Mengungkap Potensi Patiayam, Lestari Moerdijat Mendesak Pengembangan Situs Purbakala
Situs Patiayam di Kudus dan Pati Jawa Tengah telah menarik perhatian berbagai pakar arkeologi, geologi, serta kesehatan. Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendesak agar rencana lanjutan pasca-eksplorasi situs ini segera dirumuskan.
Pengembangan dan pelestarian situs Patiayam sangat penting untuk menghadapi ancaman perubahan alam ekstrem serta ketidakpedulian masyarakat terhadap pelestarian benda bersejarah. Menurut Lestari, langkah nyata harus diambil agar situs ini bisa melestarikan keberagaman budaya dan warisan negara.
Menurut Truman Simanjuntak, Ketua Center for Prehistoric and Austronesian Studies, Patiayam merupakan situs unik dan lengkap yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Ia menegaskan pentingnya pemberian tali asih dan sertifikat bagi penemu fosil sebagai bagian dari pelestarian situs.
Sementara itu, Francois Semah dari MusΓ©um national d'Histoire Naturelle Perancis mengusulkan agar ekskavasi berikutnya dilakukan di daerah sekitar muara sungai yang kondusif bagi kehidupan masa lalu. Penemuan di lokasi ini berpotensi memperkaya temuan artefak batu dan fosil.
Selain itu, Sri Mulyaningsih dari Universitas AKPRIND menjelaskan bahwa aktivitas vulkanik di Gunung Muria menghasilkan maar atau cekungan batuan yang menjadi habitat manusia dan hewan purba. Penelitian lanjutan dianjurkan untuk diarahkan ke lokasi yang diduga merupakan maar tersebut.
Sutikno Bronto menambahkan bahwa tantangan penelitian ke depan adalah memahami pengaruh geologi vulkanik dalam konteks arkeologi, mengingat adanya potensi penemuan fosil di sekitar maar.
Ferry Fredy Karwur dari Universitas Kristen Satya Wacana menyoroti pentingnya menyempitkan jarak pemahaman antara ilmuwan dan masyarakat terkait situs Patiayam. Menurutnya, situs ini dapat menjadi sumber pembelajaran lapangan yang berharga.
Pemerintah Kabupaten Kudus berkomitmen mendukung pelestarian dan pengembangan situs melalui penganggaran dana untuk tali asih dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya situs ini.
Situs Patiayam di Kudus dan Pati Jawa Tengah telah menarik perhatian berbagai pakar arkeologi, geologi, serta kesehatan. Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendesak agar rencana lanjutan pasca-eksplorasi situs ini segera dirumuskan.
Pengembangan dan pelestarian situs Patiayam sangat penting untuk menghadapi ancaman perubahan alam ekstrem serta ketidakpedulian masyarakat terhadap pelestarian benda bersejarah. Menurut Lestari, langkah nyata harus diambil agar situs ini bisa melestarikan keberagaman budaya dan warisan negara.
Menurut Truman Simanjuntak, Ketua Center for Prehistoric and Austronesian Studies, Patiayam merupakan situs unik dan lengkap yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Ia menegaskan pentingnya pemberian tali asih dan sertifikat bagi penemu fosil sebagai bagian dari pelestarian situs.
Sementara itu, Francois Semah dari MusΓ©um national d'Histoire Naturelle Perancis mengusulkan agar ekskavasi berikutnya dilakukan di daerah sekitar muara sungai yang kondusif bagi kehidupan masa lalu. Penemuan di lokasi ini berpotensi memperkaya temuan artefak batu dan fosil.
Selain itu, Sri Mulyaningsih dari Universitas AKPRIND menjelaskan bahwa aktivitas vulkanik di Gunung Muria menghasilkan maar atau cekungan batuan yang menjadi habitat manusia dan hewan purba. Penelitian lanjutan dianjurkan untuk diarahkan ke lokasi yang diduga merupakan maar tersebut.
Sutikno Bronto menambahkan bahwa tantangan penelitian ke depan adalah memahami pengaruh geologi vulkanik dalam konteks arkeologi, mengingat adanya potensi penemuan fosil di sekitar maar.
Ferry Fredy Karwur dari Universitas Kristen Satya Wacana menyoroti pentingnya menyempitkan jarak pemahaman antara ilmuwan dan masyarakat terkait situs Patiayam. Menurutnya, situs ini dapat menjadi sumber pembelajaran lapangan yang berharga.
Pemerintah Kabupaten Kudus berkomitmen mendukung pelestarian dan pengembangan situs melalui penganggaran dana untuk tali asih dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya situs ini.