayat Pakubuwono XIII untuk memberikan penghormatan terakhir. Sekolahnya ingin anak-anak mengenal sosok Pakubuwono XIII dan memahami peran besar Keraton Surakarta dalam sejarah Kota Solo.
Sementara itu, KPH Eddy Wirabhumi menjelaskan, warga yang hendak melayat Pakubuwono XIII bisa diperkenankan masuk Kompleks Keraton melalui pintu utama. Warga juga diminta mematuhi tata krama dan aturan berpakaian yang berlaku di lingkungan keraton ini.
"Warga harus tidak mengenakan batik motif parang, perempuan tidak boleh memakai celana tapi harus memakai rok panjang. Pakaian harus sopan dan menghormati adat Keraton," kata dia.
Pagi ini, Keraton Surakarta Hadiningrat terbuka untuk umum. Warga datang sejak pagi hari untuk mendoakan mendiang Pakubuwono XIII Hangabehi yang meninggal Minggu kemarin. Birokrat, pengusaha, hingga warga masyarakat semua bergantian memasuki pintu utama keraton untuk mendoakan.
Tampak juga para politisi dan tokoh sosial dari Kota Solo ini. Selain itu, warga juga datang untuk mendoakan Pakubuwono XIII Hangabehi yang meninggal Minggu kemarin.
Saat di sini, warga bergantian memasuki Kori Kamandungan menuju jenazah Pakubuwono XIII yang bersemayam di Sasana Parasdya. Menurut pengamat, warga datang sejak pagi tadi untuk mendoakan mendiang Pakubuwono XIII Hangabehi.
Guru SMK Kasatriyan Solo ini mengatakan, sekolahnya mengajak muridnya untuk melayat Pakubuwono XIII untuk memberikan penghormatan terakhir. Sekolahnya ingin anak-anak mengenal sosok Pakubuwono XIII dan memahami peran besar Keraton Surakarta dalam sejarah Kota Solo.
Sementara itu, KPH Eddy Wirabhumi menjelaskan, warga yang hendak melayat Pakubuwono XIII bisa diperkenankan masuk Kompleks Keraton melalui pintu utama. Warga juga diminta mematuhi tata krama dan aturan berpakaian yang berlaku di lingkungan keraton ini.
"Warga harus tidak mengenakan batik motif parang, perempuan tidak boleh memakai celana tapi harus memakai rok panjang. Pakaian harus sopan dan menghormati adat Keraton," kata dia.