Viral WN Jerman Ngamuk di SPBU Bone Sulsel Usai Ditolak Isi Solar

Mengenai Warga Jerman Ngamuk di SPBU Bone Sulsel Usai Ditolak Isi Solar

Seorang warga negara asal Jerman terlibat dalam cekcok dengan petugas SPBU di Desa Labuaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu lalu. Kejadian itu terjadi setelah WN Jerman tersebut ditolak untuk mengisi bahan bakar solar untuk kendaraannya.

Menurut Kapolsek Kahu, Iptu Andi Muhammad Amir, petugas SPBU menolak permintaan WNA Jerman tersebut karena tidak memiliki kode batang (barcode) sebagai syarat pembelian BBM bersubsidi. Hal itu memicu kemarahan warga asing tersebut.

"WNA itu marah karena ditolak mengisi solar. WNA itu tidak bisa menunjukkan barcode, sementara petugas hanya bisa melayani pembelian senilai Rp400 ribu," kata Amir kepada wartawan. Kemudian, WN Jerman tersebut sudah mengepalkan tangan dan berteriak dalam Bahasa Inggris.

Kapolsek Kahu menjelaskan bahwa kesalahpahaman itu terjadi karena miskomunikasi antara petugas SPBU dengan WNA Jerman tersebut. Petugas SPBU tidak memahami bahasa Inggris, sementara WNA Jerman tersebut tidak memahami bahasa Indonesia.

"Jadi ini hanya kesalahpahaman saja. Tapi, tidak ada tindakan kekerasan, hanya bersitegang adu mulut, karena miskomunikasi," ungkapnya.

Setelah terlibat cekcok, WN Jerman tersebut meninggalkan lokasi kejadian dengan tidak mendapatkan tambahan BBM jenis solar. Iptu Amir memastikan bahwa situasi sudah kondusif dan tidak ada insiden lanjutan setelah kejadian itu.
 
aku pikir ini masalah kesalahan miskomunikasi antara petugas SPBU dengan warga asing itu ๐Ÿค”. kalau penjual bisa berbicara bahasa Inggris, atau sedang belajar, aku rasa tidak ada masalah sama sekali! ๐ŸŒŸ

sepertinya ini kesempatan bagi kita untuk belajar bahasa Inggris dari warga asing yang ada di Indonesia. kalo kita belajar, mungkin kita bisa mengurangi kesalahan miskomunikasi di masa depan.

sumber:
- Jumlah warga asing yang berada di Indonesia sekarang adalah 4,8 juta orang (Sumber: Kementerian Luar Negeri RI) ๐Ÿ“Š
- Rata-rata umur warga asing di Indonesia adalah 31 tahun (Sumber: Badan Pusat Statistik) ๐ŸŽ‚
 
Itu wajar banget, pengembara asing itu nggak terbiasa aja dgn sistem di Indonesia, tapi petugas SPBU harus lebih sabar ya... ๐Ÿคฆโ€โ™‚๏ธ Mungkin kalau ada translator atau penjelasan lebih jelas, kesalahpahaman bisa dihindari. Waktu ini banyak pengembara asing datang ke Indonesia, kayaknya kita harus siap aja dengan situasi seperti ini... dan juga kasih edukasi tentang sistem di Indonesia. Mungkin kebijakan BBM bersubsidi juga perlu di review lagi...
 
Saya penasaran kenapa WNA Jerman itu tidak bisa menunjukkan barcode di loket SPBU. Mungkin dia lupa atau tidak pernah lihat barcode sebelumnya. Saya rasa kita harus lebih sabar dan mengajaranya tentang cara berbicara dengan bahasa Indonesia, tapi juga harus ada penjelasan yang jelas tentang syarat pembelian BBM bersubsidi.

Saya ingat ketika saya pertama kali datang ke Indonesia, saya juga kesulitan berbicara dengan bahasa Indonesia. Tapi saya tidak menyerah dan saya belajarlah banyak tentang budaya dan bahasa Indonesia. Saya rasa WNA Jerman itu juga bisa belajar dari saya.

