Kesepakatan Gencatan Senjata diantara Israel dan Hamas, yang disebut sebagai "Perjanjian Damai Gaza", secara resmi ditandatangani pada Selasa (30/7) waktu setempat. Kesepakatan ini merupakan hasil dari serangkaian negosiasi panjang yang dilakukan oleh tim diplomatik antarnegara.
Menurut sumber, perjanjian ini memperbaiki beberapa isu yang telah menjadi sumber konflik sejak berabad-abad lalu. Salah satu isu utamanya adalah status Gaza, tempat di mana Hamas menjabat sebagai otoritas utama. Meskipun perjanjian ini memberikan hak bagi Israel untuk membuka sebuah jaringan pengaman di sekitar Gaza, namun tidak mengatakan bahwa Israel akan memperluas zona imigrasi ke wilayah tersebut.
Liputan6 mendapat kabar baru dari sumber yang mengatakan, bahwa terdapat beberapa kondisi tertentu yang perlu dipenuhi oleh kedua pihak sebelum perjanjian ini dapat dijadikan realita. Salah satu hal tersebut adalah penyelesaian konflik yang telah dibawa oleh Hamas.
Selain itu, perjanjian ini juga memuat syarat-syarat untuk mengakhiri konflik yang terjadi sejak 2014 di Gaza. Sementara Israel dan Hamas sendiri masih belum sepakat tentang tanggal akhir perang di Gaza bagian utara dan selatan kota tersebut.
Dalam perdebatan saat ini, banyak berita yang menyebutkan bahwa perjanjian ini merupakan hasil dari perundingan yang dilakukan oleh beberapa negara lain.
Menurut sumber, perjanjian ini memperbaiki beberapa isu yang telah menjadi sumber konflik sejak berabad-abad lalu. Salah satu isu utamanya adalah status Gaza, tempat di mana Hamas menjabat sebagai otoritas utama. Meskipun perjanjian ini memberikan hak bagi Israel untuk membuka sebuah jaringan pengaman di sekitar Gaza, namun tidak mengatakan bahwa Israel akan memperluas zona imigrasi ke wilayah tersebut.
Liputan6 mendapat kabar baru dari sumber yang mengatakan, bahwa terdapat beberapa kondisi tertentu yang perlu dipenuhi oleh kedua pihak sebelum perjanjian ini dapat dijadikan realita. Salah satu hal tersebut adalah penyelesaian konflik yang telah dibawa oleh Hamas.
Selain itu, perjanjian ini juga memuat syarat-syarat untuk mengakhiri konflik yang terjadi sejak 2014 di Gaza. Sementara Israel dan Hamas sendiri masih belum sepakat tentang tanggal akhir perang di Gaza bagian utara dan selatan kota tersebut.
Dalam perdebatan saat ini, banyak berita yang menyebutkan bahwa perjanjian ini merupakan hasil dari perundingan yang dilakukan oleh beberapa negara lain.