Walking Tour Malaysia: Jejak Jalan Jawa di Jantung Kuala Lumpur

aku pernah ke kuala lumpur tapi ga kesana aja, tapi aku tahu kalau di kuala lumpur ada sekolah bernama university putra malaysia ๐Ÿ“š๐Ÿ‘€ dan aku juga tahu kalau masyarakat india di malaysia banyak yang berbahasa tamil ๐Ÿค, tapi aku ga yakin kalau bangunan-bangunan di jalan raja itu ada warisan budaya jawa ๐Ÿค”
 
omg banget kalau kita pikir semua bangunan di kuala lumpur itu baru sekali saja, tapi sebenarnya ada banyak warisan budaya dari masa lalu yang masih bisa kita lihat! misalnya seperti gedung sultan abdul samad, itu adalah contoh perpaduan antara gaya arsitektur Melayu dan gaya Britania Raya. dan jalan jawa itu sebenarnya memiliki nama asli yang beda banget, tapi kemudian diganti oleh pemerintah Malaysia untuk menghilangkan warisan Inggris. tapi yang penting adalah kita bisa belajar dari sejarah kita sendiri dan menjaga warisan budaya kita agar tidak terlupakan ๐ŸŒฟ๐Ÿ’š
 
iya, Malaysia pasti banyak budaya dari berbagai negara, tapi kalau mau tahu asal muasalnya, jangan salah lagi ke dalam blog Inggris ya. Dalam hal ini, jalan mountbatten itu sebenarnya awalnya buatan orang Inggris aja, jadi apalagi kalau perubahan nama jalan itu, pemerintah Malaysia gak boleh ngaku mau berubah budaya. ๐Ÿค”
 
Kuala Lumpur benar-benar kota yang indah, tapi gak bisa diabaikan pula dampak paru-paru polusi udara di kota ini ๐ŸŒช๏ธ๐Ÿ‘Ž Kita harus lebih waspada akan perubahan iklim dan cari cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di Malaysia ๐Ÿ˜Š
 
Kuala Lumpur memang terkenal dengan kekayaan sejarahnya, tapi apa sih yang membuatku bingung banget? Seperti apa lagi yang bisa kita pelajari dari Dataran Merdeka itu sendiri? Kita sudah tahu kalau ada beberapa bangunan tua di Jalan Jawa yang menunjukkan warisan budaya Jawa di Malaysia. Tapi, kenapa gak ada yang jelaskan tentang bagaimana sejarah dan budaya Jawa ini berubah menjadi apa yang kita lihat hari ini?

Tapi, aku rasa itu mungkin karena Malaysia malu-malu untuk memangkas identitas mereka dari warisan penjajahan. Itu sudah terjadi di Indonesia juga, kan? Kita sering melihat bangunan-bangunan tua dengan warna dan desain yang masih kental dengan ciri-ciri kolonial. Misalnya, gedung parlemen kita sendiri. Banyak sekali yang mengatakan bahwa itu adalah simbol kekuasaan kolonial Belanda, tapi gak ada yang mau membicarakan soal itu.

Kuala Lumpur memang kota dengan sejarah yang panjang dan kompleks, tapi aku rasa itu bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua. Seperti bagaimana cara mengintegrasikan warisan budaya dan sejarah dari penjajahan ke dalam identitas bangsa kita sendiri.
 
Gue pikir gak cuma sekedar tempat wisata aja, tapi Kuala Lumpur punya kekayaan budayanya yang gue suka banget ๐Ÿคฉ! Titik 0 atau Dataran Merdeka itu sebenarnya bagus banget bisa jadi pusat kota. Gue suka nih bangunan tua Masjid Jamek dan kompleks perniagaan di Jalan Raja, ada banyak sekali warisan budaya yang gak terlalu umum dikasih. Lihat saja Gedung Sultan Abdul Samad itu, bangunannya agak mirip dengan monumen-monumen di Indonesia, kan? ๐Ÿค” Jalan Jawa itu sebenarnya memiliki cerita khasnya sendiri dari perwira penjajah yang gue tidak tahu siapa namanya. Dan gue suka banget nih bagaimana Malaysia bisa mengganti nama jalan dari Mountbatten ke Tuanku Abdul Rahman, itu bisa dianggap sebagai simbol cinta dan rasa kasih kepada bangsa Inggris yang pernah membantunya ๐Ÿ˜Š. Gue rasa Kuala Lumpur sebenarnya memiliki banyak sekali pesona yang membuat gue tak sabar untuk kembali lagi! ๐Ÿ’•
 
kembali
Top