Cisarua, Jawa Barat - Satu ratus siswa dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA di Kabupaten Bogor Tengah (KBB) digugurkan makanan ringan guna uji MBG (Makanan Bantu Gizi) yang diberikan oleh pemerintah. Menurut data dari Direktorat Jenderal Pangan dan Pestisida, sebanyak 136 orang siswa tersebut mengeluh gejala keracunan makanan setelah mengonsumsi MBG di sekolah.
Saat ini, beberapa siswa tersebut masih berada di rumah sakit karena gejala-gejala seperti sakit perut, diare, dan pusing. Tim kesehatan yang dikejar memastikan bahwa semua kasus tersebut merupakan kasus asli keracunan makanan.
Ternyata, kondisi MBG yang diselenggarakan oleh Pemerintah ini telah menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua. Mereka khawatir mengenai kualitas makanan yang diujikan kepada anak-anak mereka. Selain itu, kejadian ini juga menjadi perhatian bagi masyarakat umum yang merasa bahwa penggunaan MBG sebagai alternatif pangan untuk anak-anak belum tepat.
Pada kesempatan ini, kami menawarkan beberapa tips mengenai cara memilih dan menyimpan makanan dengan aman. Maka dari itu, para orang tua diharapkan untuk lebih berhati-hati saat membeli pangan bagi anak-anak mereka.
Saat ini, beberapa siswa tersebut masih berada di rumah sakit karena gejala-gejala seperti sakit perut, diare, dan pusing. Tim kesehatan yang dikejar memastikan bahwa semua kasus tersebut merupakan kasus asli keracunan makanan.
Ternyata, kondisi MBG yang diselenggarakan oleh Pemerintah ini telah menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua. Mereka khawatir mengenai kualitas makanan yang diujikan kepada anak-anak mereka. Selain itu, kejadian ini juga menjadi perhatian bagi masyarakat umum yang merasa bahwa penggunaan MBG sebagai alternatif pangan untuk anak-anak belum tepat.
Pada kesempatan ini, kami menawarkan beberapa tips mengenai cara memilih dan menyimpan makanan dengan aman. Maka dari itu, para orang tua diharapkan untuk lebih berhati-hati saat membeli pangan bagi anak-anak mereka.