Saya khawatir kalau situasi ini bisa jadi contoh bagi WNA lainnya. Mereka harus lebih percaya diri berbicara dengan bahasa Indonesia, dan petugas SPBU harus lebih sabar dan mengajaranya tentang syarat pembelian BBM bersubsidi. Kita harus bekerja sama untuk membuat situasi seperti ini tidak terjadi lagi ๐Ÿ™
 
Saya pikir kejadian ini membuat kita harus berpikir tentang pentingnya komunikasi yang baik, terutama saat bertemu dengan orang asing. Mereka pasti merasa kesal dan marah karena tidak bisa memahami bahasa setempat, padahal itu hanya kesalahpahaman saja ๐Ÿค”. Saya rasa kita harus berusaha lebih keras untuk memahami dan melayani orang lain, bahkan jika mereka tidak berbicara bahasa kita.

Mungkin kita bisa belajar dari kesalahan ini dan menjadi lebih sabar dan empatis terhadap orang lain, terutama saat kita bertemu dengan orang asing. Saya pikir itu adalah pelajaran yang sangat penting dalam hidup, yaitu menjadi lebih baik diri sendiri dan menjadi lebih peduli akan kebutuhan orang lain ๐Ÿ’ก.

Saya juga ingin bertanya, apakah kita sudah siap untuk menangani situasi seperti ini di masa depan? Apakah kita sudah memiliki strategi yang efektif untuk mengatasi kesalahpahaman dan kekerasan yang mungkin terjadi saat bertemu dengan orang asing? ๐Ÿค”
 
Gue pikir kalau ini semua cerita di televisi aja, siapa tahu ada kamera yang menangkap saat petugas SPBU dan WN Jerman terlibat cekcok ๐Ÿ˜‚. Nah, sebenarnya gue rasa kejadian itu tidak terlalu berat, karena tidak ada yang terkena sakit atau mati ๐Ÿ˜…. Tapi, siapa tahu kalau gue jatuh di tempat parkir dan petugas SPBU langsung membantu, aku akan marah juga ๐Ÿ’โ€โ™‚๏ธ! Gue pikir kejadian itu harus dijadikan pelajaran bagi WN Jerman untuk belajar bahasa Indonesia sebelum datang ke negara ini ๐Ÿค“.
 
Udah keren nih, warga asing nggak sabar ketika mereka ingin isi solar di SPBU. Mereka langsung marah banget ketika petugas SPBU menolak isinya karena nggak punya barcode. Saya pikir ini udah perlu diantisipasi dulu oleh pihak SPBU, misalnya dengan memberikan penjelasan yang jelas atau bahkan ada tanda yang jelas saat itu, nanti udah tidak masalah lagi si WNA nggak punya barcode. Dan ini juga bisa membuat kita lebih waspada dan siap untuk berkomunikasi dengan orang asing, jadi kalau kita terlibat cekcok sepertiitu, kita sudah siap dengan cara yang tepat ๐Ÿ˜
 
hahaha, apa kabar dari teknologi solar ya? aku masih ingat kalau aku pernah bingung sama barcode nih... nggak punya barcode di dompet aku, tapi aku bisa beli mie instan dengan mudah aja... jadi, WNA Jerman itu harus tahu kode batang sebelum mau ngisi solar kan? kayaknya sulit banget ya... dan apa dengan perbedaan bahasa Inggris vs Indonesia nih? aku suka nonton film subtitle inggris, tapi kadang aku bingung sama kata-kata yang asing...
 
