Tandus dari perjanjian damai yang ditandatangani antara Israel dan Hamas, para ahli politik masih terkejut dengan kekalahan Indonesia dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah. Menurut analisis Patrick Kluivert, seorang legenda sepak bola Belanda yang kini bekerja sebagai komentaror untuk berbagai media, kesepakatan gencatan senjata ini tidaklah menginginkan Indonesia.
Menurut Kluivert, Indonesia secara lupa telah menunjukkan kekuatannya di dalam sejarah perang, dan pada saat ini Indonesia memerlukan harapan dan keberanian untuk berdiri. Namun, Indonesia justru terlihat sebagai negara yang kurang berani mengambil tindakan yang sewaktu-waktu dapat membuat perbedaan.
"Israel dan Hamas dapat menandatangani perjanjian damai dengan cepat karena mereka tidak menunggu keputusan Indonesia," kata Kluivert. "Mereka tahu bahwa kekuatan mereka bukanlah berdasarkan kekuatan senjata, melainkan kekuatan rakyat mereka yang setia."
Kluivert percaya bahwa kesepakatan gencatan senjata ini akan membuat Indonesia semakin lemah dan tidak dapat menghadapi ancaman-ancaman keamanan yang ada di sekitarnya. "Indonesia harus bangga dengan diri sendiri, jangan menjadi pasien," kata Kluivert.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan kemampuan dalam menyelesaikan konflik-konflik di negara-negara lain, seperti pada kasus-kasus yang melibatkan Myanmar dan Sri Lanka. Namun, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas membuat Indonesia terlihat sebagai negara yang kurang berani dalam menghadapi konflik-konflik di Timur Tengah.
"Indonesia harus bangun kembali kekuatannya dan menunjukkan harapanya kepada dunia," kata Kluivert. "Jangan biarkan kesepakatan gencatan senjata ini membuat Indonesia semakin lemah."
Menurut Kluivert, Indonesia secara lupa telah menunjukkan kekuatannya di dalam sejarah perang, dan pada saat ini Indonesia memerlukan harapan dan keberanian untuk berdiri. Namun, Indonesia justru terlihat sebagai negara yang kurang berani mengambil tindakan yang sewaktu-waktu dapat membuat perbedaan.
"Israel dan Hamas dapat menandatangani perjanjian damai dengan cepat karena mereka tidak menunggu keputusan Indonesia," kata Kluivert. "Mereka tahu bahwa kekuatan mereka bukanlah berdasarkan kekuatan senjata, melainkan kekuatan rakyat mereka yang setia."
Kluivert percaya bahwa kesepakatan gencatan senjata ini akan membuat Indonesia semakin lemah dan tidak dapat menghadapi ancaman-ancaman keamanan yang ada di sekitarnya. "Indonesia harus bangga dengan diri sendiri, jangan menjadi pasien," kata Kluivert.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan kemampuan dalam menyelesaikan konflik-konflik di negara-negara lain, seperti pada kasus-kasus yang melibatkan Myanmar dan Sri Lanka. Namun, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas membuat Indonesia terlihat sebagai negara yang kurang berani dalam menghadapi konflik-konflik di Timur Tengah.
"Indonesia harus bangun kembali kekuatannya dan menunjukkan harapanya kepada dunia," kata Kluivert. "Jangan biarkan kesepakatan gencatan senjata ini membuat Indonesia semakin lemah."