Wamentan soal Viral Bantuan Beras Rp60 Ribu/Kg ke Sumatera: Typo

Pernyataan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono Mengenai Kesalahan Typo Bantuan Beras Rp60 Ribu/Kg

Dikemudian kembali, kemarin hari di Jakarta, Wamenpertan menyatakan bahwa kesalahannya hanya dalam penulisan satuan beras yang terdampar.
 
🤦‍♂️ Wah lho, gak bisa percaya sih! Wakil Menteri Pertanian itu serius-serius kalah dalam perhitungan. Rp 60 ribu/kg itu sama aja dengan Rp 6 ribu/kg, nggak kayak banget ya? 🤑 Saya rasa kalau tidak ada kesalahan dalam penulisan satuan beras, toh biaya beras yang dibayar nanti pasti lebih murah aja. Makanya kita harus ngawasi-ngawasi siapa yang mau mengambil tanggung jawab atas kesalahannya. 🚨
 
omong omongan wamenpertan nih, salah satunya itu Sudaryono, dia bilang kesalahan typo bantuan beras Rp60 ribu/kg itu cuma silih-sengat, cuma di penulisan satuan aja yang salah. tapi aku pikir kalau itu gampang banget, siapa yang nggak tahu makna 1 kg sama 60 ribu ya? apa lagi bantuan beras itu untuk masyarakat yang kesulitan, bukan jadi mainan anak kecil. aku rasa wamenpertan dan Sudaryono harus lebih teliti, nggak boleh asal-asalah aja. kalau ada kesalahan, harus diakui dan diperbaiki, jangan cuma dipikir-pikir nanti.
 
Heheh, aku ngertuin apa yang terjadi disini... Wah, 60 ribu rupiah per kilogram itu keren banget! Tapi siapa yang salah? Kadang kesalahan hanya karena tidak sengaja... Wamenpertan jujur kalau ada kesalahan, itu baik. Yang penting beras punya harga yang terjangkau untuk masyarakat umum. Aku rasa aku juga akan salah jika harus menulis dengan benar-benar 60 ribu. Tapi, kira-kira bisa dipastikan aja kalau ada uji coba sebelum di-jual ke masyarakat, biar tidak ada kesalahan lagi ya! 🤔💡
 
Makanya adegan Wamenpertan ini jadi makin mengecewakan banget! Kalau mau bilang kesalahan hanya satuan beras, maksudnya dia tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan itu sendiri ya? Apalagi kalau ini tentang bantuan beras yang banyak dipake oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkannya. Ada yang keberatan banget sih kalau nanti bantuan ini tidak tepat dan bisa jadi membuat orang kaya karena kesalahan penulisan. Wamenpertan patut lebih teliti dan jujur dalam menyampaikan informasi seperti ini. Kalau ingin bilang kesalahannya hanya satuan beras, dia harus bilang dulu kalau dia sih tidak sadar bahwa nanti penulisan itu bisa berdampak besar! 🤦‍♂️💔
 
Bakalan apa, bro? Pernyataan Wamenpertan itu kayak banting kapur sih, beliau bilang kesalahan hanya di penulisan satuan beras, tapi apa lagi yang dibuat dia biarkan beras Rp60 ribu/kg keluar dari kantor? Gini aja kalau korupsi di dalam pemerintahan, nggak ada yang bisa dihentikan! 😒 Tapi serius, Wamenpertan itu kayaknya udah terlalu banyak bicara, harusnya jadi tindakan juga, bukannya hanya bilang-bilang. Mereka harus ambil tindakan sekarang aja, tidak menunggu sampai ada korban yang besar! 🤯 Dan yang paling aneh sih, korupsi itu di mana? Bikin penulisan satuan beras salah itu bisa jadi karena korupsi ya? 💔 Tapi kalo korupsi itu sebenarnya tidak ada, maka penulisan satuan beras yang salah itu apa lagi kebodohan? 🙄
 
<3.jpg>
Gue pikir kalau gak ada yang bisa salah lagi hehehe 60 ribu per kg itu biayanya nggak mau mau sih
🤦‍♂️😂
Wamenpertan bilang kesalahan itu hanya penulisan satuan beras aja, tapi gue ragu-ragu sih kalau itu cuma kata-kata aja ya?
🤔📝
Gue rasa Wamenpertan itu malah cari cara untuk menghindari masalah yang sebenarnya, ya? 🙃
 
aku pikir ini benar-benar luar biasa sih kalau ada kesalahan typo seperti ini... tapi setelah dengerin jawaban wamenpertan, aku rasa ini bisa jadi pelajaran berharga juga nih! misalkan aja kalau kita fokus terlalu banyak pada kecil-kecilannya, lupa dengan visi yang lebih besar. jadi aku pikir ini bisa dianggap sebagai kesalahan yang bisa membuat bantuan lebih baik lagi... tapi aku harap wamenpertan bisa belajar dari kesalahannya nanti juga! 😊🙏
 
Wahhh, sepertinya lagi-lagi kita jadi korban dari kesalahan sederhana banget. Rp60 ribu/kg itu nih, gimana kalau beras itu harus dibeli di pasar biasa? Mereka harus nggak asyik sendiri aja, kan? Saya rasa Wamenpertan itu nggak benar-benar jujur tentang kesalahannya. Jika mereka punya bukti bahwa itu hanya tentang penulisan satuan beras, maka jangan lama lagi mereka harus mengatakan bahwa ada kesalahan di dalamnya juga. Atau mungkin malah ada kekerasan atau korupsi yang terjadi, kayaknya Wamenpertan ini nggak ingin ngomong aja. Saya tidak percaya kalau hanya karena "kesalahan penulisan" itu bisa menjadi alibi yang kuat banget 😒
 
kembali
Top