Aku rasanya kayaknya jadi pahlawan kecil kecilan aja nih... Nanti orang Jerman tuh akan lupa aja, tapi aku masih ingat adegannya di SPBU Bone Sulsel. Tapi serius banget, miskomunikasi itu kan bisa bikin kesalahpahaman? Aku pikir WNA Jerman itu capek-capek, tapi sebenarnya petugas yang capek-capek nih, karena nggak bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggrisnya. Saya rasa kita Indonesia harus belajar berbicara Inggris lebih baik, supaya tidak ada kesalahpahaman seperti itu lagi... ๐Ÿ’ฌ๐Ÿ™
 
Gue pikir itu nggak enak banget. Jika kamu luh warga negara asal Jerman, lu udah punya hak untuk dihormati di Indonesia, tapi kenapa lu harus berteriak adu mulut? Saya rasa itu karena kesalahpahaman yang besar, miskomunikasi yang parah banget. Kalau petugas SPBU nggak bisa memahami bahasa Inggris, dan WNA Jerman nggak bisa memahami bahasa Indonesia, kayaknya ada masalah lain yang harus diatasi dulu. Saya rasa mereka harus berbicara secara lebih teliti, agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti ini. ๐Ÿค”๐Ÿ’ก
 
Hmm, apa bisa dibilang kalau petugas SPBU benar-benar salah? Nanti pasti jadi semacam lelucon siapa yang salah lagi, petugas atau warga asing. Tapi, serius nih, kenapa tidak ada petugas yang bisa berbicara bahasa Inggris? Jangan ngeliat aja, kalau warga asing mengeluarkan bahasa Inggris, kita harus bisa bermimpi untuk ngerti apa yang mereka maksudkan ๐Ÿ˜Š.
 
Aku rasa ini sama kayak pengisian bensin di bandara Soekarno-Hatta lama, ya... Petugas SPBU masih nggak bisa memahami bahasa WNA Jerman yang kerenya... Aku rasa kalau aja ngecepot mereka dengan bahasa Indonesia sederhana, aku yakin mereka udh bisa jalan aja...

Kemarin aku pergi ke warung kecil di daerah sampingan, itu petugas warung kebetulan ngerti bahasa Inggris. Aku nyari buat membeli bahan makanan untuk keluarga, tapi terkesan kerepotan karena harus berbicara berulang kali...

Saya pikir kalau ada sistem yang lebih baik agar WNA Jerman tidak kesulitan, misalnya petugas SPBU belajar bahasa Inggris atau juga tawarkan translation dulu sebelum nggali pelayanan.
 
Oooh, ini kabar aneh banget! Warga Jerman nggak bisa isi solar di SPBU Bone Sulsel? Kenapa sih harus punya barcode untuk bisa isi solar? Kode batang itu aja sekedar alasan buat pembelian bensin subsidi aja... Saya rasa kalau petugas SPBU bisa berkomunikasi dengan lebih baik dulu, mungkin gak perlu kasih kesempatan kejadian yang tidak nyaman banget.
 
Wah, kayaknya jadi adegan yang lucu banget kalau dijadikan film, tapi benar-benar tidak bagus cara yang diambil oleh warga Jerman itu. Mereka nggak bisa bahas bahasa Indonesia dan langsung marah, padahal ada kesalahpahaman dari awal. Bayangin aja, jika kita jadi warganya, kita akan merasa apa yang dirasakan WNA itu.

Akan tapi, kalau dijadikan pelajaran bagaimana berkomunikasi dengan orang lain, kayaknya itu bisa bermanfaat banget. Kapolsek Kahu nggak salah ketika bilang situasi hanya kesalahpahaman saja, tidak ada tindakan kekerasan. Tapi, masih penting untuk belajar dari kesalahan kita sendiri agar jadi lebih baik dalam menghadapi situasi seperti itu di masa depan. ๐Ÿค”
 
Wahhhh ๐Ÿ˜ฉ, gini kayaknya. Warga Jerman itu terlalu marah bisa ga? Saya paham kalau kesalahpahaman bisa terjadi, tapi mesti ada cara untuk diatasi lebih baik daripada begitu aja bergaduh. Saya rasa petugas SPBU nggak boleh menolak karena tidak ada barcode, tapi juga warga Jerman itu nggak bisa menunjukkan karena tidak kenal bahasa Indonesia. Minta tolong dari pihak yang lebih banyak lihat kasus ini sih ๐Ÿค”.
 
kembali
Top