Bencana Banjir di Sumut: 34 Orang Meninggal, 52 Warga Hilang
Kerusuhan banjir dan longsor terus memanas di Sumatera Utara, dengan total korban mencapai 175 orang. Menurut Kombes Pol Ferry Walintukan, sebanyak 34 orang meninggal dunia, sementara 52 warga masih dalam pencarian.
Bencana alam ini meluas hingga 12 kabupaten/kota di Sumut, termasuk Madina, Nisel, Pakpak Bharat, Sergai, Tapteng, Tapanuli Utara, Nias, Tapsel, Humbahas, Padangsidimpuan, Sibolga, dan Langkat. Jumlah korban meninggal dunia terbesar terjadi di Tapanuli Selatan, dengan 17 orang meninggal.
Selain itu, sisa-sisa 73 warga mengalami luka-luka di daerah yang sama. Sementara itu, di wilayah Humbang Hasundutan (Humbahas), sebanyak 6 korban meninggal, termasuk 2 yang hilang. Di Pakpak Bharat, hanya 2 warga yang meninggal akibat longsor.
Polda Sumut telah menurunkan 1.030 personel untuk penanganan darurat, termasuk Polres, Ditsamapta, Satbrimob, Bidtik, dan Biddokes. Tindakan darurat yang dilakukan meliputi evakuasi korban, pengaturan lalu lintas di titik longsor, serta pencarian warga hilang bersama BPBD dan unsur TNI.
Cuaca hingga hari ini masih berintensitas tinggi, sehingga masyarakat di wilayah rawan bencana harus tetap waspada. Polda Sumut, pemerintah daerah, dan BPBD terus melakukan pencarian korban hilang, perbaikan infrastruktur darurat, serta pemenuhan kebutuhan bagi para pengungsi.
Bantuan kemanusiaan telah dikirim ke wilayah-wilayah yang terdampak, termasuk Taput, Tapteng, dan Sibolga. Posko tanggap darurat mulai dibangun di daerah-daerah paling terdampak untuk mempermudah koordinasi serta distribusi bantuan.
Kerusuhan banjir dan longsor terus memanas di Sumatera Utara, dengan total korban mencapai 175 orang. Menurut Kombes Pol Ferry Walintukan, sebanyak 34 orang meninggal dunia, sementara 52 warga masih dalam pencarian.
Bencana alam ini meluas hingga 12 kabupaten/kota di Sumut, termasuk Madina, Nisel, Pakpak Bharat, Sergai, Tapteng, Tapanuli Utara, Nias, Tapsel, Humbahas, Padangsidimpuan, Sibolga, dan Langkat. Jumlah korban meninggal dunia terbesar terjadi di Tapanuli Selatan, dengan 17 orang meninggal.
Selain itu, sisa-sisa 73 warga mengalami luka-luka di daerah yang sama. Sementara itu, di wilayah Humbang Hasundutan (Humbahas), sebanyak 6 korban meninggal, termasuk 2 yang hilang. Di Pakpak Bharat, hanya 2 warga yang meninggal akibat longsor.
Polda Sumut telah menurunkan 1.030 personel untuk penanganan darurat, termasuk Polres, Ditsamapta, Satbrimob, Bidtik, dan Biddokes. Tindakan darurat yang dilakukan meliputi evakuasi korban, pengaturan lalu lintas di titik longsor, serta pencarian warga hilang bersama BPBD dan unsur TNI.
Cuaca hingga hari ini masih berintensitas tinggi, sehingga masyarakat di wilayah rawan bencana harus tetap waspada. Polda Sumut, pemerintah daerah, dan BPBD terus melakukan pencarian korban hilang, perbaikan infrastruktur darurat, serta pemenuhan kebutuhan bagi para pengungsi.
Bantuan kemanusiaan telah dikirim ke wilayah-wilayah yang terdampak, termasuk Taput, Tapteng, dan Sibolga. Posko tanggap darurat mulai dibangun di daerah-daerah paling terdampak untuk mempermudah koordinasi serta distribusi bantuan.