Kejadian Kekerasan Terjadi di Tepi Barat Palestina, Pemukim Israel Bakar Masjid
Pada hari Kamis, 13 November 2025, pemukim Israel melakukan aksi kekerasan yang mendadak terhadap sebuah masjid di Tepi Barat Palestina. Menurut laporan warga, api berhasil dipadamkan sebelum menyebar lebih jauh, tetapi kerusakan pada bangunan masjid sudah tidak bisa dirawat kembali.
Slogan-slogan kekerasan seperti "Balas dendam pada musuh-musuh-Nya" dan "Kami tidak takut pada Avi Blot" (komandan Komando Pusat yang mengutuk tindakan terorisme Yahudi) bisa dilihat di bagian luar masjid. Hal ini menunjukkan bahwa aksi kekerasan tersebut bukan hanya sekedar vandalisme, melainkan juga merupakan bentuk ekspresional kebencian terhadap komunitas Palestina.
Pada bulan Oktober, para pemukim melancarkan setidaknya 264 serangan terhadap warga Palestina. Tepi Barat, yang merupakan rumah bagi 2,7 juta warga Palestina, telah menjadi inti dari rencana pembentukan negara Palestina di masa depan yang berdampingan dengan Israel.
Pemerintah-pemerintah Israel secara berturut-turut telah memperluas permukiman dengan cepat, sehingga memecah-belah wilayah tersebut. Aksi kekerasan seperti yang terjadi hari ini menunjukkan bahwa konflik Palestina-Israel masih belum dapat diatasi.
Pihak PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) telah menyatakan bahwa aksi kekerasan ini hanya salah satu dari banyak serangan yang dilancarkan oleh para pemukim terhadap warga Palestina. Ini menunjukkan bahwa konflik di Tepi Barat memerlukan solusi yang lebih matang dan sementara ini masih menjadi masalah yang kompleks dan berat bagi komunitas Palestina.
Pada hari Kamis, 13 November 2025, pemukim Israel melakukan aksi kekerasan yang mendadak terhadap sebuah masjid di Tepi Barat Palestina. Menurut laporan warga, api berhasil dipadamkan sebelum menyebar lebih jauh, tetapi kerusakan pada bangunan masjid sudah tidak bisa dirawat kembali.
Slogan-slogan kekerasan seperti "Balas dendam pada musuh-musuh-Nya" dan "Kami tidak takut pada Avi Blot" (komandan Komando Pusat yang mengutuk tindakan terorisme Yahudi) bisa dilihat di bagian luar masjid. Hal ini menunjukkan bahwa aksi kekerasan tersebut bukan hanya sekedar vandalisme, melainkan juga merupakan bentuk ekspresional kebencian terhadap komunitas Palestina.
Pada bulan Oktober, para pemukim melancarkan setidaknya 264 serangan terhadap warga Palestina. Tepi Barat, yang merupakan rumah bagi 2,7 juta warga Palestina, telah menjadi inti dari rencana pembentukan negara Palestina di masa depan yang berdampingan dengan Israel.
Pemerintah-pemerintah Israel secara berturut-turut telah memperluas permukiman dengan cepat, sehingga memecah-belah wilayah tersebut. Aksi kekerasan seperti yang terjadi hari ini menunjukkan bahwa konflik Palestina-Israel masih belum dapat diatasi.
Pihak PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) telah menyatakan bahwa aksi kekerasan ini hanya salah satu dari banyak serangan yang dilancarkan oleh para pemukim terhadap warga Palestina. Ini menunjukkan bahwa konflik di Tepi Barat memerlukan solusi yang lebih matang dan sementara ini masih menjadi masalah yang kompleks dan berat bagi komunitas Palestina.