Pusar Siklon Senyar, Namun Dampaknya Tidak Kering. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperbarui perkembangan siklon tropis Senyar yang mengancam wilayah Sumatera. Pusat siklon ini sekarang teridentifikasi di Laut Cina Selatan, sebelah barat laut Tarempa dengan kecepatan angin maksimum 30 knot (55 km/jam).
Dalam 6-12 jam ke depan, intensitas angin diprediksi meningkat hingga sekitar 35 knot (65 km/jam) sehingga peluang Senyar untuk kembali menjadi siklon tropis kategori 1 berada pada kategori tinggi. Dalam 24 jam selanjutnya, intensitas relatif stabil dengan kecepatan angin 35 knot (65 km/jam), lalu berpotensi melemah dalam 48 jam.
Siklon Tropis Senyar dan Koto ini berpotensi menimpa wilayah Indonesia, khususnya Kepulauan Riau. Hingga 29 November 2025 pukul 07.00 WIB, potensi dampak terhadap wilayah Indonesia meliputi hujan dengan intensitas lebat-sangat lebat di wilayah Kepulauan Riau dan Sumatera Barat, angin kencang di wilayah Kepulauan Riau, serta tinggi gelombang kategori sedang (1,25-2,5 m) dan tinggi gelombang kategori tinggi (2,5-4,0 m) di wilayah Perairan utara Kep. Anambas.
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah Kepulauan Riau mewaspadai dampak Siklon Tropis Senyar dan Koto yang berpotensi terjadi hingga tiga hari ke depan. "Dampak dari siklon adalah berkumpulnya awan potensi hujan, angin kencang yang dapat memicu gelombang tinggi dan pohon tumbang," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Ramlan Djambak.
Ramlan menjelaskan wilayah Kepri juga terdampak Siklon Tropis Senyar dan Koto sama seperti Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar). Hanya saja, lanjut dia, dampak di wilayah Kepri tidak sebesar yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang saat ini tengah dilanda bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem.
Siklon Tropis Senyar dan Koto ini perlu diwaspadai karena siklon tropis ini masih terus bergerak, jika pergerakannya menuju Laut China Selatan (letak Provinsi Kepri), dampak serupa bisa dialami Kepri.
Dalam 6-12 jam ke depan, intensitas angin diprediksi meningkat hingga sekitar 35 knot (65 km/jam) sehingga peluang Senyar untuk kembali menjadi siklon tropis kategori 1 berada pada kategori tinggi. Dalam 24 jam selanjutnya, intensitas relatif stabil dengan kecepatan angin 35 knot (65 km/jam), lalu berpotensi melemah dalam 48 jam.
Siklon Tropis Senyar dan Koto ini berpotensi menimpa wilayah Indonesia, khususnya Kepulauan Riau. Hingga 29 November 2025 pukul 07.00 WIB, potensi dampak terhadap wilayah Indonesia meliputi hujan dengan intensitas lebat-sangat lebat di wilayah Kepulauan Riau dan Sumatera Barat, angin kencang di wilayah Kepulauan Riau, serta tinggi gelombang kategori sedang (1,25-2,5 m) dan tinggi gelombang kategori tinggi (2,5-4,0 m) di wilayah Perairan utara Kep. Anambas.
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah Kepulauan Riau mewaspadai dampak Siklon Tropis Senyar dan Koto yang berpotensi terjadi hingga tiga hari ke depan. "Dampak dari siklon adalah berkumpulnya awan potensi hujan, angin kencang yang dapat memicu gelombang tinggi dan pohon tumbang," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Ramlan Djambak.
Ramlan menjelaskan wilayah Kepri juga terdampak Siklon Tropis Senyar dan Koto sama seperti Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar). Hanya saja, lanjut dia, dampak di wilayah Kepri tidak sebesar yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang saat ini tengah dilanda bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem.
Siklon Tropis Senyar dan Koto ini perlu diwaspadai karena siklon tropis ini masih terus bergerak, jika pergerakannya menuju Laut China Selatan (letak Provinsi Kepri), dampak serupa bisa dialami Kepri.