Kemacetan di tengah-tengah upacara rahasia Usut Korupsi Kuota Haji (UKH) di Jakarta kemarin menimbulkan ketidakpastian mengenai status kepatuhan para pejabat terkait penangkapan KPK terhadap Ketua Koperasi Amphuri.
Menurut sumber dekat dengan KPK, dalam serangan pagi tadi, tim saksi mata dan teknis dari KPK melakukan serangkaian operasi di Jakarta yang melibatkan penyitaan beberapa dokumen rahasia termasuk rekening bank serta surat-surat tertutup. Tujuan dari serangan ini adalah untuk menemukan bukti-bukti nyata mengenai kasus korupsi UKH.
"Kami melakukan serangkaian operasi yang melibatkan penyitaan dokumen-dokumen rahasia dan pengintaian saksi, termasuk beberapa pejabat Koperasi Amphuri", kata seorang sumber dari KPK kepada Tempo.co. "Tujuan kami adalah untuk menemukan bukti-bukti nyata mengenai kasus korupsi ini".
Namun, serangan pagi tadi malah memicu ketidakpastian di kalangan para pejabat terkait penangkapan. Menurut beberapa sumber dekat dengan mereka, ada yang mengklaim bahwa penangkapan tersebut adalah "penyiksaan" dan "tidak adil".
"Saya tidak tahu apa yang terjadi padamu, tetapi saya tidak melihat bukti apa pun di tempat saya", kata seorang pejabat tertutup. "Kami hanya mencoba menjalankan tugas kita dengan baik, tanpa ada penangkapan atau penyiksaan".
Sementara itu, Koperasi Amphuri belum memberikan klarifikasi mengenai kejadian tersebut. Namun, menurut beberapa sumber, para pejabat yang terkait penangkapan tersebut sudah mendekati tim advokasi KPK.
"Kami sudah mendekati tim advokasi KPK untuk membantu memahami apa yang terjadi pada kami", kata seorang pejabat lain. "Kami hanya ingin tahu mengapa kami dipehalankan dan bagaimana cara kami bisa menjalankan tugas kita dengan lebih baik".
Pihak Koperasi Amphuri juga belum memberikan klarifikasi apakah mereka akan meminjamkan dokumen-dokumen rahasia yang terkait penangkapan tersebut kepada tim advokasi KPK.
Menurut sumber dekat dengan KPK, dalam serangan pagi tadi, tim saksi mata dan teknis dari KPK melakukan serangkaian operasi di Jakarta yang melibatkan penyitaan beberapa dokumen rahasia termasuk rekening bank serta surat-surat tertutup. Tujuan dari serangan ini adalah untuk menemukan bukti-bukti nyata mengenai kasus korupsi UKH.
"Kami melakukan serangkaian operasi yang melibatkan penyitaan dokumen-dokumen rahasia dan pengintaian saksi, termasuk beberapa pejabat Koperasi Amphuri", kata seorang sumber dari KPK kepada Tempo.co. "Tujuan kami adalah untuk menemukan bukti-bukti nyata mengenai kasus korupsi ini".
Namun, serangan pagi tadi malah memicu ketidakpastian di kalangan para pejabat terkait penangkapan. Menurut beberapa sumber dekat dengan mereka, ada yang mengklaim bahwa penangkapan tersebut adalah "penyiksaan" dan "tidak adil".
"Saya tidak tahu apa yang terjadi padamu, tetapi saya tidak melihat bukti apa pun di tempat saya", kata seorang pejabat tertutup. "Kami hanya mencoba menjalankan tugas kita dengan baik, tanpa ada penangkapan atau penyiksaan".
Sementara itu, Koperasi Amphuri belum memberikan klarifikasi mengenai kejadian tersebut. Namun, menurut beberapa sumber, para pejabat yang terkait penangkapan tersebut sudah mendekati tim advokasi KPK.
"Kami sudah mendekati tim advokasi KPK untuk membantu memahami apa yang terjadi pada kami", kata seorang pejabat lain. "Kami hanya ingin tahu mengapa kami dipehalankan dan bagaimana cara kami bisa menjalankan tugas kita dengan lebih baik".
Pihak Koperasi Amphuri juga belum memberikan klarifikasi apakah mereka akan meminjamkan dokumen-dokumen rahasia yang terkait penangkapan tersebut kepada tim advokasi KPK.